Bengawan Colok

Bengawaaaan colooookkk…
Riwayatmuuu kiniiii…

Itulah yang terjadi di tahun 2060. Bengawan yang artinya sungai besar tak bisa lagi mengalir sampai jauh sebagai bengawan selow. Kebutuhan listrik yang menggila membuat bengawan harus melayani masyarakat dengan mengalir sampai brrrzzzt. Menuju colokan.


Bengawan merindukan riwayatnya dulu. Ia rindu membawa perahu kaum pedagang. Ia rindu mata airnya yang terkurung gunung seribu, gunung berbentuk uang seribu rupiah yang menjadi simbol kaum pedagang. Ia rindu meluap sampai jauh dan tak mengkhawatirkan air yang tak seberapa ketika kemarau datang.

Namun, apa daya. Daya listrik.

Tapi mungkin apa yang dialami bengawan colok saat ini sesungguhnya sudah diaramalkan sejak duuuulu sekali. Bukankah hampir seabad sebelum tahun 2060, listrik padam sering disebut “aliran”? Padahal kalau dipikir-pikir, apa hubungannya coba?

Bengawan colok. Sedari dulu jadi perhatian insani. 



Ditulis untuk cswritersclub edisi "Listrik" asuhan host Rani. Tema ini muncul setelah Rani nonton suatu tayangan video tentang kebutuhan listrik di Indonesia 39 taun mendatang. Aga-aga serem kalau kita udah ketergantungan banget sama listrik ternyata.

Btw, tulisan Dea jangan dianggep terlalu serius, ya. Ini kayak tulisan orang mabok, muncul dari frasa "Bengawan Colok" yang muncul spontan di kepala pas Rani ngebagi temanya. Mengalirnya juga sampai jauh banget. Jauh dari konteks.

Lagu latarnya minjem permainan gitar Pak Arief Yudhanto.

Lagunya sendiri "Bengawan Solo" karya the one and only alm. Gesang Martohartono

Semua footage videosnya Dea pinjem dari Pixabay.

Komentar