Batu, Gunting, Kertas

Beberapa waktu yang lalu, Dea nemu gambar ini di internet:
bgk 2
gambar diambil dari sini
Tau-tau Dea ngerasa kasian sama batu, gunting, dan kertas. Mungkin sebenernya mereka bertiga bertemen baik. Tapi suit jepang memaksa mereka untuk saling mengalahkan; kertas dipotong gunting, gunting dirusak batu, dan batu dibekep kertas.

Beberapa hari kemudian temen Dea cerita tentang buku “Sadar Penuh Hadir Utuh” yang ditulis Mas Adjie Silarus. Di situ ada satu bab yang judulnya “Semuanya Berawal dari Persepsi”. Karena penasaran, Dea pinjem pdf-nya dari si temen (versi cetaknya belum terbit. Nanti di akhir artikel ini Dea kasih keterangan, ya, kapan bukunya terbit dan gimana ngedapetinnya). Begitu nerima pdf-nya, Dea langsung masuk ke bagian “Semuanya Berawal dari Persepsi”.



Ternyata bab ini bikin Dea dapet pencerahan seputar nasib batu, gunting, dan kertas. Suit jepang nentuin persepsi kita. Tapi kita kan nggak pernah bener-bener ngobrol sama batu, gunting, dan kertas. Kita juga nggak tau apa yang melatari kedirian mereka. Peristiwa yang sama bisa punya muatan yang berbeda karena persepsi kita. Demikian juga relasi batu, gunting, dan kertas. Mas Adjie bahkan sempet bilang, sebuah tamparan – dari orang yang sama lho – bisa punya arti yang berbeda karena persepsi kita tentang si penampar. Dan bagian yang Dea paling suka dari bab ini, mencoba memahami seseorang bisa bikin kita punya persepsi yang lebih baik tentang orang itu. Seperti yang diceritain Mas Adjie setelah dia dituduh nyolong roti dari sebuah outlet:

Di sisi lain, saya juga, karena emosi, jadi tidak melihat apa adanya. Saya sempat lupa bahwa mungkin pegawai tersebut takut kena hukuman jika outlet-nya kecolongan roti sehingga dia kemudian membentak-bentak seperti itu. Bahkan, bisa jadi karena saya emosi, saya menganggap pegawai tersebut membentak-bentak saya, padahal bisa jadi cara dia berbicara sehari-hari memang seperti itu. (hal. 98)

Suit jepang mungkin seperti suara keras si pegawai toko roti. Atau seperti baju yang kita pakai sehari-hari, yang mau nggak mau ngebentuk persepsi orang tentang kita. Siapa tau yang terjadi di antara batu, gunting, dan kertas, lebih dalem daripada sekadar kalah atau menang. Dan mengingat mereka selalu tampil sepaket dalam permainan-permainan, bisa jadi mereka sebenernya memang udah get along. Nggak perlu kita get-along-in lagi …

Kertas dibentuk gunting jadi sesuatu yang berarti. Gunting diasah batu supaya jadi tajam. Dan batu dibekap kertas supaya terjaga dari benturan dan gesekan.

Dan persepsi kita?

Mereka selamanya berhadapan dengan yang tajem, yang keras, dan yang bisa membekap …


IMG-20150226-WA0010

Sundea

Buku “Sadar Penuh Hadir Utuh” baru akan terbit 24 Maret 2015. Tapi pada tanggal 2-11 Maret 2015, kamu dapat melakukan pre-order buku ini ke blog Mas Adjie di sini

Kunjungi Adjie Silarus di http://adjiesilarus.com/

eflyer blog tour

Komentar