Mbak Endang Melenggang dan Berdendang

mbakendang1 Mungkin namanya Endang karena ia suka berdendang dan melenggang. “Waktu kecil saya nari di Cirebon, tapi karena bapak saya pengen punya anak yang jadi artis, saya ke sini, hihihi,” ceritanya kenes.

Hijrah ke Bandung dan mengartis di sekitar lampu merah Dago, dekat Jalan Maulana Yusuf, sejak tahun 80an. “Dari waktu ke Bandung saya udah begini,” kata Mbak Endang, “Saya pernah ditulis di koran, dibilangnya nama asli saya Udin, ke sini buat kerja bangunan. Padahal kalau mau kerja bangunan aja, ngapain ke sini segala ?” ujar Mbak Endang, setengah merengut manja.

Ia kerap menyanyikan lagu artis-artis perempuan seperti Titiek Puspa, Elvi Sukaesih, Rosa, Agnes Monica, dan Ratu. Saya membaca pilihannya itu sebagai sikap dan pernyataan keperempuanannya. “Waktu pertama-tama ke sini, saya nyanyinya lagu Titiek Puspa yang Kupu-kupu Malam. Kalau diresapi bisa sampai keluar air mata. Ibaratnya kan kita ini boneka dunia,” ungkap Mbak Endang.

Ketika lampu lalu lintas kembali merah mencrang, Mbak Endang kembali melenggang dan berdendang. Saya sendiri menyeberang. Bercerita pada teman yang saya mintai bantuan memotret Mbak Endang. “Akhirnya lo tau siapa nama asli Mbak Endang ?” tanya teman saya. “Enggak. Nggak penting. Menurut gua dia ‘Endang’ aja,” sahut saya. “Lo tau dia tinggal di mana ?” tanya teman saya lagi. “Enggak juga. Nggak penting juga,” sahut saya lagi. Bagi saya, yang penting Mbak Endang sudah memilih tinggal pada sebuah identitas yang dia nyatakan dengan yakin. Itu adalah rumah yang dibawanya ke mana saja.

Saya mengamati punggung Mbak Endang yang melenggang.

Dendangnya tertelan suara jalan raya karena mungkin jalan memang merayakannya.

mbakendangdariblakang








To Gide :

Thank's for the time to capture the pictures, ya, G ...

Komentar

Unknown mengatakan…
wah... ternyata artis dkt DSE yg sring bernyanyi dan berjalan centil stiap hari namanya endang...
hoohoh...
gw sring bgt ktmu dya mba (kyanya bkn gw doank, org2 jg knal muka dya secara mba endang artis lampu merah dkt Dapla hhheeehe).
I like this post :)
salamatahari mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
salamatahari mengatakan…
Makasih, ya, Ci ... =D

Iya, dia emang konsisten banget ada di sono, dari taun 80an, coba. Itu yang bikin dia menarik buat diceritain ...
Neni mengatakan…
Dea, i like the idea of "rumah yg bisa dibawa kemana saja." To me, it sounds new and original to tell about identity!

Oh how I'm longing to find "a portable house" of my own so much...*curcol euhh...:-D
Nia Janiar mengatakan…
Deaaa, lu wawancara langsung orangnya? Keren atuh!
Bumi Arie mengatakan…
mbak endang baik ya de? bumi pernah senyumin dia, eh dia juga langsung membalas senyumannya. salut banget, panas2 diketawain orang tapi dia masih bisa ceria. i heart you mbak endang! :)
andika mengatakan…
"Padahal kalau mau kerja bangunan aja, ngapain ke sini segala ?”

:))
salamatahari mengatakan…
@ Neni : Makasih, ya, Nen ... boleh, kok, curhat, nggak usah colongan2 segala juga gpp ... hehehe ...

@ Nia : Iya, Ni. Gpp, kok, orangnya baik. Kayaknya asal kitanya ndektin baik2,dianya baik lagi ke kita ...

@Bumi : Iya, emang baik, kok, Bum. Abis ngobrol, somehow gue ngerasa simpati sama Mbak Endang.

@Andika : Hehehe ...
Mancing Gembira mengatakan…
hadooo...
namanya UDIN toh artinya Ubi Dingin
kalo endang artinya enak ditendang hahaha
Pisss yo
mancing