Siwa

Semalem Dea nggak bisa tidur. Beberapa hari ini berita kematian berseliweran deket banget sama Dea. Duka dan kecemasan ngegantung di mana-mana. Semua itu masih ditambah lagi dengan macem-macem informasi, analisa kecil, dan kenyataan-kenyataan lain yg bikin patah hati.

Tapi begitu keluar kamar tau-tau Dea keinget sama bunga-bunga Portulaca di halaman. Kemaren pagi mereka mekar, tapi yang bersemi kemarin hari ini pasti layu. Sekuat apapun berusaha, mereka nggak akan bisa ngelawan sistem alam dan waktu. Mereka cuma bisa bersemi dan ngebiarin satu hari itu lewat dengan segala dinamikanya. Setelah itu, besoknya Portulaca lain mekar untuk layu lagi di hari berikutnya. Begitu seterusnya.

Kepala Dea pernah percaya kalau tragedi-tragedi yang terjadi hari ini bisa dicegah. Nggak butuh kecerdasan berlebih untuk mampu ngeramalin; contekannya udah terpampang.Kita bukan negara pertama yang berhadapan dengan pandemi.

Tapi pagi ini Dea sadar ada yg lebih kuat daripada upaya. Kita nggak bisa ngelawan sistem semesta dan mungkin memang nggak bisa nawar waktu. Semua analisa kecil dan kenyataan-kenyataan yg bikin patah hati itu bisa jadi cuma bagian dari perjalanan yg harus ditempuh untuk bergulir dalam sistemnya. Paham ini bikin Dea mencoba memaafkan.

Menyalalah lilin kecil di hati dan kepala. Menyalalah.
 
Ada satu titik ketika kita cuma perlu bersemi dan memberi.
 
Satu-satunya cara untuk "melawan" adalah terus berjalan.
 
Selamat Hari Keseimbangan...

 
Pijarn Jangsawang - Freepik


Turut berduka cita atas berpulangnya Ibunda Presiden Joko Widodo.

#indonesiamelawancorona #flatternthecurve
.

Komentar