Di belakang rumah kami, ada kebun kosong awut-awutan tempat tikus dan kunang-kunang dugem setiap malem. Macem-macem taneman aneh tumbuh di situ. Di antaranya gulma ini: Takokak.
Bentuknya mirip leunca, tapi lebih gede-gede. Di internet ada beberapa resep takokak yang tampak menarik. Kami nggak pernah nemu sayur ini di tukang sayur atau supermarket. Jadi, mumpung ada, kami coba pulung dan masak. Ternyata sukses menjadi seperti ini:
Rasanya
agak pait, tapi cukup enak. Sambil makan Ikan Paus dan Dea ngebahas gimana cara
bikin paitnya takokak rada berkuang. Meskipun begitu, si takokak pait ini tetep
cukup enak, kok. Ikan Paus doyan banget. Sekali makan, dia bisa nambah
berkali-kali.
Pada
suatu subuh, Ikan Paus bangun untuk muntah-muntah dan diare. Begitu balik ke
kamar, dia keliatan lemes dan pucet. Karena gini hari segala gejala penyakit
sedang mencurigakan, Dea ukur suhu tubuhnya. Ternyata nggak demam. Malah
cenderung dingin.
“Masuk angin mungkin,” duga Ikan Paus.
“Ya
mungkin juga,” saut Dea yang sadar cuaca emang lagi kurang asik beberapa waktu
terakhir.
Untuk
ngembaliin tenaga dan ngeredain pencernaan Ikan Paus, Dea bikin teh madu dan
roti gosong. Tapi begitu Dea masuk kamar, Ikan Paus—yang sebenernya nggak
demam—mulai halu.
“Aku ngeliat ada terasering di pegunungan. Terus ada rumah panggung dan danau yang tenang,” lapor Ikan Paus.
“Hah?
Apaan sih?” tanya Dea agak serem. Yaiyalah. Gimana caranya dari dalem kamar dia
bisa liat gunung dengan terasering dan danau?
Sambil
pelan-pelan makan roti dan minum teh, Ikan Paus cerita kalau dia bisa “mimpi
tapi bangun”. Setiap nutup mata, dia bisa ngeliat gambar-gambar aneh kayak
film. Antara lain gunung terasering dan rumah panggung di danau itu. Karena
rame, keterampilan baru Ikan Paus itu akhirnya kami jadiin main-mainan. Dea
minta Ikan Paus nutup mata dan nyeritain apa aja yang dia liat. Banyak yang
sureal, tapi selalu bikin nyaman perasaan. Antara lain, Ikan Paus sempet liat
gelas bening muter-muter sampai berubah jadi candi Borobudur dan tempat-tempat
ibadah lain.
“Itu bisa ditafsirin metaforik ya sebenernya, damai banget,” kata Dea.
“Iya.
Lucu juga ya bisa gini,” Ikan Paus jadi excited.
Dea
ketawa-ketawa karena sepanjang waktu Dea idup dengan “mimpi tapi bangun” juga.
Dulu, setelah Dea nulis buku “Salamatahari 1”, ada orang yang yakin banget Dea
nulis sambil nge-mushroom. Padahal boro-boro. Nyobain aja nggak pernah.
“Kamu makan apa sih akhir-akhir ini?” tanya Dea ke Ikan Paus.
“Nggak
makan yang aneh-aneh. Kan kita nggak ke mana-mana. Cuma makan takokak.”
Kami
berdua diem sebentar, terus pandang-pandangan. Tanpa ngomong apa-apa lagi, Ikan
Paus langsung googling soal takokak. Ternyata bener, Temen-temen. Keliatannya
muntaber dan efek halu yang dialamin Ikan Paus memang efek takokak. Takokak mengandung
senyawa yang namanya glikoalkaloid. Kalau dikonsumsi berlebihan, glikaloid
berpengaruh ke saraf dan penecernaan. Selain mengakibatkan “kebingungan” (entah
apa maksud “kebingungan” ini), glikoalkaloid bisa bikin sakit perut, mual,
muntah, dan diare. Sesuai semua kan gejalanya sama Ikan Paus?
