Halo
Salamatahari,
Apa kabar?
Maaf, ya, kalau belakangan Dea jarang kasih kabar. Dea mau cerita sedikit
tentang kesibukan Dea di luar rumah akhir-akhir ini. Meskipun Dea agak “Bang
Toyib” – nggak pasti kapan pulangnya – seenggaknya kamu tau Dea ada di mana :)
SATUPENA kependekan dari
Persatuan Penulis Indonesia. Tujuannya ningkatin kualitas idup penulis
profesional. Wadah ini dibangun sejak bulan Oktober 2016. Dari awal Dea ikut
terlibat nyiapin pembentukannya dan lumayan aktif di organisasi ini.
Sampai saat ini Dea udah
tiga kali ikut rembugnya yang masing-masing tiga hari. Pertama di Borobudur, yang
kedua dan ketiga di Jakarta. Karena peserta rembugnya penulis dari macem-macem
genre dan latar belakang, pandangannya jadi beragam banget. Tapi di pertemuan
terakhir – yang di Jakarta – semuanya semakin jelas dan mengerucut.
Sebagai organisasi yang
berbadan hukum, SATUPENA siap ngedukung kalau ada penulis yang butuh dampingan
advokasi atau sejenisnya. Ke depannya SATUPENA juga mau ngebangun
pelatihan-pelatihan, usaha, ngejangkau penulis dari berbagai daerah di seluruh
Indonesia, dan ngebangun jejaring yang kuat antar penulis. Kira-kira gitu.
Akhir bulan April nanti
SATUPENA mau ngadain kongres di Solo. Agendanya milih ketua, pengurus, dan
nyiapin rencana kerja empat taun ke depan. Sampai kongres nanti SATUPENA masih
disponsorin sama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF). Tapi nanti kalau udah resmi
kebentuk, dia bakal berdiri sendiri. Makanya sistem dan program SATUPENA harus
bagus dan kuat supaya dia bisa jejek berdiri.
Doain semuanya lancar,
ya, semoga setelah ada SATUPENA, lebih banyak orang yang cukup secure untuk
netepin diri sebagai penulis profesional ^^v
VERINDISCHEN
“Verindischen” adalah proyek
keroyokan yang seru sekali. Film yang dibuat berdasarkan novel kan udah cukup banyak. Novel yang dibuat berdasarkan naskah juga ada. Tapi film dan novel yang digodok bareng-bareng Dea belum pernah denger. Nah. Itulah "Verindischen".
Filmnya disutradarain sama Ace Raden Desenasuria dari Indie Art Project. Produksinya diurus sama Petik Production. Naskahnya ditulis Fikra, musiknya Sugih Sumawilaga, risetnya RummiSidharta, dan masih banyak anggota tim lainnya. Dea sendiri bertugas nulis novelnya.
Filmnya disutradarain sama Ace Raden Desenasuria dari Indie Art Project. Produksinya diurus sama Petik Production. Naskahnya ditulis Fikra, musiknya Sugih Sumawilaga, risetnya RummiSidharta, dan masih banyak anggota tim lainnya. Dea sendiri bertugas nulis novelnya.
Proyek ini udah jalan
sebagian. Naskah udah jadi hampir setengahnya. Novel juga draft-nya
udah kelar. Riset terus dilakuin sambil jalan. Casting udah memasuki tahap ngeceng-ngeceng.
Dan produser kami – Ryandi Pratama – lagi heboh sama urusan-urusan seputar jejaring, sponsorship, management, pokoknya yang gitu-gitulah.
Kerja dalam tim model begini
enak juga ternyata, Sal. Kerasa efektif karena kita bisa penuh konsentrasi
ngerjain bagian kita. Bagian-bagian lain ada yang ngurus dan kita tinggal percaya. Tim ini juga kompak
dan kuat banget. Saling ngisi. Dan serius kerjanya.
Bagian produksi dan kreatif nggak tabrakan. Karya ini bisa ngejer target produksi tapi nggak ngebunuh idealisme tim kreatif. Dea sendiri ternyata ngerasa nyaman juga nulis di-manage gini, terutama karena yang manage-nya, Fikra dan Ryan, kooperatif dan nggak otoriter. Malah jadi cepet, relatif lancar, dan exciting terus.
