“Hun, yang bikin anak kena Cerebral Palsy itu apa?”
“Macem-macem, antara lain kalau waktu lahir dia nggak nangis dalam waktu lama.”
Sepupu saya yang mengambil jurusan psikologi anak kemudian bercerita tentang fungsi menangis pada bayi yang baru lahir, “Setelah keluar dari rahim, dia harus nangis supaya paru-parunya berkembang dan oksigen masuk ke dalam tubuh, antara lain ke otak.”
Meski sering dipandang sebagai sesuatu yang tidak tegar, menurut saya menangis justru dapat membuat seseorang lebih tegar. Ia adalah reaksi sehat terhadap sesuatu, sebuah effort untuk berterima sekaligus menghadapinya.
Minggu ini www.salamatahari.com menghadirkan posting seputar “menangis” dan “menang is”. Ada angkasa yang menangis dan Indoensia raya yang meniup tuhan, ada suka duka Bottlesmoker yang berteguh dengan prinsip free share-nya, ada boneka monyet tanpa hidung yang hampir menangis, dan ada Free your Mind yang menangis kuat-kuat menyapa dunia di hari kelahirannya.
Indonesia pun baru saja merayakan hari jadinya yang ke-65. Ia menyulam diri bersama masa, menisik peristiwa manis dan pahit, lalu menciptakan kamu yang kamu dan saya yang saya. Tahun ini mari menangis untuk bangsa ini sambil meredefinisi menang yang direbutnya berpuluh tahun silam.
… lalu biarkan air mata kita jatuh di tanah-tanah kering. Percayalah bahwa “menang is” akan menciptakan pohon berdaun awan yang tumbuh sejajar matahari …
Dirgahayu Republik Indonesia,
salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea
Komentar
Keren Dea!
Bener banget..
Menangis jauh lebih baik dibanding tak bisa menangis! hahaha...
Makasih, ya, Li ... =)
Ha!! ini menarik sekali.
Karena kita semua manusia - senangnya menemukan yang seperti ini lagi...maklum banyak yang sudah dirubah jadi robot di luar sana :D
Thank's, ya ...