Cerita Dinda Puspaningtyas. Ada Sepenggal “ASI” Pada “Kasih”

dindanuSebagai seorang ibu, apa yang kamu rasakan jika kamu tak bisa memberikan ASI eksklusif kepada buah hatimu? Bukan karena kamu tidak mau. Kamu tahu ASI adalah yang terbaik. Kamu pun sangat sangat ingin mengantar darah dagingmu bertumbuh dengan air susumu sendiri. Namun keadaan berkata lain. Sekeras apapun kamu berusaha, ASI-mu tak dapat tercurah sempurna. Padahal waktu terus bergerak, dan usia si kecil terus bertambah. 

Dinda Puspaningtyas adalah ibu muda yang pernah mengalami situasi itu. Ia sempat dirundung frustrasi dan rasa bersalah. Ada perasaan gagal sebagai ibu yang begitu menghantu. Danuja – putera semata wayangnya – menjadi gelisah dan kelaparan. Sementara itu Dinda terus berusaha memperbanyak produksi ASI-nya. 

Segalanya teratasi justru ketika Dinda berhenti memaksakan. Meminta maaf kepada diri sendiri. Menerima keadaan. Memberikan apa yang mungkin diberikan. Simak cerita Dinda. Mungkin ada di antara teman-teman yang lantas tercerahkan ;)



Dinda, cerita dong tentang kegiatan kamu sehari-hari …
Aku seorang PNS di salah satu kementerian di Indoensia Raya ini. Keseharianku selama kurang lebih 1,5 tahun terakhir ini kalau gak ke kampus (Dinda sedang mengambil pasca sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia - red) ya di rumah. Berhubung sekarang hanya menyelesaikan tesis, jadi banyak waktu di rumah. Kalau tidak ada jadwal kuliah sama sekali, lebih senang menghabiskan waktu di rumah, sambil main n mengurus anak yang baru mau menginjak usia dua tahun, namanya Danuja Wisnu Rayaka.

Danuja kamu urus sendiri?
Iya, sendiri, tanpa ART (Asisten Rumah Tangga) atau Nanny.

Di tengah kesibukan kamu kerja dan kuliah, apa nggak repot, Din?
Aku sempet bilang kalau lebih banyak waktu di rumah kan? Nahh puaslah mengajari dia segala macam hal, nggak cuma sekedar angka dan abjad saja. Selain itu, bukan kenapa-kenapa, tapi memang mencari ART atau Nanny yang bisa dipercaya dan cepet bisa dekat sama Danu agak sulit.

Hooo gitu. Sekarang Danuja udah bisa apa aja?
Bernyanyi, mewarnai, berimajinasi, suka melakukan aktivitas yang sifatnya outdoor. Alhamdulillah belum dua tahun dia sudah bisa bicara dengan 4 suku kata (kadang lebih) dengan jelas, bisa berhitung 1- 10 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, hafal nama-nama warna dasar dalam bahsa Indonesia dan Inggris, bisa mengeja abjad dalam bahasa Inggris tapi masih suka loncat-loncat sih. Sudah bisa menyanyi lagu anak-anak berbahasa Indonesia full sampai habis dan beberapa lagu anak asing.  Dia juga sudah bisa diajak cerita dan menanggapi cerita kita begitu juga sebaliknya.


danu six pack

Aw! Pinter banget. Ada kendala selama ngasuh Danu?
Setelah usia 1,5 thn ini dia mulai suka menunjukan emosi yang berlebihan. kalau lagi hepi, wuiihh hepi banget heboh ke sana kemari, semua orang diajak main. Kalau nangis wuaahh susahnya minta ampun dirayu. Tapi kalau aku baca di majalah parenting atau via mbah gugel, milestone-nya memang sedang seperti itu hingga usia kurang lebih tiga tahun.  Terus … aku cuma bisa kasih ASI eksklusif ke Danu selama empat bulan …

Haduh … itu gimana ceritanya?
Ibu mana yang gak mau anaknya dapat yang terbaik? Yakin banget gak ada deh di dunia ini. Apapun pasti diusahakan supaya anaknya bisa dapat semua yang terbaik. Begitupun aku. Sangat antusias dan semangat untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, bahkan bercita-cita, kalau sampai Danuja umur dua tahun masih bisa aku kasih ASI, pasti dikasih, deh. Suami pun mendukung ini. Jadi bahagialah sudah. Jiwa pejuang ASI yang semakin tumbuh juga karena didukung kampanye ASI eksklusif di mana mana.

