Hasil Panen Hari Ini dan Kisah-kisah yang Didistribusikannya


Di masa pandemi ini, hampir semua orang harus mencari “ladang baru” untuk menyintas. Sebagian teman saya yang biasa bergerak di dunia seni beralih profesi ke bisnis makanan. Uniknya, apa pun yang dijual dan siapa pun konsumen yang dihadapi, pola pikir dan standar artistik mereka seringkali tidak berubah.

Ketika mulai mengikuti perjalanan “Panen Apa Hari Ini” melalui media sosial, saya teringat pada teman-teman saya. Tetapi ternyata “Panen Apa Hari Ini” bergerak lebih jauh lagi. Bukan sekadar berjualan dengan standar artistik tertentu, “Panen Apa Hari Ini” memang sebuah proyek seni.

Semakin lekat saya ikuti, proyek ini tampak semakin menarik. Ia adalah seratus persen karya seni dengan segala muatannya, seratus persen distribusi dan penjualan bahan pertanian, serta seratus persen silaturahmi. Bagaimana “Panen Apa Hari Ini” memeluk semuanya dengan utuh?

Berikut ini adalah wawancara saya dengan Mas Anang Saptoto, seniman dan aktivis Yogyakarta yang menginisiasi “Panen Apa Hari Ini”

Kenalan, dong, Mas, Mas Anang ini latar belakang dan kegiaan sehari-harinya apakah?

Saya seniman dan desainer grafis. Saya mengelola studio desain bernama Connecting Design Studio, saya juga bekerja sebagai direktur di Ruang MES 56. Aktivitas saya sehari-hari menjalankan rencana-rencana yang telah dirancang di berbagai ruang tersebut. Untuk lebih lengkapnya bisa cek di webblog pribadi saya di 3 kanal ini:

 

Untuk mengetahui shortbio, CV, karya, project, workshop, dan beberapa catatan pemikiran saya. https://anangsaptotoworks.wordpress.com

 

Untuk mengetahui aktivitas kerja-kerja desain saya, project-project di studio desain saya. https://connectingdesignstudio.wordpress.com

 

Untuk mengetahui seluk beluk platform kerja-kerja Panen apa hari ini, silahkan cek di akun ini dan IG @panenapahariini atau webblog  https://panenapahariini.wordpress.com

 

Untuk mengetahui agenda-agenda program, agensi 56, cafe society, residensi program, toko 56, stockroom 56, Afdruk 56, silahkan cek  https://www.mes56.com.

 

Asyik! Lengkap :D Sekarang tentang “Panen Apa Hari Ini” ya, Mas. Awal kepikir bikin “Panen Apa Hari Ini” ceritanya gimana, Mas?

Awalnya di awal masa pandemi, idenya untuk membuat jalur alternatif distribusi panen melalui kerja-kerja seni dan desain. Selain menjual hasil panen, kami juga menjual hasil olahan pertanian, produk kreatif, mengelola dan memproduksi informasi yang dikemas menjadi bentuk-bentuk pengetahuan populer dengan pendekatan yang memiliki nilai estetika dan artistik.

 

Kenapa dikasih nama “Panen Apa Hari Ini”

Namanya sendiri terinspirasi dari kata-kata yang sering muncul dalam obrolan bersama teman-teman petani. “Panen apa hari ini?” Pertanyaan umum yang sering digunakan. Saya mengalihfungsikan kata atau kalimat tanya menjadi teks branding sebagai logo (logo gram dan logo type).

 

 


Menurut Mas Anang, apa yang menghubungkan pertanian dengan kesenian?

Kesenian atau seni bagi saya adalah nilai yang dapat difungsikan untuk apa saja. Dalam hal ini saya fungsikan sebagai pedekatan untuk berhubungan dengan nilai pertanian. Praktik yang saya pakai yaitu desain dan seni, saya fungsikan untuk mengamplifikasi berbagai macam konteks dalam platform "Panen Apa Hari Ini".

 

Kalau lebih spesifik, hubungan kekaryaan Mas Anang pribadi dengan pertanian?

