Asing

“Dia nikahnya sama orang asing.”
“Hah? Orang asing? Ngeri amat hahaha.”

 

Aku paham konteks “orang asing” yang diucapkan temanku, tetapi sengaja aku memelintirnya.

 

“Orang asing” yang ia maksud tentu saja foreigner, bukan stranger. Seperti yang kita semua ketahui, dalam bahasa Inggris “orang asing” dapat diterjemahkan menjadi foreigner atau stranger. Foreigner mengacu kepada orang-orang yang datang dari luar negeri, sementara stranger mengacu kepada orang yang tidak kita kenal. Namun, stranger dapat bergeser menjadi sejawat, sahabat, kekasih, bahkan anggota keluarga jika kita asuh dalam relasi.

 

Setelah obrolan temanku dan aku berlalu, candaan garingku tak ikut melenggang. Aku jadi mempertanyakan, mengapa bahasa kita tak memisahkan foreigner dan stranger? Mengapa keduanya sama-sama disebut “orang asing”, padahal stranger belum tentu permanen? Kita tahu, segala sesuatu yang dingin dan asing selalu punya kesempatan untuk dihangatkan dan diakrabi.

 

Aku tidak ingin membuat simpulan pejal untuk pertanyaanku ini. Di zine-zine-an online edisi 206, kubiarkan ia mengalir bersama obrolanku dengan Sylvie Tanaga, bermain bersama Ani dan Budi yang hadir di meet up 30 Hari Bercerita, terserap dan menguap dalam unggahan khusus Hari Angkutan Nasional, serta mencari jalan untuk berkawan dengan isi kepalamu.

 

Teman-teman, ketika pertanyaan ini mampir bertamu, akankah kamu memberinya kesempatan untuk berbaur dengan isi kepalamu yang lain?

 

Selamat Hari Keseimbangan dan Hari Angkutan Nasional.

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,

Sundea


 

 

 

Komentar