Britney


pinterest

Now, see, everyone knew her, they knew her, oh, so well
Now I'm taking over to release her from her spell*


Beberapa waktu terakhir, berita Britney Spears berseliwaran di linimasa Dea. Mulai dari riuh rendah gerakan #freebritney, keberhasilan Britney lepas dari konservatori, pertunangan Britney dengan Sam Asghari, akun instagramnya yang mendadak non aktif, sampai akhirnya aktif kembali dengan unggahan-unggahan yang memancing kegegeran netijen. 

Sebetulnya Dea bukan penggemar Britney Spears. Tapi, sebagai bintang paling ikonik di masa remaja Dea, Britney pasti berkesan. Album pertamanya rilis pas Dea kelas 1 SMA dan langsung jadi hits. Hampir semua lagu di album pertama Britney ada video klipnya dan sering muncul di MTV, stasiun musik televisi paling happening pada jamannya. Si cantik Britney yang hadir dengan image girl next door langsung jadi idola baru. Dia disorot di mana-mana, termasuk ketika jadian sama Justin Timberlake, personel boyband N’Sync yang tumbuh bareng Britney di The Mickey Mouse’s Club.

Di penghujung masa SMA Dea, Britney putus sama Justin. Meskipun beritanya lumayan heboh, Dea nggak terlalu ngikutin. Di kemudian hari Dea juga sempet denger beberapa berita sensasional tentang Britney. Mulai dari aksi ngegundulin rambut sampai pernikahan semi randomnya yang cuma berlangsung 55 jam. 

Britney dicintai sekaligus dibenci. Dipuja sekaligus dicaci. Diterima sebagai suguhan industri sekaligus dinilai secara kritis. Di masa itu Dea nggak penasaran sama gosip-gosip Britney Spears. Dea pikir itu semua biasa aja. Pop stars memang dikelilingin fenomena-fenomena kayak begitu.

Tapi beberapa taun lalu Dea baru ngeh sama salah satu lagu Britney, “Lucky”, yang sebetulnya lagu lama banget:

She's so lucky, she's a star
But she cry, cry, cries in her lonely heart, thinking
If there's nothing missing in my life
Then why do these tears come at night?

vulture

Meskipun hadir dengan nuansa eye candy dan musik nge-beat, konsep video klip Britney bercerita tentang “Britney” entah kenapa lumayan nyentil buat Dea. Liriknya juga ternyata sendu. Pas nyoba nyanyi “Lucky” sambil main piano, Dea sadar kalau lagu ini sebetulnya sedih banget. Tau-tau Dea kepikir. Apakah sebagai salah satu pop star paling fenomenal, itu, ya, yang Britney rasain?

Tapi abis itu Dea lupa. Dea nggak nyari-nyari tentang Britney sampai taun lalu untuk pertama kalinya Dea denger ada gerakan #freebritney. Sebelum sempet nemu info lengkap tentang #freebritney, Dea nyangkut di video Britney yang masih kecil nyanyi “Love Can Build a Bridge”. Di situ suara Britney powerful banget, beda sama suara “khas” Britney yang selama ini Dea kenal. Setelah googling-googling, Dea dapet info kalau Britney memang dituntut nyanyi dengan “baby voice” untuk kepentingan komersil. Konon di kemudian hari tuntutan ini ngerusak vokalnya. Kalau bener, mengerikan sekali.

Dea juga baru tau, pasca putus dari Justin, ada kehebohan soal keperawanan Britney. Dea nggak tega cerita banyak. Tapi, di beberapa video, menurut Dea komentar dan jokes Justin soal ini nggak terhormat banget.

Britney juga dihajar di mana-mana karena tampilannya yang sensual. Di salah satu wawancara, Britney sempet nyoba ngebela diri. Dia nanya kenapa boyband cowok yang sensual juga nggak diprotes, sementara dia dipermasalahin banget. Responsnya, Britney itu perempuan dan dia harus lebih berhati-hati sebagai perempuan. Hmmm.

Ada juga talkshow yang ngasih pertanyaan nggak proper soal payudara Britney. Buat Dea itu pelecehan verbal sampai Dea nggak tega cerita detail di sini. Britney keliatan nggak nyaman banget dan sebagai perempuan I really … really …can feel her.  

Taun 2004an Britney memasuki fase pernikahan dan siap untuk jadi ibu. Taun 2005 Britney sempet ngerilis single judulnya “Someday (I Will Understand)”. Liriknya cukup spiritual dan dalem, tentang memahami idup lewat bayi yang bakal dia lahirin. Tapi begitu dilepas ke pasaran single ini nggak terlalu populer bahkan ditanggepin dengan berbagai kritik pedes. Bradley Stern dari MTV malah lebih muji remix-annya: “Ngubah balada cengeng jadi musik full on trance. Beat yang kuat, vokal yang gagap, suatu patah hati di lantai dansa.”

Padahal, begitu baca lirik dan denger lagunya, Dea rasa “Someday (I Will Understand)” nggak dibuat untuk jadi lagu dance apa lagi full on trance yang psychedelic. Lagu ini bukan lagu cengeng dan patah hati juga, justru tawakal dan penuh harapan. Dea pribadi berpendapat lagu ini harusnya malah nggak di-remix kalau mau pesennya nyampe. Dia bakal lebih “jadi diri sendiri” kalau dibungkus aransemen tenang dan kontempelatif. Nggak perlu dinyanyiin dengan baby voice artifisial juga. Mungkin malah bisa lebih bercerita kalau dinyanyiin dengan mindset semi doa dan vokal genuine.  


