Home-Pimpa Alaium Gambreng


Pembukaan "Si Unyil" - Hompimpa. Gambar dari Nasional Republika


Tiga anak atau lebih membentuk lingkaran. Bersama-sama mereka menyerukan intro hampir semua permainan: 

“HOMPIMPA ALAIUM GAAAMBRENG!” 

Setiap anak menyodorkan telapak tangan bersama-sama, boleh terbuka, boleh tertutup. Minoritas boleh keluar dari lingkaran, biasanya sebagai pihak yang selamat. Jika pesertanya cukup banyak, “hompimpa alaium gambreng” dapat dilakukan berkali-kali sampai tersisa satu peserta untuk melakukan “dirty job”. Selanjutnya, semua bergulir mengikuti aturan main. Setiap peserta harus sportif menjalankan perannya.
 

Hampir sepanjang tahun ini, hidup kita seperti “hompimpa alaium gambreng”. Nasib kita ditentukan oleh pilihan-pilihan yang tidak selamanya bisa diperhitungkan. Seperti menyodorkan telapak terbuka atau tertutup saat gambrengan, langkah kita adalah perjudian, taruhannya adalah hidup yang harus terus berjalan.

Tapi mengetahui arti “hompimpa alaium gambreng” ternyata sedikit melegakan. Menurut beberapa sumber, “hompimpa alaium” artinya “dari Tuhan kembali kepada Tuhan”, sementara “gambreng” artinya “ayo bermain”. 

Jika tahun ini seperti “hompimpa alaium gambreng”, semua yang terjadi mempunyai titik berangkat dan berpulang. A home. Home-pimpa alaium.

Sementara itu, “gambreng” membuat semuanya luruh dalam ria. Ada kompetisi, ada juga kerja sama. Ada strategi, ada latihan ketangkasan, dan ada kebutuhan untuk berbesar hati. Ada menang, ada lasut, ada juga seri.

Saya menanggalkan perasaan gagal dan berhasil yang hadir sepotong-sepotong di sepanjang pengalaman bermain. Tahun ini perlu saya hela dan hembuskan secara lebih utuh. Kelelahan adalah pertanda bahwa saya terlibat penuh dalam setiap permainan. Hal terpenting dalam bermain adalah tidak curang dan sportif, tapi tetap berlatih untuk tangkas dan waspada sesuai aturan.

Seperti anak-anak yang dipanggil pulang setelah bermain seharian, saya kembali ke titik berangkat saya: Home-pimpa alaium. Sambil melangkah menuju rumah saya berdoa, semoga mereka yang tidak mengakhiri tahun ini dengan menang dan gagah pun dapat home-pimpa alaium sambil berkata riang seperti anak-anak yang berpisah di ujung hari, “Dadah Teman-teman, tahun 2021 kita main lagi, ya…”

Banyak cerita yang masih belum selesai.

Banyak pertanyaan yang entah akan ada jawabannya atau tidak. 

Di permainan berikutnya, siapa yang “ucing”?

Komentar

Ratna Agustina mengatakan…
I am happy this zine is back. Thank you, Dea. Happy New Year.
Sundea mengatakan…
Happy new year, Na, semoga bisa istqomah terbit lagi...

Makasih krn mampir dan komen ini. It means a lot for me :)