Testimonial

Pameran Let’s Die Together in 2012-

-Common Room, 16-28 Agustus 2011-

If life is so short
why don't you let us love you
before we run out of time

2012 Transportation? - Ageng Purna Galih

Ada cerita yang manis di balik kalimat yang terdengar provokatif ini: “Let’s Die Together in 2012”. Saat mampir di negeri tirai bambu dalam Asian Tour-nya, Bottlesmoker bertemu dengan orang-orang yang menganut kepercayaa bahwa kehancuran total akan datang di tahun 2012; terdengar kelam dan destruktif, ya? Padahal, ketika bersentuhan secara personal dengan penganut kepercayaan itu, Bottlesmoker justru menemukan ketulusan berbagi serta keutuhan menghargai hidup. Bottlesmoker disambut dengan segala yang terbaik seakan tak akan ada lagi hari esok. Duo musisi yang mengaku sempat berburuk sangka pada teman-teman di Cina merasa malu.

Pengalaman mengesankan ini menginspirasi Bottlesmoker untuk memberi tajuk “Let’s Die Together in 2012” untuk album terbaru mereka. Peluncurannya pun tidak biasa. Empat belas seniman lintas disiplin dan lintas generasi diajak untuk merespon album mereka. Lalu lahirlah empat belas karya yang sangat beragam. Mulai dari delapan potong karya vektor dua meter Taufik Akbar alias Fikart sampai boneka-boneka bantal mungil Wawbaw Series karya Ageng Purna Galih. Mulai dari instalasi karya seniman senior Deden Sambas sampai buku aktivitas karya penulis yang belum pernah membuat karya seni rupa seperti Sundea. 



Haya satu yang menghubungkan keempat belas seniman ini: kedekatan personal mereka dengan Bottlesmoker. Mungkin karena itulah setiap karya lebih seperti semacam testimonial dan doa penuh kasih untuk Bottlesmoker. Karenanya, meski keberkaryaan tiap seniman dibebaskan begitu saja, pada akhirnya di ruang pamer kesemuanya bertaut seperti saudara.

“Karya saya berwarna biar spesial dan berbeda dari karya-karya sebelumnya. Lebih menceritakan sisi personal semangat untuk 2012, biar tambah wibowo. Warnanya menyala karena ini seperti poster-poster propaganda di Cina. Nggak sengaja kesorot sama karya Phoenix-nya Oom Gustaff, jadi warnanya lebih nonjol dan artistik,” ungkap Amenk Mufti Priyanka mengenai karyanya, “Gelagat Optimismo The Loh Jinawi”. 

2012-tambah-wibowo
Gelagat Optimismo Loh Jinawi - Amenk Mufti Priyanka

Seakan sudah berembuk sebelumnya, drawing-drawing di sisi kiri pintu masuk pun membentuk komposisi dengan sendirinya. Drawing minim warna agak memerindingkan khas Ken Terror, Heickal Alkatiri, dan Ykha Amelz dijembatani oleh karya cukil kayu Sir Dandy menuju karya manis warna-warni Marina Tasha.



Sebagaimana Bottlesmoker yang tulus dan kekanakan, karya-karya testimonial ini secara umum tak memandang kematian sebagai sesuatu yang demikian muram. Doly Harahap (Foto Bareng) dan Fikart (Let’s Die To Get Her) menggambarkan bagaimana hidup yang singkat harus diisi dengan sesuatu yang keren seperti befoto bareng idola dan berjuang habis-habisan untuk gadis yang ditaksir. Karya konseptual Muhammad Akbar (Electricity: The Reminiscence) menjajarkan lampu-lampu kecil warna-warni yang hidup dan mati bersama-sama di dinding ruang pamer. Duo Recycle Experience yang terkenal dengan karya robot-robotannya, juga membuat karya bersemangat yang warna-warni “Yes, We Grow from Two Become One”.


Karya Fikart dan Recycle Experience

Setiap karya dalam pameran ini rela membunuh keakuan mereka untuk menjadi kekamian yang mengucapkan selamat kepada Bottlesmoker. Ini adalah testimonial yang saling bertaut seperti manik-manik yang teronce untuk menjadi kalung dan gelang. Kamu harus datang dan melihat mereka sebagai satu kesatuan.

“Let’s Die Together in 2012” adalah pernyataan kasih dua arah. Dan karena saya membuka artikel ini dengan cuplikan lagu If Life is So Short dari The Moffats, saya akan menutup dengan lanjutannya,

If life is so short
Love is a word that explains how we feel for you

Bottlesmoker, selamat mati kemudian hidup kembali sebagai cerita yang tak akan pernah ada habisnya …

Bukupukupu - Sundea

Sundea

Foto karya Amenk dirampok dari sini

Pameran “Let’s Die Together in 2012” ada tumblr-nya di sini

Pameran Let’s Die Togther in 2012 masih berlangsung hingga tanggal 28 Agustus ini di Common Room, Jln. Kyai Gede Utama no. 8, Bandung.

Komentar