Nuansa perayaan Idul Fitri mulai reda. Arus balik mengantar pemudik meninggalkan kampung halamannya, kembali kepada rutinitas yang memberi mereka hidup. Keluarga besar yang tadinya berkumpul rapat, kembali sepai seperti remah. Tiap individu kembali kepada dirinya masing-masing.
Setelah saling bertukar maaf dengan kerabat dan keluarga, kini saatnya kita meminta maaf pada diri kita sendiri. Adakah kegagalan-kegagalan yang masih membayangi? Kesalahan masa lalu yang membuat kita takut melangkah? Atau tindakan yang menimbulkan dampak sosial-psikologis terhadap diri kita sendiri?
Sadar ataupun tidak, kadang-kadang kita menghukum diri lebih keras daripada Tuhan yang maha pengampun. Kita berhenti pada penyesalan, namun lupa memaafkan.
Sesal adalah pintu menuju kesadaran,
tetapi maaf adalah gerbang menuju kebebasan.
Maka, semoga langkah kita cukup panjang dan hati kita cukup lapang …
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea
Komentar