Wacana di Bahu Ayah Beruang

Ayah Beruang berjalan menyusuri hutan menggendong carrier besar. Anak Beruang mengikuti di sebelahnya.

“Isinya apa, Ayah?” tanya Anak Beruang sambil melompat-lompat, berusaha menjajari langkah Ayah Beruang yang lebar dan cepat.
“Isinya wacana, Anak Beruang, berliter-liter wacana,” sahut Ayah Beruang.

Ayah Beruang menyandang carrier itu sendirian. Anak Beruang yang berlari-lari di sisinya ingin membantu.
“Sini, Ayah, aku bantu angkat, ya,” kata Anak Beruang sambil berlari ke belakang Ayah Beruang.




Anak Beruang dan Ayah Beruang berjalan memintas hutan dengan berliter-liter wacana dalam carrier Ayah Beruang. Jika lapar, mereka berhenti sebentar untuk menyantap wacana itu.

“Kita habiskan saja, yuk, Yah, daripada berat-berat dibawa,” ajak Anak Beruang sambil memasukkan kepalanya ke dalam carrier untuk memilih-milih wacana yang paling menggugah selera.
“Kita akan muntah-muntah kalau menghabiskan wacana itu sendiri, Anak Beruang,” kata Ayah Beruang, “Lagipula, wacana ini untuk dibagikan kepada binatang-binatang lain. Kita mengosongkan ransel Ayah pelan-pelan saja.”
“Kalau binatang-binatang itu tidak mau?” tanya Anak Beruang dengan mulut belepotan topping cokelat wacana.
“Ayah akan membawa wacana-wacana itu di bahu dan menanamnya di tempat yang tepat …”

Ada komitmen antara Ayah Beruang dan berliter-liter wacana yang disandangnya. Dari Ayah Beruang, Anak Beruang belajar tentang passion, keyakinan, dan kesetiaan. Diam-diam Anak Beruang merekam perjalanan itu di dalam hatinya dan bertekad menjadi beruang seperti itu juga jika sudah besar nanti.

Bahu Ayah Beruang kuat sekali. Anak Beruang jadi ragu tenaga beruang kecil ada gunanya. Akhirnya Anak Beruang memutuskan untuk berjalan saja di sisi Ayah Beruang dan belajar menjadi setia dengan menutur langkah ayahnya secara konsisten.

Tiba-tiba Anak Beruang mendapat ide, “Ayah, ayah, aku akan menyanyi saja untuk ayah...”

Sambil melompat-lompat, Anak Beruang menyanyikan lagu-lagu gembira yang membangkitkan semangat. Ia berharap itu meringankan beban di bahu Ayah Beruang dan membuat Ayah Beruang lebih gembira.

Ayah Beruang membawa berliter-liter wacana di bahunya entah sampai ke mana. Anak Beruang tidak tahu, tapi ia percaya pada ayahnya.

Anak Beruang terus bernyanyi-nyanyi dan bernyanyi-nyanyi dan bernyanyi-nyanyi. Itulah bantuan yang dapat diberikan seekor anak-anak.

Sundea

With love and support for Dad …

Artwork: Seorang temen yang dulunya komikus dan ilustrator, udah lama nggak gambar , kerja di Jakarta, dan ngerasa butuh alesan lagi buat ngegambar. Menurut Dea, karakter gambar dia  malahjadi lebih kuat.dan menarik sekarang .Ayo, dong, gambar lagi, semangat, semangat  ... =)

Komentar

Dega mengatakan…
Ooohhh... Mari kita terus bernyanyii!! ^^V
Sundea mengatakan…
Ayo, Kupu-kupu, ikut nyanyi =)
Aldriana mengatakan…
yah, kok cerita anak beruang yg ini ga ada gambarnya, Dea? tp tetap suka kok, hehe.. * sambil ikutan nyanyi bareng anak beruang* :))
Sundea mengatakan…
Iya, soalnya yg ini belum ada yg ngegambarin, Dian *grin*
Sundea mengatakan…
Sekarang cerita ini udah ada ilustrasinya. Baruuu ... aja dikasih sama temen =)