Bagian produksi dan kreatif nggak tabrakan. Karya ini bisa ngejer target produksi tapi nggak ngebunuh idealisme tim kreatif. Dea sendiri ternyata ngerasa nyaman juga nulis di-manage gini, terutama karena yang manage-nya, Fikra dan Ryan, kooperatif dan nggak otoriter. Malah jadi cepet, relatif lancar, dan exciting terus.
“Verindischen”
artinya “menjadi indisch”. Ceritanya tentang … ga jadi, ah, entar spoiler. Intinya ini cerita remaja, sih, mungkin beberapa konfliknya
dialamin juga sama kita sehari-hari. Tapi kami ngambil setting taun 1924 dan 2000.
Kenapa? Nanti tonton dan baca kalau film dan bukunya udah kelar ya :D
Kenapa? Nanti tonton dan baca kalau film dan bukunya udah kelar ya :D
ZODIAK GEMBIRA
Zombi adalah proyek yang
tertunda abis-abisan. Dari kapan tau Dea pengen memperbaiki sistem perdagangan
Zombi, tapi belum sempet-sempet aja. Karena bakal berurusan sama client, pesenan, dan orang-orang yang bakal kerja sama bareng, Dea agak ati-ati supaya bener-bener bisa dipertanggungjawabkan produknya.
Selain urusan pesenan
bacaan, Dea juga punya utang ngelarin buku Zombi sama jin Rukmunal Hakim. Belum
kebayar-bayar nih dan kami niatin banget harus lunas taun ini. Kami lagi
eksplor dan siap-siap bikin timeline yang seserius-seriusnya kali ini.
Doakan kami...agak berat untuk partnership Sagitarius-Gemini yang spontan begini hehehe...
Doakan kami...agak berat untuk partnership Sagitarius-Gemini yang spontan begini hehehe...
BUKU SALAMATAHARI #3
Ada penerbit baru
namanya Bookslife. Sistemnya keren. Buku mereka terbit online dengan format
bagus kayak Kindle. Bukunya dijual lima ribu perak per part dan satu part
maksimal 25 halaman. Bulan lalu Dea dateng ke presentasinya. Mereka cerita
tentang prospek, sistem penjualan, dan lesunya penerbit cetak yang bikin mereka
mutusin untuk bikin sistem ini.
Rencananya Mei ini
Salamatahari #3 mau terbit sama Bookslife. Naskahnya lagi Dea susun dan siapain.
Deg-degan juga. Gercep!
Deg-degan juga. Gercep!
BEETHOVEN FOR KIDS
Ini proyek bantu-bantu
suami di Bandung Philharmonic Orchestra.
Dalam rangka memperkenalkan Beethoven ke anak-anak, Dea ngebantu Ikan
Paus bikin sandiwara boneka tentang Beethoven. Meski nanti dimaininnya semi lenong, tetep harus ada script, latihan, dan penyesuaian sama lagu-lagunya.
Acaranya bulan April! Deketan sama Konser Bandung Philharmonic Orchestra yang akhir April.
Acaranya bulan April! Deketan sama Konser Bandung Philharmonic Orchestra yang akhir April.
***
Apa lagi, ya?
Selebihnya sih Dea sibuk sama kegiatan rumah tangga sehari-hari, tetep ikut
writing club, dan nulis artikel untuk Voxpop.
Dea kangen banget
sebenernya sama zine-zine-an online ini. Sama Anak Beruang, sama cerita-cerita
di angkot, sama orang-orang “bukan artis” yang punya cerita menarik, sama
jalan-jalan random, sama kresekadalahtuhan, sama hal-hal kecil yang Dea temuin
ketika keseharian Dea semi tanpa rencana.
Tapi idup Dea bergerak.
Prioritas bergeser. Dea nggak bisa sepenuhnya di luar dan sepenuhnya di dalem
dalam waktu yang bersamaan.
Biarpun begitu, Dea yakin suatu
saat nanti Dea akan pulang. Dea harus pulang. Dea nggak akan putus asa nyari cara kembali ngebangun ritmenya.
Salam sayang buat Anak
Beruang dan Kresekadalahtuhan
Salamatahari,
semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea
Komentar