Sebenernya
kalau dikonsumsi secara seimbang si takokak ini banyak manfaatnya. Dia bisa
nurunin tekanan darah, memperkuat imun tubuh karena antimikroba, dan mencegah
anemia karena banyak mengandung zat besi. Terus kadar glikoalkaloid di takokak
juga berkurang seiring dengan kematengannya. Kami curiga kami mulung dan masak
takokak-takokak yang belum mateng. Masalahnya, kami nggak tau cara ngebedain
mana takokak yang udah mateng dan belum mateng. Bahahaha…
Ternyata muntaber dan lemes-lemes Ikan Paus nggak berlangsung terlalu lama. Setelah isi perutnya kekuras, dia malah ngerasa seger kayak orang abis gurah. Tapi “mimpi tapi bangun”-nya berlanjut terus dan jadi main-mainan kami sampai beberapa hari ke depan.
Ikan Paus yang udah seger bersama kupu jeruk |
“Kalau dipikir-pikir, apa yang katanya diliat orang waktu nge-fly, abis makan takokak, dan visual-visual di Baby TV itu mirip-mirip, ya,” kata Dea.
“Iya juga ya. Sureal tapi bikin nyaman sebenernya,” saut Ikan Paus sambil merem menikmati gambar-gambar aneh yang masih muncul setiap dia merem.
“Aku baru sadar. Jangan-jangan kita memang punya insting ‘nyari’ gambar-gambar kayak gitu untuk istirahat.”
“Bisa
jadi.”
Kemudian
kami berdua ngobrol ngalor ngidul soal gambar-gambar sureal itu. Mulai dari
kemungkinannya secara keilmuan sampai pembahasan-pembahasan nggak jelas. Kami
pikir Ikan Paus bakal selamanya punya keterempilan liat-liat gambar gitu tiap
merem. Tapi ternyata lama-lama kemampuan itu ilang.
Waktu
Dea ngunggah dan cerita sekilas tentang sayuran ini di instagram, ada banyak
komentar menarik. Takokak ternyata lumayan populer. Kata beberapa temen, di
Sumatera dia disebut rimbang, dimasak pake sayur ubi tumbuk atau daun singkong
plus santen. Tantenya Dea—yang budayanya udah oplos Batak dan Bandung—sering
masak takokak pake daun singkong atau oncom dan kemangi.
Ada
juga temen Dea yang makan takokaknya direbus doang terus dicocol ke sambel. Ada
lagi yang masaknya ditumis biasa kayak kami. Yang pasti, entah karena makan
dalam jumlah normal atau masak takokak yang udah cukup mateng, nggak ada yang
kemudian mabok-mabok halu kayak Ikan Paus.
Yah, pengalaman. Lucu juga. Walopun ada adegan muntaber dulu, kalau
dipikir-pikir overall pengalaman ini lumayan seru dan bikin kami jadi tau lebih
banyak tentang takokak. Lagian di era jarang-jarang acara hiburan gini kan
lumayan ada tontonan buat Ikan Paus :D
Di
siang hari, kebun di belakang rumah kami keliatan banget berantakan dan nggak
terawatnya. Tapi kalau malem nggak terlalu. Suara tikus party selalu meriah dan
ada cahaya-cahaya kecil kerlap-kerlip dari sejumlah kunang-kunang yang entah
kenapa seneng banget dateng ke sana.
Di dunia malem yang mereka ciptain, apa mereka ngonsumsi takokak seperti narkoba?
Resep Takokak versi Ikan Paus dan Dea
Bahan-bahan:
Minyak goreng.
Bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, laja.
Tahu dan tempe dipotong kecil-kecil
Saos tiram
Lada
Kaldu (boleh kaldu blok kalau nggak ada kaldu beneran).
Cara masak:
Rebus takokak dengan air garem sampai berubah warna, tiriskan.
Goreng tempe-tahu, tiriskan.
Tumis bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, dan laja.
Cemplungin takoakak ke situ.
Cemplungin juga tempe-tahu.
Cemplungin kaldu
Kasih saus tirem sesuai selera (sebenernya kalau udah pake saos tirem ga usah pake garem lagi, kecuali kalau temen-temen suka banget asin).
Kasih lada sesuai selera.
Udah. Gitu doang. Bisa diimprovisasi sesuka kita. Mau ditambahin bumbu atau bahan-bahan hiburan lainnya juga bisa. Takokak ini enak dimakan pake nasi panas yang dimasak pake daun pandan, sambel teri, dan kerupuk aci. Nyemmm…
Komentar
The legality 남원 출장마사지 of online gambling varies by state and in which casinos are gambling 김천 출장안마 machines or online roulette 시흥 출장마사지 machines. A 2 answers · 2 보령 출장안마 votes: No, the states have different gaming laws, 진주 출장마사지