Bubur Merah Bubur Putih


Jujur saja, judul ini diambil secara random untuk dikait-kaitkan dengan sang merah-putih yang begitu populer di bulan Agustus ini. Bubur-buburan ini tidak berkaitan secara langsung dengan peringatan Hari Kemerdekaan yang baru saja kita rayakan 17 Agustus lalu. Kendati begitu, sama seperti simbol warna pada bendera negara kita, merah pada bubur merah-putih melambangkan keberanian, sementara putih pada bubur merah-putih melambangkan kesucian. 

Ada beberapa peristiwa yang melatari tradisi bubur merah bubur putih ini, antara lain sebagai penanda pemberian atau penggantian nama. Pada setiap nama yang diberikan, dititipkan doa agar penyandangnya tumbuh menjadi seseorang yang berani dan suci.

Di edisi ini, www.salamatahari.com ini hadir dengan posting seputar nama-nama baru dan penggantian nama. Ada Anak Beruang yang mempertanyakan namanya sendiri, bunglon di rumah Dea yang dinamai Kermit Ikano, gadis kecil di angkot yang menamai dirinya sendiri Alyana Princess, Jia Effendie yang tak menyukai nama panggilannya di masa lalu, dan Mork si makhluk planet Ork yang berganti-ganti peran serta nama.

Saya akan menutup inti matahari kali ini dengan sebuah pertanyaan yang paling umum diucapkan saat kita berkenalan dengan seseorang.

“Siapa namamu?”

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea


Komentar

Ima Rochmawati mengatakan…
selalu senang baca-baca tulisan Dea,mencerahkan :)
Sundea mengatakan…
Aaak ... ada Mbak Ima :*