Kalau secara kekaryaan sebagai seniman, dari tahun 2002 hingga saat ini saya memiliki fokus dalam topik lingkungan hidup, ruang sosial, kehidupan, dan sosial politik. Mbak Dea bisa cek dibeberapa web yang saya sebut di atas dengan tracking di CV di webblog pribadi saya.

 

Siap! Nah. Sekarang soal teks. “Panen Apa Hari Ini” kelihatannya sangat dekat dengan teks. Punya “catatan panen” yang mirip buku harian di https://panenapahariini.wordpress.com dan nama produknya juga main-main dengan kata-kata. Apa Mas Anang memang punya keakraban tersendiri dengan teks?

Saya tidak memiliki pemikiran mengenai konsep keakraban terhadap teks, bagi saya teks adalah bagian dari medium yang dapat saya pakai sebagai eksplorasi dalam menyampaikan perspektif. Dengan pendekatan personal, humor, namun tetap kritis.

 

Oh, makanya nama-nama produknya juga banyak yang nyerempet ke kritik sosial juga ya…

Iya. Saya membuat semacam susunan kata yang memiliki rima yang pas, sembari berusaha menghubungakan dengan topik-topik sosial. Jika merujuk pada perspektif dasar mengenai seni sebagai nilai untuk mengamplifikasi suatu hal. Dalam hal ini, kata-kata juga dapat dipakai sebagai media tersebut.

 

Persoalan tambang “bawang merah lubang tambang semakin parah”, persoalan kekerasan terhadap gender, keluarga, dan anak “cabai merah jangan marah-marah”, inisiatif-inisiatif solidaritas di masa pandemi “terong ungu saling tolong”, dan bagaimana pemerintah dan DPR lebih mementingkan ketok palu undang-undang baru di masa pandemi “cabai hijau tolak omnibuslaw”, dll. Silakan diterjemahkan sendiri berbagai macam olahan kata dalam teks-teks yang muncul.

 


Wah, menarik banget. Nah. Terus kalau gambar setengah manusia-setengah sayur/buah yang sering banget muncul di “Panen Apa Hari Ini” itu ceritanya gimana?

Itu adalah foto pelanggan "Panen Apa Hari Ini", saya olah dari dokumentasi pelanggan dan apa yang dibeli oleh pelanggan “Panen Apa Hari Ini”. Seri karya itu saya beri judul “Pelanggan-pelanggan 4.0”. Saya ingin membuat pelanggan saya senang, sebagai bentuk terimakasih dan menjalin hubungan dengan mereka. Harapannya jika pelanggan senang, maka mereka akan terus setia menjadi pelanggan. Pelanggan senang, kami juga senang.

 


 

Ahhh…lucu. Aku liat di kemasan belanjaannya, “Panen Apa Hari Ini” juga sering nulis pesan-pesan personal, ya? Kadang personal banget seperti “Salam untuk Om Joyo”. 

Sebagian besar atau mungkin hampir semuanya, pelanggan “Panen Apa Hari Ini” adalah teman-teman saya. Saya memiliki banyak sekali teman dalam berbagai macam klaster.  Kemasan bagi saya adalah medium komunikasi, untuk menyatakan sekaligus menyapa.

 


 

Pesaannya sengaja ditulis dengan tulisan tangan?

Secara desain saya menghindari produksi print, saya lebih suka membungkusnya secara polos atau saya beri tambahan tulisan tangan menggunakan spidol warna.

 

Kalau “catatan panen” di webblog “Panen Apa Hari Ini” apakah ditulis dengan tujuan khusus?

Tujuan dasarnya adalah membuka ruang-ruang informasi menjadi pengetahuan dengan berbagai gaya pendekatan. Terus terang saya bukan penulis, saya hanya bisa mencatat apa yang saya alami, apa yang saya pikirkan, dan apa yang saya lihat. Oleh sebab itu, saya merasa lebih cocok mengeluarkannya dalam bentuk catatan berupa teks dan dokumentasi foto.

 

Kalau “Panen Apa Hari Ini” sendiri tujuan besarnya apa, Mas?

Menjadi platform yang dapat membantu mendistribusikan hasil pertanian baik individu maupun kelompok baik di wilayah kabupaten maupun kota Yogyakarta.

