Salamatahari #4 - Daur


Catetan-catetan kecil Salamatahari kali ini sepaket dengan lirik “Daur” yang ditulis untuk paduan suara danorkestra virtual Be-a-Part Bandung Philharmonic. Teks-teks tersebut lahir dari rahim kontempelasi yang sama.

Tadinya Dea nggak kepikir bikin “Salamatahari #4”. Tapi, karena beberapa penyanyi Be-a-Part nanyain cerita di balik lirik “Daur”, Dea jadi ngumpulin catetan kecil Salamatahari terkait lirik yang Dea tulis.

Waktu ngumpulin catetan yang berserakan selama pandemi, Dea baru sadar kalau berbulan-bulan yang lalu, sebelum tau bakal bikin karya ini, ada semacem prolog dari bumi yang disampein lewat sayap kupu-kupu (halaman 8). Sureal tapi nyata. Jadi, di luar rencana, semi-semi impulsif Dea mutusin bikin buku kecil sekalian.

Tulisan-tulisan ini ngelengkapin komposisi “Daur” yang musiknya dibuat sama Ikan Paus. Di "Salamatahari #4" Ikan Paus juga nulis, lho. Dea nulis "pengantar", Ikan Paus bikin "penjemput-nya" :D

Buat Ayu, terima kasih pinjeman mandalanya. Si mandala bener-bener bikin "Daur" lebih lengkap, seperti plating yang pas di suatu hidangan.

Buku “Salamatahari” edisi ke-4 hadir dengan sangat sahaja.
Tulisan-tulisan yang akan temen-temen baca pun sunyi seperti nyanyian kupu-kupu.

Buku elektroniknya bisa diunduh gratis di sini
Lirik lagunya juga tertulis di situ.

Terima kasih buat Christian Nathanael dari Visuma yang udah ngegarap video musiknya, Ci Fatma dari Aperto, Super Hanna, Ikan Paus dari Bandung Philharmonic yang wira-wiri ngurusin pritilannya, dan tentunya semua penyanyi dan musisi yang bikin "Daur" hadir semerdu ini. Semangat kalian mengharukan sekali.

Ini video klip lagunya:




Selamat Hari Keseimbangan.
Semoga untaian karya kami dapat berdiri di antara penerimaan dan harapan.
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,

Sundea





Komentar