Kesebelasan Kupu (Bagian 6)



Bandung, 4 Mei 2020: The Lokapalas (Indra, Kubera, Yama, dan Varuna) + Samara 

Ini hari yang paling meriah. Ada lima kupu-kupu yang berangkat dan proses dokumentasinya nyaris nggak ada yang kelewat. Waktu Indra, kupu-kupu pertama lahir, Ikan Paus sempet video call-an sama keponakan kami, Annika. Dia yang baru belajar tentang metamorfosa kupu-kupu takjub dan excited banget ngeliat proses keluarnya kepompong sampai jadi kupu-kupu.



Waktu Kubera, kupu-kupu ke dua lahir, Dea sempet nge-shoot untuk dibagi ke IG Story, supaya temen-temen yang lain juga bisa liat proses kelahiran kupu-kupu.

Keempat kupu-kupu yang pertama hari itu Dea sebut "The Lokapalas". Lokapala adalah dewa penjaga arah mata angin. Empat yang paling utama disebut caturlokapala. Mereka adalah Indra (penjaga arah timur), Kubera (penjaga arah utara), Yama (penjaga arah selatan), dan Varuna (penjaga arah barat). Indra adalah pemimpin pasukan Lokapala, makanya nama itu Dea kasih ke kupu-kupu pertama yang netas hari itu.

May the 4th be with you. Onde and The Lokapalas.

Kami pikir hari itu cuma akan ada empat kupu-kupu. Nggak taunya, tiba-tiba muncul kupu-kupu kelima. Seperti sulap, di tau-tau udah jadi di balik tudung saji. Kupu-kupu kelima ini Dea kasih nama Samara yang artinya “bergegas” atau “samar-samar”.

 

Keempat Lokapala terbang duluan. Indra berangkat pertama sebagai pemandu. Kubera yang dari netas nggak bisa diem paling cepet lepas dari gantungannya. Yama ninggalin rumah kami dengan anggun dan hati-hati. Sementara Varuna langsung bergaul sama kupu-kupu di pohon mengkudu.

Si bungsu Samara berangkat pas mendung. Abis itu dia bertengger lama banget di kabel listrik, nggak jelas ngapain. Beneran. Nggak jelas ngapain. Kami berusaha motret dia, tapi susah keliatan, jadi kami asal jepret. Meskipun langit mendung, kalau kami tengadah, tetep aja ada silau matahari yang membutakan pandangan.

Dea jadi inget larik tentang Semar di pewayangan. 

Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas. 

Semar atau Batara Ismaya tercipta dari cahaya kehitam-hitaman. Ketika Batara Guru, saudaranya, dapet tugas ngejaga kahyangan di tempat tinggi yang abadi, Batara Ismaya bertugas turun ke dunia yang serba relatif dan fana. Keilahiannya tersembunyi di tubuh Semar yang nggak sempurna. Dia pun ada di antara Punakawan yang ngewakilin rakyat paling sederhana dan kebanyakan.

Semar sering disebut bersifat “nyegara” alias punya hati seluas samudera. Dia yang disebut badranaya mengemban perintah untuk membangun sarana bagi kebaikan umat.

Dea tau-tau sadar bahwa kita dilingkupi cahaya samara. 
Taruh hormat kepada siapapun. 
Mereka yang keliatan paling nggak berarti mungkin tercipta dari cahaya ilahi.



Komentar