Stok Lama Bersemi Kembali: Dunia Adin

Bisa dibilang Dunia Adin adalah SLBK alias “stok lama bersemi kembali”. Draft naskah ini rampung tahun 2005, diterbitkan Read! Mizan tahun 2007, dan sudah langka karena memang sudah lama sekali tidak dicetak lagi. Namun, begitu tahu ada sekolah yang masih menggunakan buku ini sebagai buku teks, saya memutuskan untuk merilis buku ini secara digital.

 


 

Saat membaca buku Dunia Adin, sudah pasti Teman-teman menemukan hal-hal yang agak ganjil di tahun 2022; komunikasi yang selalu melalui telepon rumah, VCD, DVD, koran Bola, dan dunia animasi Indonesia yang masih harus diupayakan dengan penuh perjuangan. 

Saya jadi sadar dalam kurun waktu 15 tahun banyak sekali yang berubah. Telepon rumah, VCD, dan DVD sudah banyak digantikan gawai-gawai yang pintar, koran Bola sudah menjadi sejarah, dan yang paling terasa, saya jadi sadar dalam 15 tahun ini dunia animasi Indonesia bergerak menuju cahaya. Kini, banyak sekali kesempatan dan kemungkinan untuk film-film animasi lokal. Animator muda pun bermunculan dan sudah dapat melakukan eksperimen kreatif dengan cukup leluasa. Sesuatu yang dulu tidak terbayangkan sama sekali. 

Rentang waktu 15 tahun pun menumbuhkan saya. Tidak bisa tidak, Dunia Adin harus saya sempurnakan di sana-sini sebelum akhirnya saya rilis kembali. 

Papip tidak lagi memanggil Adin “Gembul”, tapi punya panggilan lain untuk anak semata wayangnya. Mamim hadir lebih manusiawi sebagai ibu dan perempuan yang menghadapi dilema antara cita-cita dan zona amannya. Saya pun mempertajam beberapa karakter dan menelusuri lagi logika cerita yang harus saya rapikan detail-detailnya. Semoga semua upaya tersebut membuat Dunia Adin hadir lebih matang.

Dunia Adin yang ada di tanganmu ini saya sunting dari naskah autentik saya yang belum diolah di redaksi penerbit. Jadi, mohon maaf kalau ditemukan kekurangan teknis di sana-sini. 

 

Sampul "Dunia Adin" digital. Lucu, kan?

 

Sampul yang saya pakai di edisi digital ini adalah desain awal sampul Dunia Adin garapan Mas Triyadi Guntur. Saya suka sekali dengan konsepnya yang tengil, unik, agak anti mainstream, dan sangat menggambarkan ke-Adin-an Adin. Sayangnya, 15 tahun lalu desain sampul ini tidak jadi dipakai karena kurang sesuai dengan karakter dan kebutuhan penerbitan. Saya senang karena akhirnya punya kesempatan untuk menampilkan sampul ini . Terima kasih, Mas Guntur!

Dunia Adin terdiri dari kurang lebih 25 ribu kata dan dilengkapi ilustrasi-ilustrasi keren Mas Guntur. Supaya materi pdf yang ada di tanganmu enak dibaca, secara swadaya saya berupaya menggarap tata letaknya,

Novel digital ini bisa dibeli di https://bit.ly/DuniaAdin-Karyakrasa .

Harga yang tidak mahal, Rp 15.000,00 saja, saya tetapkan sebagai simbol "Setelah 15 Tahun". 

Meskipun berstatus buku anak, Dunia Adin cocok dibaca siapa saja, termasuk oleh orangtua. 

Saya akan menutup pengantar ini dengan testimoni dari Ibu Luna Setiati, founder creative learning Bumi Limas, tempat saya melakukan observasi untuk menulis Dunia Adin:

“Tak banyak buku yang mengisahkan pengalaman pembelajaran tentang hidup dari kesalahan secara mengasyikan. Sundea secara jenaka dan mengejutkan berhasil menunjukkan kepada anak sebuah kesempatan menggali, menemukan, dan merefleksikan nilai.”

Akhir kata, selamat membaca Dunia Adin edisi revisi….

Selamat Hari Keseimbangan, Teman-teman

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,

Sundea


 

Komentar