Seperti cinta, mata adalah topik yang terlalu sering dibahas. Tetapi – juga
seperti cinta – apa yang dapat dilakukan mata menyusup di hampir segala aspek
kehidupan kita. Ia melihat, memandang, mengerling, membelalak, mengerjap,
terpejam, menonton, dan menangis. Ia dianggap sebagai jendela jiwa dan menjadi
metafor yang representatif untuk banyak hal. Ia kecil namun kompleks, klise
namun tak pernah betul-betul basi.
Pada edisi ini, www.salamatahari.com hadir dengan
beberapa posting seputar mata. Ada mata rantai untuk bencana Garut, cerita di balik mata Rudi, sudut pandang
medis dari calon dokter Nindya Lubis, mata bunglon sebagai metafor kehidupan
pernikahan, ada ajakan untuk menonton konser “Destiny” 25 September 2016, dan ada "Iman", mata yang melihat dengan keyakinan.
Adakalanya warna dan detail yang mampu
dilihat mata telanjang tak berhasil ditangkap sempurna oleh kamera.
Zine-zine-an online edisi ini pun seperti kamera. Ia terlalu terbatas untuk mengantar segala cerita yang mampu
dipersembahkan oleh mata.
Semoga setidaknya rangkaian posting ini memberimu pilihan sudut pandang
Salamatahari, semogaselaluhangat dan
cerah,
Sundea
Komentar