Namanya Oom Bernardus Prasodjo. Beberapa waktu yang lalu, beliau sempat populer
di media sosial karena desain ilustrasinya yang melegenda di kaleng biskuit
Khong Guan. Ternyata beliau pun ada di balik ilustrasi Nissin Wafer dan biskuit
Monde. Tetapi ketika Dea minta izin untuk mewawancarainya seputar ilustrasi
perbiskuitan itu, ia terdengar tak terlalu bersemangat, “Silakan, walupun
sebenarnya sudah sering, kan ceritanya sama saja”.
Oom Bernardus baru tampak lebih antusias ketika diminta
menceritakan kegiatan-kegiatan terkininya. Ternyata karya-karyanya yang membeku
abadi di kemasan biskuit tak membuatnya ikut membeku juga. Oom Bernardus yang
kini sudah mencapai usia 67 tahun, mengalir mengikuti alur hidup untuk sesuatu
yang sangat dicintainya.
Memangnya apa, sih, kegiatan Oom Bernardus saat ini? Dan apa
jawaban Oom Bernardus ketika ditanya ke mana ayah di gambar keluarga Khong
Guan?
Oom, dulu kan Oom bergerak di dunia graphic design. Itu dari
tahun berapa sampai tahun berapa?
Lupa tepatnya. Kira-kira sejak 30 sampai 45 tahun yang lalu,
kemudian perlahan-lahan beralih ke dunia pra-cetak, baru sejak 20 tahun yang
lalu sampai sekarang berkeliling Indonesia mengajarkan penyembuhan Prana.
Apa itu penyembuhan Prana?
Penyembuhan Prana adalah penyembuhan energi yang dilakukan
tanpa menyentuh dan tanpa obat. Selengkapnya bisa dilihat di https://pranaindonesia.wordpress.com/.
Terus apa yang bikin Oom memilih beralih profesi dari
desainer grafis ke penyembuhan Prana ini? Kan tampak jauh banget dunianya
…
Dari dulu saya memang tertarik pada hal-hal semacam ini.
Kemudian saya membaca iklan tentang kursusnya, saya ikuti kursusnya, merasa
cocok, lalu meninggalkan yang lainnya. Ini karena panggilan hati. Semakin saya
mendalami penyembuhan Prana ini, semakin tertarik. Sedikit demi sedikit saya
meninggalkan usaha dan beralih ke kegiatan yang lebih bersifat sosial.
Jadi lebih seru jadi pengajar penyembuhan Prana ini ya
daripada jadi desainer grafis?
Iya, lebih seru mengajarkan penyembuhan Prana, dong. Semakin
banyak yang bisa menyembuhkan semakin banyak orang yang bisa diringankan
penderitaannya. Tapi latar belakang graphic designer saya juga sangat
membantu, terutama untuk mempromosikan Prana. Paling tidak saya bisa membuat
brosur tentang Prana, poster, iklan, dan lain sebagainya. Jadi tidak banyak
tergantung pada orang lain.
Sebetulnya arti kata prana itu sendiri apa, sih?
Prana adalah bahasa Sansekerta yang artinya energi kehidupan.
Di Jepang di sebut Ki, di China disebut Chi, di Polinesia disebut Mana, di
Yunani di sebut Pneuma, dan lain sebagainya.
Terus gimana cara penyembuhan Prana ini bekerja?
Penyembuhan Prana lebih menangani tubuh energinya. Kalau tubuh
energi terganggu, lama kelamaan akan membuat fisik juga terganggu. Demikian pula
sebaliknya. Kalau tubuh energi kita perbaiki atau kita normalkan, ini akan
berpengaruh pada tubuh fisik sebagai kesembuhan. Jadi cara kerja praktisi Prana
adalah memindahkan energi yang tersedia di alam ke tubuh pasien. Penyembuhan
Prana tidak hanya menyeimbangkan energi di dalam diri seseorang, tetapi juga
sekelilingnya. Penyembuhan Prana juga tidak hanya menangani penyakit fisik saja.
