-Omni.Space,
14 Februari 2016-
Penutupan Pameran Sobriquet
Apa yang ditulis teman-teman ketika
diberi kesempatan menginterpretasi pameran instalasi Resatio Adiputra, “Sobriquet”?“Rata-rata
mereka malah nulis tentang diri mereka sendiri,” ungkap Resatio alias Tio.
Mungkin karya-karya di pameran Tio
memang tidak bercerita tentang diri mereka sendiri. Rangkaian assemblage art –
atau sederhananya instalasi tiga dimensi – yang berjuntaian di galeri mungil
Omni.Space adalah variabel-variabel bebas yang siap kita kenakan. Pameran yang
berlangsung sejak tanggal 29 Januari hingga 14 Februari 2016 ini memang
bersifat interaktif. Kita boleh memilih karya yang paling menarik hati kita lalu
menuliskan interpretasi kita. Nantinya interpretasi tersebut akan ditempel di
dinding ruang pamer sebagai bagian dari pameran tersebut.
“Sobriquet” sendiri berakar dari kata
Bahasa Perancis yang berarti “julukan”. Dibanding sekadar nama, ada sesuatu
yang lebih lekat dan personal pada secetus julukan. Saya cukup yakin Tio tidak
sembarangan memilih tajuk ini untuk pameran tunggal yang dikuratori oleh SarahSoeprapto ini.
Sarah Suprapto dan Tio |
“Lu nempel-nempelin mainan-mainan ini
ada aturan-aturannya nggak, sih?” tanya saya.
“Enggak. Intuitif aja,” sahut Tio.
Jadi, Tio mengumpulkan berbagai jenis
mainan. Mulai dari Barbie, boneka, kodok karet, hingga action figures. Ia
lantas membongkar-bongkar tiap mainan itu, kemudian memasang-masangkannya pada
mainan yang lain. Kira-kira seperti ini:
Tio ingin menciptakan figur-figur
yang akrab sekaligus tidak akrab. Kita mungkin tidak asing dengan mainan-mainan
yang ada di sana. Namun bongkar-pasang yang dilakukan Tio memberi mereka kesan
yang lain.
Buat saya sendiri, ada suatu sensasi
yang ajaib ketika datang ke “Sobriquet”. Ruang gulita dan figur-figur mirip
monster yang bergelantungan di sana awalnya memang terkesan menyeramkan. Tetapi
tak sampai sepuluh menit kemudian, saya beradaptasi dan segera merasa nyaman.
Rasanya personal dan tidak asing. Seperti masuk ke dalam diri sendiri dan
melihat bagian-bagian diri kita yang selama ini tak pernah betul-betul kita
kenali wujudnya.
“Seperti pulang ke rumah,” kata saya
pada Ewing, teman saya yang mengunceni Omni.Space.
“Kenapa? Peaceful, ya?”
“Ummmh…nggak juga. Rumah nggak selalu
peaceful, malah kadang chaos”.
“Kayak shelter?”
“Hmmm. Mungkin itu lebih pas …”
Bjork menyanyikan “Joga” dengan suara
hilang-timbul di dalam kepala:
All that no one sees you see what's inside of me
Every nerve that hurts you heal
Deep inside of me
You don't have to speak
I feel …
Every nerve that hurts you heal
Deep inside of me
You don't have to speak
I feel …
Sundea
Komentar