Pui-Si Kulang Pandai Bernyanyi

Ketika saya sedang mengetik, sejilid buku berwajah kuda laut berenang-renang menghampiri saya. Tunggu dulu. Berenang? Bagaimana mungkin? Ini bukan di laut. Sebelum kebingungan saya terjawab, buku berwajah kuda laut itu sudah berdiri di hadapan saya dan bicara dengan mulut bergelembung-gelembung.



“Hai, Dea, aku Si Kulang Pandai Bernyanyi,” suaranya seperti orang yang bicara sambil berkumur.
“Kita kan nggak sedang berada di air. Kenapa kamu bisa berenang begitu?"


“Dea, Dea, Dea. Kita nggak selalu harus berada di air untuk berenang. Nggak harus ada di udara untuk terbang. Kita kan punya imajinasi. I-MA-JI-NA-SI.”
“Oh…”
“Mari kita bernyanyi-nyanyi dan berpuisi-puisi," kata Kulang seraya berenang berputar-putar.

Dengan ragu saya mendayungkan kedua tangan saya. Ajaib! Tiba-tiba tubuh saya menjadi ringan dan mulut saya ikut bergelembung-gelembung. Dengan sukaria saya menolakkan kaki saya dan berenang mengikuti Si Kulang Pandai Bernyanyi.

Ternyata Si Kulang Pandai Bernyanyi adalah sejilid nursery rhymes dalam Bahasa Indonesia. Ia ditulis oleh Ibu Sekar Ayu Asmara. Saat Si Kulang bernyanyi, dari mulutnya yang terbuka selebar penyanyi seriosa bertebaran warna-warni dan cerita-ceriti. 

Hari itu kami menolong bintang malang yang terjatuh di dasar kali hingga tak lagi bisa bersinar...


Juga bermain dan bercanda dengan bayangan saya dan downline-nya:




Ternyata bersama Kulang saya memang berada di lautan. Laut imajinasi. Ia penuh warna dan tidak berbatas. Di mana-mana ada jalan menuju petualangan-petualangan tak terduga. Meski merasa sudah berenang-renang jauh sekali, sampai bermain perosotan di pelangi:



Entah mengapa saya tidak takut tersesat.

“Aku sepertinya sudah harus pulang. Sebaiknya aku lewat mana, ya?” kata saya pada akhirnya.
"Baiklah. Begini. Semua kisah imajinatif tadi dihidupkan oleh kepalamu sendiri. Kamu tinggal mengikuti salah satu puisi tadi agar dapat kembali ke tempatmu berangkat tadi, ke keseharianmu,” jelas Si Kulang Pandai Bernyanyi.
“Oh, baiklah.”

Setelah berpelukan dan berpamitan dengan Si Kulang Pandai Bernyanyi, saya menyusuri jalan puisi. Rasanya menyenangkan. Begitu saya sampai kembali di rumah, ada kegembiraan yang membuat saya merasa merdeka.

Saya lalu duduk kembali di depan laptop saya. Menuliskan artikel ini.

Teman-teman penasaran? Puisi anak ini bisa kamu cari di Tokopedia . Untuk halaman-halaman yang seluruhnya berwarna, harganya enam puluh ribu rupiah saja. Kalau kamu ingin tahu siapa Ibu Sekar Ayu Asmara, sosok di balik buku manis ini, silakan mampir ke sini.
Sundea

Komentar