Bisa digunakan utuk pertanian, peternakan, pendidikan dan segi kehidupan yang
lain, bahkan kami juga mengajarkan Financial Healing.
Selain mengajar, apa Oom juga buka praktik penyembuhan
Prana?
Praktik di rumah, itupun kalau tidak sedang pergi ke luar kota.
Hampir setiap akhir pekan saya ke luar kota. Jadwal untuk bulan Juni saja sudah
sangat padat. Saya harus ke Lampung, Batam, Makassar, Gunung Sitoli, Manggarai,
Denpasar, Bandung, Jogja, dan lain lain, untuk memberi pelatihan.
Wuow. Apa cerita yang paling seru selama jadi pengajar dan
praktisi Prana ini?
Sangat banyak …
Salah satunya aja, deh …
Ada seorang pejabat yang menderita gangguan asam urat. Tidak
bisa jalan, bergerak sedikit saja kesakitan, sudah berobat ke mana-mana, dengan
tiga kali perawatan Prana sembuh. Sejak itu beliau belajar Prana dan
merekomendasikan banyak murid. Pejabat ini sangat banyak mendukung kegiatan
kami. Cerita-cerita lainnya sedang dibukukan. Terbit tahun depan. Saya tulis dan
saya layout sendiri.
Wow. Canggih. Terus, kalau ada yang kepengen tahu lebih
banyak tentang Prana atau mau disembuhkan, kira-kira bisa menghubungi ke
mana?
Lewat facebook Bernardus Prasodjo atau bisa sms atau whats app
ke 0811141223
Baiklah. Karena www.salamatahari.com edisi ini temanya
“Beku”, apa yang ada di pikiran Oom Bernardus kalau denger kata “beku”?
Saya tidak tertarik dengan kata beku. Kesannya pasif, tidak ada
gerakan, dingin. Saya lebih suka yang dinamis, aktif, kreatif, hangat, dan
menghasilkan buah.
Sebagai penutup pertanyaan lucu-lucuan, ya. Ayah dari keluarga
Khong Guan kira-kira ada di mana, Oom? Kira-kira keluarga itu sehat fisik-mental
dan perlu dikasih penyembuhan Prana nggak?
Keluarga Khong Guan adalah keluarga yang harmonis. Ayahnya
tidak terlihat dalam gambar karena dia sedang memotret keluarga yang
disayanginya. Pasti keluarganya sehat karena penuh kasih sayang dan makanannya
biskuit yang bergizi...
Hahaha … okeh. Makasih, ya, Oom.
Lalu pada suatu hari, Dea benar-benar menemukan bukti
kebahagiaan keluarga Khong Guan. Sang ayah ada di sana, tersenyum hangat pada
kedua anak yang berlari menyambutnya. Si ibu menanti di pintu. Mungkin baru
selesai menyiapkan biskuit Khong Guan yang berdamping dengan kopi atau teh untuk
mereka sekeluarga.
Eh … tunggu. Di kemasan biskuit Khong Guan, sang ayah tidak
terlihat karena sedang memotret keluarga yang disayanginya. Lalu … pada gambar
yang satu lagi … siapa yang memotret mereka sekeluarga dari luar rumah? Tampak
candid pula. Hiii …mulai creepy deh. Jangan-jangan…
Ya sudahlah. Jangan dipikirkan. Nggak penting juga hehe.
Semoga keluarga Khong Guan selalu abadi dalam
kebahagiaannya. Dan semoga kaleng Khong Guan yang melegenda sebagai penghias
hari raya, hadir mewadahi krupuk para pedagang ketoprak, atau dimodifikasi
menjadi pengki, selalu membawa kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya.
Sundea
*foto-foto merupakan dokumentasi pribadi Oom Bernardus Prasodjo. Gambar
keluarga Khong Guan + ayah merupakan ilustrasi untuk seri “Peter and Jane”
terbitan Ladybird Book
Komentar