Kartu

“Kartu tuh permainan yang bikin orang jadi akrab. Lu peratiin, deh. Biasanya ketika main kartu orang-orang topengnya lepas semua,” cetus teman saya ketika kami mengobrol pada suatu siang.
“Hahaha … iya juga, ya. Buka rahasia juga istilahnya kan ‘buka kartu’,” timpal saya.

Meski hanya muncul selintas di sela percakapan kami yang tak tentu arah, pada akhirnya “kartu” justru menjadi topik yang berhasil mengendap dan ikut pulang bersama saya selepas perjumpaan kami hari itu. Dalam permainan, kartu membongkar topeng kita. Dalam tarot, kartu menjabarkan kehidupan kita. Dalam suatu sistem, kartu menjadi penanda identitas kita. Sebagai flash card dan kartu ucapan, kartu mengantarkan pesan-pesan kita. 

Saya lantas menyadari bahwa kartu adalah lempengan tipis yang menjadi duta kita. Ia menyekat sekaligus mengikat kita dengan sebidang konteks. Karena kita begitu luas, kartu menentukan bagian mana yang perlu didefinisikan.

Di www.salamatahari.com edisi 158, saya berbagi cerita-cerita seputar kartu. Ada Anna Josefin dan kebukakartuan kita melalui wish yang kita tuliskan, ada Nicko Subrata manager permainan kartu Canvas Ranger Pet War Card Game, ada kartu ucapan untuk Nenek Beruang berikut artwork istimewa “kartu fos” dari Rizki Ramadhan, ada flash card yang membantu saya berbagi cerita di Jatinangor, dan ada foto dari area penjualan tiket konser lagu-lagu Pak Bambang Sugiharto.

Kenali, kuasai, dan kendalikanlah kartu-kartumu sendiri. Karena kartu adalah permainan, pahami aturan mainnya. Dan tanpa harus menjadi naïf, jangan lupa menghormati rahasia dan hak pemain-pemain yang lain.

Akhir kata, seperti tukas The Queen of Cards dalam “Alice in Wonderland”

Shuffle deck! Cards cut! Deal cards! Cards halt! ... Silence! Pfwfwfwfw! ... Off with his head! Then Let the Game begin!

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea


To Markus and Sandy: Thanks for the random but inspiring conversations we had :D

Komentar