Rizki Ramadan: “Lari Boleh, Terburu-buru Jangan!”

foto profilSelama 4 tahun, Rizki Ramadan alias Kiram belari bersisian bersama Salamatahari. Sendiri-sendiri, namun tidak pernah saling meninggalkan. Emagz, Card to Post, zine ini dan zine itu, mixtape, bertukar pandang, hal kecil dan besar, yang langsung terkait maupun yang tak, pendewasaan masing-masing, sampai baju baru www.salamatahari.com yang kau lihat hari ini.

Berikut adalah obrolan www.salamatahari.com dengan mas-mas yang aktif berkarya dan berkesenian ini. Tentang karya. Tentang kehidupan sehari-hari. Tentang berlari. Dan tentunya tentang cerita di balik baju baru www.salamatahari.com …




Kiw, cerita dong tentang keidupan lo sehari-hari …
Sehari-hari kerja sebagai penulis/wartawan di majalah remaja. Suka main ke mana-mana. Suka nebeng curhat juga lewat fotografi. Dan karena banyak maunya—Tuhan selalu bersama orang yang banyak maunya—di luar ngantor gue juga bikin ini-itu yang tiba-tiba keidean. Beberapanya yang paling mateng adalah website tuker-tukeran kartu pos kreatif Card to Post, dan zine fotografi analog The Future of The Past

Huidih, heboh juga ya kegiatan lo
Terus, punya hobi lain juga, haha.

Apa, apa?
‘Hobi’ di formulir biodata selalu pengen jawab kalau salah satu hobi gue adalah mikir. Tapi karena malu, jadi ditulisnya: nonton film dan baca buku. Kalau boleh dipanjangin lagi maka gue tambah: nyimak orang-orang, dengerin orang cerita, denger musik, dan kegiatan-kegiatan lain yang bisa bikin ngelamun dengan sadar.

Hahaha … ngelamun dengan sadar. Kocak juga. Terus, terus, dari kapan elu tau www.salamatahari.com?
Tau Salamatahari setelah beberapa hari kenal sama Sundea, kisaran Mei 2011. Ngerasa punya sejumlah kemiripan karakter dengan si Salamatahari ini, tapi banyaknya, karakter-karakter itu gue sembunyiin sebelumnya. Nah, setelah kenal Salamatahari, jadi ngerasa sangat dimaklumi. Ternyata, ada juga yang doyan banget sama plesetan. Ternyata ada juga yang naruh perhatian sama suatu hal yang lewat di keseharian sampai segininya, bahkan sampai bisa memosisikan dirinya sebagai hal-hal kecil itu. Ternyata ada juga yang berdedikasi sama proyek personalnya sampai segininya.

Pokoknya banyak pelajaran tentang penerimaan diri, perhatian pada hal-hal kecil, dan perayaan keseharian, yang gue comot dari Salamatahari, dan tentu pelajaran itu mengubah cara pandang, cara idup gue jadi semakin menyenangkan, senggaknya bagi gue sendiri. :D

Samaaaa … gue juga belajar banyak dari elu. Sama-sama bercermin dong kita, ya. Karya lu lebih banyak lagi, dan kayaknya justru gue yang lebih banyak belajar dari elu. Btw, apa yang bikin lu masih mau-maunya ngedandanin salamatahari di sela kesibukan lo yang buannnyak itu?
Pertama, karena gue suka Salamatahari, dan pengen bikin orang-orang suka dan betah juga main ke rumah Salamatahari.

Kedua, karena gue selalu banyak maunya. Pengen bikin ini, bikin itu. Nggak pernah ada abis-abisnya ini kepala nyuruh-nyuruh. Tapi, niat bikin ini-itu-nya sering banget luntur, kehabisan tenaga di tengah jalan. Bisa jadi, karena biasanya dikerjain sendiri, dan untuk diri sendiri. Jadi, tingkat urgensinya lentur. Bisa dimaklumi sesuka hati.

Nah, tiap kali ada temen yang gue tau doyan bikin-bikin juga, dan gue senang sama dia dan karyanya, ngajak gue untuk bikin-bikin sesuatu bareng, gue selalu antusias. Haha. Ditemenin berkarya, kok nolak. Ini bukan angin atau bala yang memang seharusnya ditolak! Nanti kalau udah jadi, elu juga yang seneng, pikir gue. Dan jadilah semua ini dikerjain.