Kenyataannya, aku cuma bisa kasih ASI eksklusif selama 4 bulan. Bukan karena apa-apa, tapi stok ASI ku tidak mencukupi kebutuhan Danuja.

Terus apa yang kamu lakuin untuk ngatasin ini?
Di rumah, di kantor, bahkan sedang dinas keluar kota pun aku selalu pumping ASI untuk stok. Tapi kebutuhan Danuja lebih banyak, jadi gak kekejar. Satu jam sekali dia pasti minta susu. Yaah memang orang bilang bayi laki-laki menyusu lebih banyak daripada bayi perempuan. Aku mengusahakan supaya ASI makin banyak dengan makan sayuran terutama daun katuk yang katanya bisa menambah produksi ASI, minum teh ASI booster, pil untuk lancar ASI, banyak minum, gak stress, dan setiap di rumah selalu kasih Danuja menyusu langsung. Aku juga rajin baca dan cari referensi tentang perkembangan bayi, bagaimana supaya ASI melimpah. Aku sempat bertahan untuk tidak memberi susu formula dan memberi seadanya saja hingga Danuja rewel terus. Badannya pun sempat terasa lebih ringan.

Gimana kamu ngerespon situasi ini?
Sempat frustasi dan sedih. Tidak rela kalau sampai Danuja terkena susu formula. Seakan-akan perasaan gagal menjadi ibu yang baik membayangi, pandangan sebelah mata dan omongan orang lain terlintas di kepala. Terdengar egois memang terus bertahan pada prinsip, hanya karena obsesi sendiri dan malah merugikan anak sendiri.

Apa peran suami kamu ketika kamu ada di situasi ini?
Ketika kondisi "kegalauan" itu datang, dia berusaha meyakinkan aku pelan-pelan bahwa aku bukan ibu yang gagal, aku juga bukan istri yang gagal. Dia justru kecewa dan marah kalau aku membiarkan anaknya kelaparan dan kehausan. Anak diberi susu formula bukan akhir dari segalanya, toh masih tetap dikasih ASI juga. Masih banyak pe er yang harus dilakukan untuk membesarkan anak, masih banyak juga hal-hal baik yang bisa aku lakukan untuk anak. Setelah diskusi dengan suami dan berusaha berpikir tenang, akhirnya Danuja disambung susu formula. ASI tetap diberikan tapi diselingi susu formula.

danudimas

Apa yang kamu rasa setelah ngambil keputusan itu?
Di situ aku mulai berpikir, kalau aku membiarkan dia hanya mendapat nutrisi dari ASI yang ada, apa bukannya justru itu malah menyiksa dia, membuat kelaparan, itu malah sikap ibu yang tidak baik bukan? Perlahan-lahan aku mulai membangun kepercayaan diri lagi. Meyakinkan diri bahwa aku bukan ibu yang gagal. Aku mendahulukan kebutuhan dan kepentingan Danuja apapun itu, karena sebagai orang tua harusnya seperti itu. Goshh, gak pernah menyangka masalah menyusui bisa sebegini rumit, menguras emosi, dan membuat galau jiwa dan raga … wkwkwk …

Gimana pertumbuhan Danuja dengan ASI dicampur susu formula?
Kata orang anak ASI daya tahan tubuhnya pasti lebih kuat, gak akan gampang sakit, dan punya tingkat intelegensia lebih baik daripada yang tidak ASI. Tapi sampai saat ini alhamdulillah Danuja sehat walafiat. Perkembangannya sangat baik, jarang sekali sakit, kalaupun iya hanya batuk pilek dan sesekali demam khas balita.

Ada MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) yang kamu kasih ke Danuja selain susu formula?
Kebetulan aku memberikan MPASI rumahan buatan tangan sendiri. Tidak ada yang instant sama sekali. Bahkan untuk tepung berasnya, beli beras merah organik dan digiling sendiri. Rajin bikin kaldu sendiri dari ayam kampung, daging, atau ikan diselang-seling sesuai menunya. Aku benar-benar memperhatikan apa yang masuk ke mulutnya. Aku juga ga lupa untuk imunisasi Danuja. Semua yang disarankan pemerintah, yang diwajibkan atau tidak diwajibkan.

