Semangat Go Grin dalam Karya Amenk Mufti Priyanka

Amenk Mufti Priyanka adalah seniman yang kerap amenk mengangkat tema romantisme urban. Kita minimal tersenyum melihat gambar ala ilustrasi truk jalur Pantura atau sticker angkot dalam karya-karya Amenk. Ketika diwawancara untuk www.salamatahari.com edisi “Go Grin”, baru disadari bahwa di balik karya-karyanya yang jahil, Amenk ternyata seorang pemuda yang … lumayan serius.

Pertanyaan paling umum dulu, nih, Menk … apa konsep dari karya-karya lu?
Bicara konsep dalam karya, saya cenderung mengangkat tema “Romantisme Urban”. Awalnya lebih ingin mengangkat kejadian keseharian masyarakat kota pada umumnya, di sisi lain juga gua banyak mengolah adegan tertentu ataupun kejadian khusus di benak sendiri lewat imajinasi ( ide – intuitif – eksekusi ) dan semua itu akhirnya bisa dituangkan pada visual.

Seperti sticker angkot dan gambar-gambar di truk, karya kamu juga nggak lepas dari teks. Nah, gimana posisi teks di karya kamu?


Pada kenyataannya, teks di karya gua lebih menampilkan sisi artistik personal dalam proses berkarya. Kalopun menjelaskan ilustrasinya, pada struktur kalimatnya banyak tersirat implementasi diksi – diksi mbeling, ataupun kalimat yang mengandung makna - makna eksplisit hingga subversif. Gua menikmati banget sensasi – sensasi absurd yang gua kembangin sendiri. Ada semangat “kegilaan “ intuitif yang dapat dikembangkan secara liar; lebih liar daripada yang berkembang di benak orang pada umumnya.

Apa aja yang menginspirasi karya kamu?
Kejadian sehari – hari, majalah fashion / musik jaman dulu, film – film cult, ruas – ruas gang ataupun jalanan di kawasan padat penduduk yang kumuh, skandal percintaan, film – film blue yang hard core banget, kemben melorot sang biduan dangdut koplo di panggung 17 agustusan, cerita esek – esek di koran gurem, video klip musik minor daerah dengan modal murah, ikon lokal, ballroom blitz cafĂ© remang – remang khusus gay, novel dewasa, preman mabuk akan alkohol buatan lokal dan meresahkan, residivis kambuhan, komik wayang dan musik. Kalo seniman yang sangat menginspirasi di antaranya : Tisna Sanjaya, Raymond Pettibon, Eko Nugroho, Charles Burns, Andry Mochammad, Jim Supangkat, Frank Kozik, Jan Mintaraga, Shepard Fairey, Onong Nugraha dan Tatang Suhendar.

Wooow … banyak juga, ya … ngomong-ngomong udah pameran, dong, Menk? Di mana aja?
Paling sekitar Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Lebih jauh itu belum pernah heheheh niat sikhh bisa melancong ke luar negeri, doain ajaah. Dan kalo masalah juara – juara gitu perasaan belum pernah dech hahahahaha …
Terus, selain melancong ke luar negeri, apa lagi harapan kamu sebagai seniman yang berkarya?
Soal harapan sihh gua ga muluk – muluk, harapannya karya gua bisa dikenal lebih luas di berbagai kalangan dan yang lebih spesifiknya pengen bisa masuk terbaca literasi wacana seni rupa kontemporer Indonesia. Amien ;)
Amiiien … kalau tentang tema Salamatahari minggu ini, “Go Grin”, pendapat kamu apa …?
Go Grin bagi gua seperti halnya melihat sesuatu “ freak “ yang terkesan memaksakan tapi eksentrik adanya. Tapi ada kesadaran lain yang bisa terangkat ketika si “Go Grin” itu punya makna maupun esensi nan artistik. Itu yang buat nilainya lebih aduhay enak disimak dan dinikmati dengan seksama. 

Jadi karya-karya kamu “go grin”, nggak?
Hmmm you’ve got the vote about that, enjois hehehehe …

Hahaha … yo’i. Btw, Menk, pertanyaan-pertanyaan gua barusan basi, ya?
Basi?! Hhmmm iya sikhh hahaha tapi ga juga akhhh …

Basi, lagi, Menk. Gimana, dong …?
Kalo yang basi mau bermanfaat bagi semua,yang jelas bikin sesuatu yang bikin ngehibur orang dan mengemasnya lewat suguhan yang lebih extra – ordinary … duh malah gua ngerasa basi nich hahaha …

Apa perlu kita masukin kulkas aja, ya … ?
Waaakhh pertanyaan yang mantep nich ;p kalo emg basi yaaa masukin kulkas griya atau masukin ke kulkas Pak SBY, kayaknya kulkas presiden lebih dingin tuch …

Hahahaha … kayaknya iya. Yuk kita ke Griya ato ke rumah SBY … 

Di penghujung wawancara, Dea meminta Amenk membuat art work yang merespon wawancara kami hari itu. Inilah hasilnya:

lean-on-me
Title : Lean on Me ( just crooch crooch me hufft )
Media : China Ink on Paper
Size : 21 cm X 29,7 cm
Year : 2010

Apa yang ada di benakmu ketika melihat karya ini? Cukup “go grin”-kah menurutmu? 

Sundea

atau kirim email ke muftipriyanka80@gmail.com

Komentar

MUHAMMAD AKBAR mengatakan…
go grin core menk... hehehe
Sundea mengatakan…
Yeah! Hidup Romantisme Urban!