Perkenalkan, Isi Card to Post … ;)

Sebagian besar lagu yang tersusun di mixtape ini dirilis oleh teman-teman Salamatahari. Setiap mereka pernah ditulis di zine-zine-an online ini dan meninggalkan kesan sendiri-sendiri bagi Salamatahari. Salamatahari perkenalkan, ya … =D

Berangkat dari musik-musik grunge yang cadas dan jangjrowokan, Galih beralih ke musik folks yang lembut dan jauh lebih tenang. Makhluk bohemian dengan rumah portable ini memilih musik sebagai jalan hidupnya dan total bersetia di sana hingga saat ini. Hampir sepuluh tahun Dea bersahabat dengan Galih, melewati hal menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mengikuti perjalanan dan transformasi bermusiknya sejak masih grunge hingga saat ini. Sejak dulu kekuatan musik Galih ada di liriknya yang terkesan sederhana tapi dalam dan luas. Galih menciptakan soundtrack “Salamatahari” jauh sebelum zine-zine-an ini rilis. Kini lagu itu sering dibawakan dalam format meriah oleh Deugalih and Folks. Galih cukup sering hadir di zine-zine-an online Salamatahari, antara lain di edisi 15: Broken dan edisi 58: Even(t).



karnatra
KarnaTra artinya keturunan Karna sang dewa matahari. Band Jakarta yang terdiri dari Ndit (vokal), Rachim (bas), Puguh (gitar), dan Bryan (synthesizer) ini menyebut musik mereka sebagai rock yang hangat dan penuh cinta. Seperti Galih, lirik menjadi salah satu kekuatan di lagu-lagu mereka. Terutama di awal perjalanan Salamatahari, dukungan KarnaTra adalah suplemen yang membuat zine-zine-an ini belajar menjejak. Lagu “Heroin” yang direview di Salamatahari edisi 03: Memakai Payung adalah lagu yang menjadi mood booster di saat-saat yang sulit =)

Seniman yang banyak membuat karya-karya parodi ini berbintang Gemini, sama seperti Sundea. Di dalam perjalanan Salamatahari, dia adalah teman berbagi inspirasi spontan dan tertawa-tawa sampai gila. Beberapa karyanya adalah video reg spasi (bener nggak, sih, Cup judulnya itu?), lagu “K.O.N.T.E.M.P.O.R.E.R”, dan yang paling gres “Goban”, parodi film super hero Jepang “Gaban” dengan subtitle ala Ucup. Ucup juga beberapa kali hadir di Salamatahari. Di hari ulangtahunnya, ia menjadi inti cerita di inti matahari dan diwawancara sebagai penyalamatahari. Intip Salamatahari edisi 75: Rasa Buah

Tesla alias Echa adalah gitaris jazz muda yang jenius dan idealis. Setiap Echa bercerita tentang karyanya, Dea selalu ikut senang melihat matanya yang bersinar-sinar dan semangatnya yang tumpah ruah. Echa sempat berkolaborasi dengan Grace Sahertian, dengan Ivan, Gega, dan Dani dalam album jazz eksperimental “Dig This”, dan baru-baru ini memadukan musiknya dengan kesenian Bali bersama Mahagotra Ganesha. “Rain on Meadow” adalah lagu pertama Echa yang direview di Salamatahari. Intip Salamatahari edisi 42: Semoga Cepat Sembuh. Salamatahari juga mereview album kolaborasinya dengan Grace di edisi 60: Rahim dan lagu”What We Missed”-nya di edisi 68: Taman dan Kebun.

Band asal Bandung yang terdiri dari Ay (vokal), Rangga (vokal dan gitar), Ken (gitar), Pierre (bas), dan Aryo (drum) selalu melahirkan lagu-lagu yang lincah, ceria, dan playful. Ada kesamaan karakter yang membuat band ini dekat dan dapat secara alamiah dukung mendukung dengan Salamatahari. Baby Eats Crackers menjadi penyalamatahari di edisi 45: Menelan. Cerita tentang peluncuran EP pertamanya pun hadir di Salamatahari edisi 47: Sampah Pemuda.

 
Hingga sekarang, duo musisi tekno yang terdiri dari Nobie dan Angkuy ini adalah salah satu kesayangan Salamatahari. Chlid-like spirit, ketulusan, kerendahhatian, dan konsistensi berkarya mereka selalu menjadi inspirasi bagi Salamatahari. Salamatahari dan Bottlesmoker mulai akrab sejak Salamatahari edisi 37: If There’s no Neverland, berlanjut dengan dukung-mendukung dalam berkarya. Bottlesmoker cukup sering hadir di Salamatahari antara lain di edisi 38: Menangis, Menang Is dan edisi 69: Bening. Salamatahari sempat juga diajak merespon album “Let’s Die Together in 2012” dalam pameran bertajuk sama. Cerita tentang pameran ini hadir di Salamatahari edisi 85: Selamat.

White Shoes and The Couples Company adalah band bernuansa retro yang terdiri dari Sari (vokal), Ale Hussein (gitar dan vokal latar), Rio (gitar dan synthesizer), Ricky (bas, cello, vokal latar), Mela (synthesizer, piano, keyboard, Hammond, viola, vokal latar), John Navid (durm, perkusi, marimba, tipani). Band yang mengisi soundtrack film-film keren antara lain “Janji Joni” ini adalah salah satu band favorit Dea. Selain skillful, musik mereka membumi dan nyaman di telinga dan perasaan. Album mereka, “Vakansi” direview di Salamatahari edisi 49: V for Victory.

“Teman sebangku itu orang yang paling dekat dengan kita,” kata Doly, salah satu personil Teman Sebangku. Musik-musik dari duo yang terdiri dari Doly (gitar) dan Sarita (vokal) manis, hangat, bersahaja, dan kuat secara lirik. EP mereka yang direview di Salamatahari edisi 82: Usinda, merupakan salah satu EP yang Dea rekomendasikan jika kalian mencari hadiah pernikahan =D . Beberapa waktu yang lalu Teman Sebangku menggarap klip musik mereka di Anak Pelangi Indonesia, pre-school tempat Dea sempat mengajar. Intip ceritanya di Salamatahari edisi 92: Jobs.

Sundea

Komentar