 

Menjadi platform yang dapat membuka wawasan pertanian dan ruang hidup yang melingkupinya, sehingga dapat menjawab konsep dasar mengenai ketahanan pangan lokal.

 

Menjadi platform untuk bereksperimen dan mengeksplorasi gagasan-gagasan kreatif yang menerjemahkan nilai, praktik, dan wawasan seputar pertanian dan ruang hidup bersama.

 

Sebagai suatu karya, “Panen Apa Hari Ini” ini kelihatannya nggak bisa dikurung dalam satu kategori. Tapi kalau boleh menciptakan kategori sendiri, Mas Anang mau mengkategorikan “Panen Apa Hari Ini” ini sebagai karya apa?

“Panen apa hari ini” adalah bentuk pendekatan seni kontemporer. Dia berada di berbagai klaster seperti digital, seni rupa, desain, konseptual, partisipatif, kerja-kerja sosial, pengembangan wawasan, gerakan, dan aktivisme.

 

“Panen apa hari ini” adalah platform digital yang mendistribusikan hasil panen dan mengembangkan wawasan seputar pertanian melalui Kelompok Tani baik di kota maupun di kabupaten di Yogyakarta melalui kerja-kerja seni dan kreativitas.

 

Terakhir. Sejauh ini bagaimana tanggapan masyarakat terhadap "Panen Apa Hari Ini" dan apa dampak yang terasa dari perkawinan pertanian dan kesenian dalam "Panen Apa Hari Ini" ini?

Tanggapan masayarakat sangat bagus, hingga minggu ke-21 ini kami tidak akan menjadi seperti ini jika tidak ada apresiasi dan dukungan dari masyarakat. Khususnya dari pelanggan.

 

Bulan November-Desember 2020 ini “Panen Apa Hari ini” mendapat grant dari UN Habitat untuk digitalisasi pasar. Grant ini melalui salah satu LSM Internasional bernama UCLG Aspac yang menghubungkan kerja-kerja kepemerintahan lokal maupun internasional.

 

Dalam hal ini kemudian karena “Panen Apa Hari Ini” berada di Kota Yogyakarta, maka “Panen Apa Hari Ini” diminta untuk berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mendampingi Kelompok Tani Kota binaannya Dinas Pertanian Kota Yogyakarta. Ada beberapa agenda dan upgrading dalam platform “Panen Apa Hari Ini” untuk dapat mengakomodir Kelompok Tani Kota. Salah satunya adalah situs “Panen Apa Hari Ini” akan ada upgrading dan skema kerja samanya ke depan akan semakin meluas dengan ratusan Kelompok Tani Kota.

 

Wow. Selamat ya, Mas semoga kerja sama Pari dengan kelompok tani makin luas dan semakin berdampak :D

 


 

Rangkaian karya yang lahir dari “Panen Apa Hari Ini” juga hadir dalam pameran bertajuk “Sayur, Seni, Segar” yang digelari di Galeri MES 56, 29 September – 6 Oktober lalu. Meskipun pamerannya sudah selesai, kalau penasaran teman-teman bisa mampir ke www.mes56.com, masuk ke laman program, exhibition, “Sayur, Seni, Segar”. Pengantar, foto-foto karya yang dipamerkan, dan dokumentasi suasana pameran, dapat dilihat di sana.

 

Saya berdoa semoga “Panen Apa Hari Ini” menjadi platform yang berdampak semakin kuat dan menumbuhkan semakin banyak.

 

Setelah menulis artikel ini, saya tahu-tahu tersadar, di dalam hidup ini, kita semua petani. Sadar maupun tidak, kita selalu menanam sesuatu. Bagaimana kita “bercocok tanam” pun kerap disebut “seni menjalani hidup”.

 

Seperti pertanyaan yang muncul dalam obrolan Mas Anang dan teman-teman petaninya, saya pun bertanya kepada teman-teman yang membaca artikel ini:

 

“Panen apa hari ini?”

 


Semua foto diambil dari akun IG @panenapahariini kecuali foto ibu-ibu strawberry yang diambil dari webblog MES 56 dan foto terakhir yang diambil dari "catatan panen" di webblog Panenapahariini.

Komentar