Amenk si Baik Hati

 


Mufti “Amenk” Priyanka

5 Juli 1980 – 7 Juni 2024

 

Aku lupa kapan pertama kenal dengan Amenk, yang pasti, sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Mungkin kami kenal begitu saja karena punya banyak teman yang beririsan. Mungkin juga aku lebih dulu mengenal karya-karya Amenk, baru berkenalan secara personal dengannya. Namun, sejauh ingatanku, untuk seniman sebesar dirinya, ia tak pernah terasa out of reach. Membumi adalah karakter yang menubuh di dirinya.

 

Sebagai pribadi, Amenk adalah sosok yang halus perasaannya. Selain membuatnya rentan galau, kehalusan perasaan inilah yang membuat Amenk peka dengan situasi orang lain. Amenk cepat tanggap ketika teman-temannya dalam keadaan yang tidak baik. Sebisa mungkin ia membuat mereka merasa nyaman meskipun kadang-kadang mengorbankan perasaan dan kenyamanannya sendiri. 

 

Pameran tunggal Amenk "Imajiku" di Omni Space

 

Sebagai seniman, Amenk adalah orientasi. Karya-karyanya yang khas, jujur, dan senantiasa bersanding dengan teks yang “Amenk banget” kerap ditiru oleh seniman-seniman lain, terutama yang lebih muda. Aku beberapa kali melihatnya di berbagai kota dan setiap kusampaikan kepada Amenk, Amenk selalu menanggapinya dengan malu-malu.

 

Kehalusan perasaan Amenk jugalah yang membuatnya punya kepekaan sosial yang tidak dibuat-buat. Sudut pandang itu lahir dalam karya-karyanya yang yang merakyat, jenaka, sekaligus membuat kita berpikir ulang tentang banyak hal.

 

Karya Amenk untuk proyek Zodiak Gembira edisi Cancer

Amenk tak terpisah dari kegiatan rutin Bandung Zine Fest. Setelah mengobrol dengan teman-teman dari Okult Zine Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan yang sedang semangat-semangatnya, baru saja aku terpikir untuk memperkenalkan Amenk kepada mereka. Satu hari kemudian, datang kabar Amenk dipanggil Tuhan. Aku kaget. KAGET SEKALI.

 


Aku tidak ikut memakamkan Amenk, tetapi melalui teman baikku, Ayu Oktariani yang datang ke pemakaman bersama suami, aku menitipkan doa yang sebaik-baiknya dan setulus-tulusnya. Aku bersaksi bahwa Amenk adalah manusia berhati baik dengan empati yang sangat besar. Aku percaya amal baiknya menjadi terang di kehidupan Amenk yang selanjutnya.


Selamat jalan, Amenk, si Solar Cancer yang baik hati.

Maafin Dea si Solar Gemini yang kadang-kadang nggak cukup peka.

Terima kasih karena sudah menjadi teman yang baik untuk banyak orang dan inspirasi untuk banyak seniman. Tahun ini, ulang tahun kamu dipestakan raya satu bulan lebih awal :)

Foto: Ayuma Morie

 

Komentar