Perayaan ulang tahun dengan tema “Kedukaan”? Apakah ada? Adaaa, teman-teman, ada. Pada tanggal 14 September 2025 lalu, Gereja Pandu mengangkat tema “Kedukaan” untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-90.
Apa jadinya jika Tim Misa Muda Mudi(TM3) Pandu, yang mungkin satu-satunya paduan suara gereja Katolik dengan iringan band ceria, membawakan lagu sendu bernuansa duka? Apa pula yang membuat kedukaan dipilih sebagai tema?
Salamatahari berusaha mencuri waktu untuk mengobrol dengan pengaba TM3, Jaja, di tengah kesibukannya yang sibuk banget banget banget. Mari kita simak bersama.
Hai, Ja, coba perkenalkan diri.
Januard Benedictus. Biasa dipanggil Jaja. Keseharian jadi guru vokal privat dan pelatih paduan suara.
Kita langsung aja, ya. Kenapa tema konsernya “Kedukaan”?
Iya. Temanya kedukaan. Lebih tepatnya 7 kedukaan Maria. Jadi menurut ajaran gereja Katolik, Bunda Maria mengalami 7 kedukaan yang menusuk ke hati bagai pedang. Nah, dari kedukaan ini Bunda Maria mendapat gelar, Bunda 7 Kedukaan. Gelar itu yang dijadikan nama resmi buat Gereja Pandu. Jadi Gereja Bunda 7 kedukaan. Dan karena tahun ini berulang tahun ke-90 jadilah keidean membuat konser tematik 7 kedukaan yang diambil dari gelar Santa pelindung gereja Pandu.
Btw, di momen sedang sendu di mana-mana, tambah sendu, nggak, nyiapin konser dengan tema “Kedukaan”?
“Dukacita” jelas konsep yang menantang bagi TM3. Anak - anak yang biasanya pecicilan ini dipaksa menjadi mellow. Lagu - lagu yang dipilih pun jelas dominan melankolis, tak bisa pakai musik yang meledak - ledak seperti biasa.
Proses persiapan kalian gimana?
Prosesnya sungguh tidak nyaman. Banyak hal baru yang harus dilakukan. Banyak adaptasi, baik dengan lagu - lagu, maupun dengan satu sama lain. Seakan dalam perjalanan mempersiapkan konser ini, kami yang melakoninya “dipaksa” untuk mengalami langsung makna “duka” dan belajar dari “luka” yang kami dapat di sepanjang jalan.
Jadi apa makna “duka” untuk kamu sendiri, Ja?
Kedukaan itu udah sepaket sama hidup jadi gak bisa dihindari. Dan meskipun gak enak, tapi kehadirannya diperlukan buat nge-shape karakter dan kedewasaan kita.
Ada lagu atau pengalaman spesifik yang berkesan dari konser ulang tahun yang lalu?
Gak ada lagu atau pengalaman spesifik, sih, yang bikin berkesan, tuh, keseluruhan prosesnya sampe semuanya kejait utuh. Dan pas ditampilin di hari-H rasanya puas banget.
Tanggapan penonton gimana?
Semua puji Tuhan berjalan lancar. Dan tanggapannya sangat positif dari para penonton.
Ketika milih bikin konser dengan tema ini, kalian punya harapan apa?
Sebetulnya gak ada harapan spesifik sih. Ketika mau bikin konser ini, pure karena pengen bikin sesuatu yang tematik yang berhubungan sama nama Santa Pelindung Gereja kami. Jadi motifnya sesederhana dan sepolos itu. 😁
Ok. Terakhir banget, deh. Apa pesan untuk pembaca Salamatahari?
Semangat jalanin hidup!
Makasih, Ja!
Keterbatasan waktu membuat wawancara ini tak sempat mengorek terlalu banyak. Jika ingin tahu lebih lengkap mengenai konser ini, silakan mampir ke @tm3pandu. Konsernya memang sudah berlalu, tetapi melalui media sosial mereka, teman-teman dapat meresapi bagaimana kedukaan justru dapat menjadi doa cinta yang paling kuat bagi Gereja Pandu.
Selamat ulang tahun, Gereja Pandu. Terima kasih karena telah berjalan hingga usia ke-90 dan menaungi suka dan duka dengan kasih yang sama besarnya.
--
Foto: Dok. pribadi Jaja
Komentar