Begitu anak-anaknya lahir, Britney kembali jadi bulan-bulanan media. Tindak-tanduknya selalu diawasin, kesalahannya dicari-cari, dan dia bulak-balik diserang sebagai ibu yang nggak baik. Dea jadi inget unggahan beberapa temen Dea yang udah ibu-ibu; yang kadang harus berjuang ngadepin depresi postpartum, yang berusaha nggak nyalahin diri sendiri ketika nggak bisa jadi ibu “sempurna”, yang stress ngadepin mompetition atau offended sama komentar orang lain yang menghakimi. Apa yang temen-temen Dea alamin aja udah berat. Terus apa kabar Britney Spears yang lagi nangis-nangis aja masih dipotretin papaazzi? Video “kesalahan”-nya pun diulang-ulang dengan narasi mengerikan di berbagai media.

Taun 2007 pertahanan Britney bobol. Tiba-tiba dia ngegundulin rambutnya dan ngelakuin tindakan-tindakan yang cukup demonstratif. Britney, yang waktu itu sedang dalam proses perceraian, akhirnya keilangan hak asuh atas anak-anaknya karena dianggep nggak sehat secara mental. Di masa-masa itulah drama konservatori dimulai. Singkatnya, Britney ngejalanin terapi dan nggak boleh ngambil keputusan sendiri. Ayahnyalah yang berhak nentuin apapun untuk Britney. Harusnya sementara. Tapi, kok, nggak kelar-kelar konservatorinya?

Di taun-taun berikutnya Britney kembali eksis di dunia hiburan. Dia bikin album lagi, aktif tur, bahkan bisa jadi juri di kontes nyanyi di tv. Setelah baca perjalanan Britney, Dea jadi kepikir. Kalau paparazzi dan lampu sorot dunia hiburan memang pangkal depresinya, kenapa dia dilempar lagi ke situ? Kenapa nggak cari kemungkinan kegiatan lain yang bikin dia lebih tenang dan sehat secara mental? Kenapa nggak ngejauhin dia dari show biz yang memperkosa dia selama bertaun-taun?

Ternyata di situlah letak kekejiannya. Konon Britney yang dianggep masih fungsional sebagai mesin penghasil uang dimanipulasi dan dieksploitasi abis-abisan sama ayahnya. Gara-gara itulah taun 2019 lahir #freebritney. Gerakan ini cukup masif dan ngegalang banyak dukungan, termasuk dari selebritis seperti Mariah Carey, Christinna Aguilera, bahkan Justin Timberlake, mantannya yang nggak banget itu.

Baru-baru ini Britney akhirnya berhasil menang di pengadilan dan memperoleh kebebasannya. Euforia itu disambung dengan berita pertunangan Britney dan Sam Asghari yang ngundang pro dan kontra netijen di seluruh dunia. Ada yang ngedukung karena nganggep Britney tampak bahagia sama Sam Asghari, ada juga yang khawatir Sam Asghari hanyalah berondong pengeretan. 

dailybeast

Sebelum dideaktivasi, Dea sempet bertandang ke akun instagram Britney. Isinya cukup liar. Dea liat Britney nggak berusaha ngasih citra manis dan “baik-baik”. Dia juga nggak selalu ngunggah konten yang bikin dia tampak cantik paripurna. Britney bahkan ngunggah beberapa foto semi telanjang yang disturbingly provocative. Netijen heboh. Ada yang yakin akun instagram Britney dipegang orang lain, ada yang masih percaya pada dasarnya Britney tetep girl next door, ada yang khawatir Britney kenapa-kenapa, ada juga yang justru ngedukung kesukasukaguean Britney.

Dea sendiri nggak kepengen sok tau. Dea sadar apapun yang Dea liat di media—termasuk media sosial pribadi Britney Spears—cuma lapis terluar. Dea nggak pernah tau siapa Britney Spears, siapa Sam Asghari, siapa keluarga mereka, siapa orang-orang di sekitar Britney, dan gimana jalan cerita lengkap yang sesungguhnya. 

Tapi, lewat lapis terluar yang bisa Dea liat, Dea yakin apa yang terjadi sama Britney memang tragedi panjang terutama untuk Britney sebagai perempuan.

Tapi jangan-jangan unggahan di media sosial Britney sekarang—termasuk foto-foto semi telanjangnya yang provokatif—adalah seruan kemenangan. Mungkin saat ini tubuh, citra, langkah, dan kata-katanya udah jadi milik Britney sendiri. Bukan milik media. Bukan milik keluarganya. Bukan milik netijen. Bukan juga milik tunangannya. 

Mungkin sekarang nggak ada yang bisa ngatur dan maksain ekspektasinya ke Britney. Mungkin, lho, ya...

Ke depannya kelakuan Britney ini bisa berakibat apa aja. Tapi, kalau itu betul-betul pilihannya, Dea rasa cukup fair. Ketika dia berani ngambil keputusan untuk jadi manusia utuh, pilihan dan konsekuensi harus dia terima sebagai paket.

She's the original
She's unforgettable
She's so unpredictable
She wanted you to know
That she's home, that she's home*

Semoga tubuh Britney sekarang bukan lagi kandang, tapi rumah untuk jiwanya sendiri…

May God will take care of you, Survivor…


castbox


*"Mona Lisa" – a single from Britney Spears

Komentar