“Dulu saya marketing di Grup Tempo Farmasi sambil usaha sendiri. Terus saya ditipu orang. Karena umur saya udah 50-an, saya nggak bisa cari kerjaan kantoran, dapetnya nyetir travel,” curhat Pak John Usin, supir Cititrans travel, pada suatu hari. Saya yang duduk di sebelahnya hanya mendengarkan. Ia bercerita tentang anak sulungnya yang putus kuliah, anak bungsunya yang masih SD, masa jaya dan masa sulitnya, serta segala penyesalannya. “Yah, roda berputar, Mbak,” Pak John Usin menutup curhat panjangnya.
Roda Cititrans pun berputar. Travel yang sempat menjadi kesayangan masyarakat ini mendadak turun pamor. Ada cerita-cerita yang tersembunyi di bawah aspal yang digilasnya sehari-hari. Dua kecelakaan Cititrans yang terjadi berturut-turut dalam sebulan, membuat masyarakat ingin menggali dan mencari tahu. Ada apa sebetulnya dengan travel ini? Mengapa berita – berita kecelakaannya tak sungguh terungkap di media formal?
Aspal membuat jalan menjadi rata dan landai. Tetapi ia menutupi tanah. Membunuh segala yang seharusnya bisa bertumbuh.
Sundea
Komentar