Kemudian saya menyebut gadis itu “Gadis Kelinci”.
Ia bukan Gadis Marathon. Karenanya ia beraktivitas di jarak pendek, hanya dalam wilayah kecil J.Co Plaza Semanggi. Sambil bekerja bersama editor saya, saya tak lepas mengamati Si Gadis Kelinci. Ia menawarkan sisa gantungan kelincinya kepada pengunjung yang datang silih berganti. Ada yang membeli, ada juga yang sekedar melihat-lihat saja. Saya memotretnya.
Ketika Gadis Kelinci tak sedang melompat-lompat ke mana-mana, saya memanggilnya.
“Boleh aku foto, nggak ?” tanya saya.
Gadis Kelinci terlihat bingung. Setelah saya menunjukkan kamera saya, barulah tersenyum lucu sambil mengangguk-angguk; membiarkan saya memotretnya bersama sisa dagangannya.
“Nama kamu siapa ?” tanya saya lagi.
Gadis Kelinci kembali terlihat bingung. Tetapi kemudian ia melakukan gerakan isyarat seperti menulis. Resita, editor saya, cepat tanggap. Ia menuliskan pertanyaan saya di atas kertas dan Gadis Kelinci membalasnya:
… dengan huruf-huruf yang tidak dimengerti oleh Resita maupun saya.
“Ini artinya apa ?” tanya saya.
Gadis Kelinci malah mengangguk-angguk.
“Ng … iya, deh. Kalau gitu makasih, ya,” ujar saya akhirnya.
Setelah Gadis Kelinci pergi, saya mengamati gantungan kunci kelinci yang tergeletak di atas tisu J.Co. Saya suka teks yang tertulis di atas tisu tersebut: “Don’t lose your ideas. Quickly write them down!”
Malam itu juga saya berencana menuliskan cerita Gadis Kelinci ini sebelum ia melompat keluar dari kepala saya dan berlari marathon hingga tak lagi terkejar …
Sundea
Komentar
Pasti bikin harimu jadi nggak biasa
Jgn. percaya kalo Friday the 13th horor dan bawa sial ...
kalu sedang beruntung suatu hari mungkin bertemu lagi :)