Obituari Glenn Fredly: Rentang

Tahun 1998, waktu Dea masuk SMA di Bandung, album "Glenn" nemenin masa adaptasi Dea di kota ini. Astri, sepupu Dea yang ngefans banget sama Glenn Fredly, beli kasetnya. Waktu itu keluarga besar kami tinggal rame-rame di rumah Siliwangi 1. Dea tidur sekamar berempat sama sepupu-sepupu Dea. Kami juga satu ruang belajar berempat.

Karena biasa ngedengerin lagu pake satu tape compo bersama, kami berempat kebiasa berbagi lagu kesukaan. Dari Karen, salah satu sepupu Dea, kami jadi akrab sama KLCBS dan lagu-lagu jazz. Dari Tiya, sepupu Dea yang lain lagi, kami jadi kenal lagu-lagu hits pada jamannya seperti lagu-lagu Britney Spears dan Backstreet Boys. Sementara dari Dea yang stuck di taun 80-90an awal, sepupu-sepupu Dea jadi akrab sama kaset kompilasi lagu-lagu nostalgia dan program lagu lama yang dulu selalu diputer weekend malem di Radio Oz.

Kaset "Glenn" yang awalnya favorit Astri akhirnya jadi favorit kami berempat. Album itu diputer bulak-balik setiap hari sampai akhirnya lebur dengan seluruh memori dari masa itu; masa-masa Dea belajar "melunakkan diri" karena gaya komunikasi Bandung beda sama Jakarta, masa-masa bangun jam 5 pagi untuk ikut pelajaran olahraga, masa-masa Mie&Me hits, masa-masa ngebantu Tante yang guru kimia ngoreksi ulangan, curhat-curhatan sama sepupu di kamar dan ruang belajar, nonton tv rame-rame, Karen yang sering ketiduran di ruang tv karena kecapean bulak-balik Bandung-Jatinangor, cafe sepupu yang cuma buka setiap weekend, beberapa temen yang dulu akrab dan sering main ke rumah, main bulu tangkis dan Dance Dance Revolution, dan banyak lagi. Lagu-lagu di album "Glenn" selalu jadi penegas ingatan. Seperti outline. Seperti spasi dan tanda baca pada teks. 

Dea nggak inget kapan kami mulai ganti soundtrack. Tapi tanpa sadar, album "Glenn" ikut membeku dan abadi bareng masa yang dia iringin. Idup terus berjalan. Kami semua bertumbuh. Astri, sepupu Dea, akhirnya punya suami yang mirip banget sama Glenn Fredly. Rumah Siliwangi 1 dijual. Kami tinggal di tempat yang terpisah-pisah. Banyak banget yang terjadi di idup kami masing-masing dan pastinya di idup Glenn Fredly sendiri.

Glenn Fredly ngalamin titik-titik balik yang bikin musik-musiknya semakin mateng. Belakangan, apa yang mau dia suarain juga semakin jelas. Glenn Fredly adalah salah satu musisi yang paling lantang bersuara untuk kemanusiaan dan budaya. Meskipun udah "tinggi", dia tetep rendah hati, bahkan selalu siap jadi pelantang untuk temen-temen yang suaranya nggak sekuat dia. Setelah lulus SMA, sebenernya Dea udah jarang ngikutin lagu-lagu dan keidupan Glenn Fredly. Tapi semua yang dia lakuin terlalu bersinar untuk nggak keperhatiin.

Kemarin, di hari Rabu Abu, 8 April 2020, Glenn Fredly Deviano Latuihamallo berpulang karena radang selaput otak. Beliau ninggalin istri dan seorang putri kecil berusia 40 hari.

Waktu denger kabar ini, lagu-lagu di album "Glenn" yang udah membeku bertaun-taun tiba-tiba menghangat dan luluh. Memori yang nggak lepas dari lagu-lagu itu ikut luruh dan ngingetin Dea sama banyak hal. Tapi di depan mata Dea, ada gambaran Glenn yang lebih dewasa, yang udah bertumbuh dan berbuat begitu banyak. Ada kesaksian orang-orang yang pernah ngerasain langsung kebaikan Glenn Fredly. Ada hal-hal kecil dan besar yang bisa terjadi karena Glenn Fredly memutuskan untuk terlibat. 

Ada rentang 22 taun antara album "Glenn" yang kerasa akrab buat Dea dengan Glenn yang baru aja berpulang di usia 44. Rentang itu bikin Dea sadar. Dalam 22 taun, Glenn udah berbuat banyak. Dia bertumbuh sebagai pohon yang menghasilkan banyak buah. Banyak buah. Betapa dia menjadi berkat dan nggak menyia-nyiakan waktu yang Tuhan titipin ke dia. 


Turut berduka cita untuk siapapun yang kebetulan baca tulisan ini dan berduka cita atas kepergian Glenn Fredly.
   
Nggak banyak yang Dea tau tentang Glenn Fredly, tapi yang nggak banyak itu lebih daripada cukup untuk percaya akan kebaikan-kebaiaknnya.

Rentang waktu sudah menetapkan. Cukup.
Kini saatnya rentang sayap Glenn mengantarnya ke surga.

Memento mori. 



Selamat Hari Keseimbangan
Selamat Hari Kamis Putih...



p.s
Itu foto album "Glenn" ngambil dari Wikipedia. Kasetnya masih ada, tapi di rumah Tante. Jadi nggak bisa difoto.

Komentar

Melissa Octoviani mengatakan…
Dea...baru aja aku nulis tentang Glenn Fredly juga di blog. Sedih ya rasanya. hiks...
salamatahari mengatakan…
Aku bertandang ya ke blogmu...:D
Tete Mr. mengatakan…
Laki2 timur yg menginspirasi dan rela berkorban itu telah pergi. RIP kk Glen
salamatahari mengatakan…
Iya, Tete MR, menginspirasi banget. Banyak yang cerita tentang kebaikan Kk Glenn, terutama setelah beliau meninggal...