Kira-kira apa kemungkinan-kemungkinan yang menghambat dan melancarkan pemberian ASI?
Kayaknya sekarang sudah banyak bacaan dan referensi tentang apa saja hal yang bisa menghambat dan melancarkan  pemberian ASI eksklusif kepada anak. Pada dasarnya semua perempuan yang baru menjadi ibu pasti bisa memberikan ASI. Bahkan memberikan ASI semakin sering akan membuat produksi ASI semakin banyak. Stress bisa menurunkan kuantitas produksi ASI, makanya ibu menyusui sebisa mungkin hepi-hepi aja n jgn banyak pikiran.  Ada juga kondisi di luar diri kita yang bisa menjadi penghambat untuk seorang ibu bisa memberikan ASI. Seperti teman saya. Untuk sementara dia harus terpisah kota dari anaknya, hanya bisa pulang bertemu setiap beberapa minggu sekali. Otomatis dia kesulitan untuk memberikan ASI, dan mau tidak mau susu formula menjadi jalan keluarnya.

Terakhir, punya pesen nggak buat ibu-ibu yang punya pengalaman seperti kamu?
Aku hanya berpesan untuk ibu-ibu baru yang mungkin sedang mengalami atau yang akan menjadi ibu, supaya tidak mengalami ini.

Pertama, yakin sama diri kita sendiri bahwa kita bisa memberi ASI, selalu tenang dan jangan stres, kalau ada yang dipikirkan coba share dengan suami, keluarga, atau teman supaya tidak mempengaruhi psikologis. Terbuka dan percaya pada orang terdekat untuk membantu.

Ke dua, jangan pernah punya pikiran negatif pada diri sendiri, berani memaafkan diri sendiri. Kalau tidak bisa memenuhi harapan, itu bukan berarti kita gagal. Yang penting kan kebutuhan anak jadi prioritas utama.

Ke tiga, tidak memberi ASI eksklusif semua bukan akhir dari segalanya, masih banyak waktu dan fase-fase pertumbuhan anak yang harus diisi dengan banyak hal baik.

Aku 100% yakin, apakah itu anak diberi ASI atau tidak, diberi ASI 6 bulan atau sampai 2 tahun, kalau selepas itu gizinya tidak diperhatikan, anak tidak didampingi bermain dan belajar, diajarkan hal-hal tentang kehidupan yang dia belum tahu, diperhatikan pendidikannya dan diberikan contoh perilaku yang arif oleh orangtuanya niscaya tidak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan berkualitas. Mempunyai anak berarti kita akan membentuk manusia baru. Nah, manusia yang seperti apa yang kita inginkan? setiap orangtua punya caranya masing-masing. Jangan pernah merasa lebih benar atau lebih baik dari orangtua lain. Teruslah belajar menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita.

danuja sendiri

Azek. Makasih, ya, Din. Salam buat Dimas dan Danuja …
Terimakasih juga. Mudah-mudahan sharingnya bermanfaat, yang bagus-bagus aja yang diambil ya .. hihii …

Pasti bermangpaat banget …

Setelah menulis artikel ini, di kepala saya terlintas kalimat “ASI hanyalah bagian kecil dari kata k-ASI-h”. Menyayangi anak secara lengkap ternyata tak cukup hanya dengan memaksakan diri memberi ASI, tapi melihat “kasih” dengan kacamata yang lebih luas.

Apakah ada ibu-ibu yang jadi merasa tidak sendirian ketika membaca sharing Dinda?

Selamat Hari Anak Nasional :)

IMG-20150722-WA000

Sundea

foto dok pribadi Dinda

Komentar

mamatwin mengatakan…
Nice quote, kASIh ibu ga sebatas sampe asi aja tugas seorang Ibu masih panjang dalam membesarkan anak2nya,,semangat untuk mommy2 yg belum bisa kasih asi full,dan untuk para pejuang asi plis jgn mendiskreditkan mommy2 yg ga bisa kasih asix karena mereka sebenernya uda berusaha dan jg ga mau berada dlm kondisi kayak gitu,tapi namanya kondisi orang kan beda2,every mom has her own battle..

Ya ampun jd panjang komennya hehehe