Norvan Pecandupagi tahu persis ketika kata “salamatahari” pertama kali dicetuskan pada tahun 2003. Ia jugalah yang kemudian menawarkan ilustrasi untuk buku “Salamatahari” yang pertama, mengajak Dea bergabung dengan “Minor bacaankecil”, dan … menghadiahi nama “Sundea” kepada Dea. “Sundea artinya Dea matahari, Sunday Minggu, dan es krim Sundae, tiga hal yang menyenangkan,” kata pembuat komik “Supercondom” dan “Pamali” tersebut ketika itu.
Kini Norvan terbaring sakit karena kanker pankreas stadium 4. Wawancara yang kau baca ini dilakukan dengan balas membalas sms …
Norv, apa kabar?
Berjuang ikhlas karena Alloh ngelawan kanker ini …
Gimana keadaan lu sekarang?
Kanker pankreas stadium 4. Lambung luka-luka, usus bengkak, dan hati mengeras …
Moga-moga hati yang ngerasa banyak hal nggak mengeras juga, ya, Norv …
Amiiin …
Norv, apa pendapat lu tentang Salamatahari?
Sahabat lama gue sampe sekarang …
Apa yang bikin lu waktu itu mau bikin ilustrasi buat Salamatahari?
Karena segala hal tentang Salamatahari itu menyenangkan, proses dan grasak-grusuknya jadi kaleum. Fun. Gue juga bangga sebagai yang pertama.
Gue juga bangga Salamatahari digambar sama elu, Norv. Apa moment favorit lu selama ngerjain Salamatahari?
Ngeraba-raba awalnya harus gaya kayak gimana. Gw lakuin di bis mau ke Bogor, ngunjungin cewek gue dulu di Bogor, terus gue diusir karena ada salah paham, tidur di terminal sambil baca-baca naskah Salamatahari, oret-oret, ngelamun, dingin … blablabla …
Jadi … yang mana moment favoritnya?
Dramatisnya itu, De, ada sedih, haru, setiap ingat itu …
Terus kalo moment yang paling nggak asik yang mana?
Gw sempet drop di tengah-tengah karena patah hati tadi … hehe. Ngurung diri di toko buku gue yang tutup terus, gelap, ga ada kehidupan, ga makan, ga ngapa-ngapain, norak bangetlah. Pemuda.
Hahaha … pantes, ya, ada masa elu susah banget dicari-cari dan Salamatahari 1 sempet terkatung-katung nasibnya. Terus yang bikin lu akhirnya keluar dari situasi galau itu apa?
Gue pindah kos ke Dago Timur bareng temen-temen. Suasana baru yang keren. Ngekos sama band gue, Sheat. Weed. Pemandangan mantap dan ninggalin Jatinangor yang busuk … hahahaha …
Hahaha … gelo lu. Terus di kos baru dapet inspirasi apa buat Salamatahari?
Banyak. Mulai dari halaman yang ditaro di gambar semut yang pindah-pindah tempat di tiap halaman, cover yang pake gambar awan beneran, dan banyak lagilah ….
Lu punya konsep tertentu buat keseluruhan ilustrasi Salamatahari?
Anak-anak cumi-cumi.
Hah? Maksudnya?
Pokoknya konsep kanak-kanak riang gembira tertawa-tawa hahahaha ….
Ada nggak lagu yang ngingetin lu sama Salamatahari?
“Lee Lou” / Sheath. Take-nya di tengah-tengah proses finishing buku itu. Lagunya tentang cinta seberang negara gitu.
Wehehehe … kalo hal yang ngingetin lu sama Salamatahari?
Perjuangan gue bangkit dari keterpurukan cinta … hahahaha …
Hahaha … terakhir, mau dikasih ucapan apa sama Salamatahari?
Doain gue cepat sembuh!
Pasti, Norv, setiap hari nggak akan putus …
Sebuah perasaan yang terletak di antara sedih dan damai terbit setelah Dea selesai menulis wawancara ini. Entah apa. Singkat. Karena “moment” memang selalu singkat namun biasanya menentukan banyak hal yang datang kemudian.
Semoga cepat sembuh, Norv-norv, kami semua sayang padamu …
Teman-teman, sambung rantai doa ini dengan doamu juga, ya …
Sundea
foto Norvan dirampok dari facebook Norvan Pecandupagi
Komentar
Semoga cepet sembuh..
Saya ga kenal Norvan, cuma pernah liat dia promosiin buku Pamali di Book Fair Jakarta. Dan cukup terkesan.
Nice post, Dea... :)
Dimakamkan di TPU Nagrog, belakang Pasar Ujungberung ke atas. Di atas bukit dan banyak pohon.
Istirahat yang teduh ...
kami dari
smp peradaban serang
kami turut berduka cita
atas meninggalnya
norvan pecandu pagi
" semoga di terima di didi NYA....!!
Mg Allah meramhmatimu. Amien.
Ah..., teringat jelas waktu pertama kali ia 'pamer' Supercondom-nya. X sy bukan termasuk org yg pertama dikasih lihat komiknya itu namun melihatnya bersemangat menjelaskan karyanya itu, hmm, membuat sy pun ingin bisa orat-oret. Tp x sy mmg tidak berbakat, cm bisa bikin 'skets' [mirip vignet] yg untungnya lmyan jg disukai byk org.
Hm... kakak angkatan namun ia jg kuliah di jurusan lain [klo g keliru ingatan sy] sehingga kyknya ia byk tercecer kuliah di Sastra Indonesia. Ah..., ingatan ttg tingkah cuek dan konyolnya serta kemampuan 'mengkomikkan diri' itu membuat rs tersekat di dada dan tenggorokan ini.
Meski saya SANGAT telat tahu tentang kabar terakhirnya [[kabar inipun dr seorang Kakak sekaligus Sahabat [baca: Rhinoza]], setidaknya kenangan 'sesekali duduk dan bercerita' bersama Norvan, adalah satu hal yg sangat berharga.
Selamat jalan Norv, mg Allah memudahkan urusan dunia dan akhiratmu.
Amien.
Namaku Pualam