Sarang

A time for change, a time to stay
to rearrange for another day
Another day.
-When Love is Young, The Free Design-

Beberapa waktu yang lalu, saya dihubungi untuk menghadiri persiapan pembentukan organisasi profesi penulis di Indonesia. Ketika tahu acara akan berlangsung selama beberapa hari di luar kota, pikiran saya bercabang. Saya sadar dalam dua tahun ini prioritas hidup saya banyak bergeser. “Membangun  sarang” membuat saya tak selesai-selesai merisik, mencari titik seimbang antara “terbang” dan “tinggal” di dalam sarang itu.  

Sarang memberi kita rasa aman dan teritori. Ia menjaga kita dari banyak hal di luar sana, menjamin kepemilikan,  sekaligus mengajar kita memelihara dan bertanggung jawab. Tetapi sesungguhnya sarang bukan sumber kehidupan itu sendiri. Pada akhirnya setiap kita tetap harus pergi menghela udara, mencari nutrisi, mengukur keleluasaan yang kita butuhkan, mencermati sejauh apa kita sudah bertumbuh, dan pulang dengan bahan-bahan terbaik untuk membangun sarang yang mendefinisikan apa itu hidup.

Di edisi ini ada sarang yang dibangun para penulis, ada cerita Mas Muhammad “Mice” Misrad tentang sarang, ada serumah.com yang menawarkan sarang dan teman sesarang, serta sarang anak jerapah yang telah porak poranda.

Dalam Bahasa Korea, “sarang” artinya “cinta”.
Memahami kesederhanaannya adalah pelajaran sepanjang usia

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea 



Komentar