Ada salah satu semboyan—ce ileh semboyan. Semboyan atau sepuluh, nih?—yang gue pegang: mengerjakan proyek personal di sela-sela proyek korporat itu selalu sukses bikin hidup lebih hidup!

https://scontent.cdninstagram.com/hphotos-xaf1/t51.2885-15/s320x320/e15/11236218_1385182585145859_1936543749_n.jpg
"Ada Harap di Balik Parah" zine foto ulangtahun Kiram yang ke-27

Eaaaa … cerita dong konsep di balik desain zine-zine-an online ini…
Ceritain nggak yah?! Haha. Boleh rahasia aja nggak?

Yaahhh … jangan rahasia, dong …
Nggak boleh yah? Ya udah deh.

Sebenernya agak segan untuk mengerjakan proyek desain untuk orang lain. Karena skill desain grafis gue sungguh sangat apa-adanya. Software yang gue kuasai cuma Photoshop dan CorelDraw. Pun, nggak jago gambar. Kemampuan modifikasi blog juga minim banget. Jadi, segala konsep apa pun yang tercetus setelahnya, harus mempertimbangkan keterbatasan skill itu

Tercetus lah membuat gambar bertema keseharian kota. Karena sering main sama Dea, sedikit banyak jadi tau gimana keseharian Dea. Dea suka jalan kaki nyusurin kota, tiba-tiba ngajak ngobrol orang, nemplok ke suatu tempat, main ke pameran seni atau gig lokal. Di gambar gue juga nyelipin gambar ikan paus, sosok yang sekarang pasti selalu ada di keseharian Dea. :D

HEADER 4


Oh, iya, gue baru liat … kalau warnanya? Kenapa putih plus ceplak ceplok warna?
Kenapa ada ceplak-ceplok warna, karena matahari bukan cuma bikin terang, tetapi bikin kita sadar kalau ada banyak warna di keseharian kita, sehitam-putih apapun. Ceileeeeeeeeh.

Ceileeeeeh … berapa lama ini ngerjainnya?
Karena keterbatasan skill tadi, ini bikinnya sebulanan, kayaknya. Haha. Sempet mengalami keringet dingin dan kesel sendiri karena bentuk yang gue pengenin susah dibuatnya (atau nggak ngerti caranya).

Ibaratnya, gue adalah laron dan konsep ilustrasi yang gue pengenin itu adalah lampu superterangnya Seven Eleven yang baru buka. Gue mau menuju ke situ, tapi terlalu silau. Jadi gue mesti nyari kacamata item dulu biar bisa anteng mencapai situ.


Hahaha … ajibbb metafornya. Okeh. Last but not least, kalo denger kata “berlari” apa yang ada di pikiran lo?
Kalau kata orang jawa sih artinya lupa. Orang jawa yang cadel sih tapi. Ngucapnya jadi ‘lali’ . Hehehe.

TAK JEDES!
Hehehe. Pokoknya, selalu inget, “Lari boleh, terburu-buru jangan! Mengejar boleh, kelewatan jangan!”

Quote of the day!

Di depan, perjalanan masih panjang. Kiram dan Salamatahari mungkin masih akan selalu berlari bersisian. Menemukan hal baru. Membuang yang usang. Memperbaiki yang perlu diperbaiki. Menjaga yang perlu dijaga. Membantu saat yang satu terjatuh. Bercermin. Menjadi dewasa.

Garis finish bukan tujuan akhir, karena kami adalah pengumpul kisah …

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUwFP-Zjlw0igaLvyVNKkaRrMXjHfvVl2iCWc6qGDfdw9UbcoekZw4lU-GgihF2L4Sz8aePS1L1gwAMWxtDW_vQrFttaBvxamEX3Z-0yN91XgO2fDslFzuOy-qWauTngRisND1rA5P5h8/s1600/cfd++(1).JPG
salah satu foto karya Kiram waktu main ke Bandung

Sundea

foto dok. pribadi Kiram

Komentar