“Kuberlari kau terdiam, kumenangis kau tersenyum, kuberduka kau bahagia, kupergi kau kembali …” Ayo, siapa yang tidak tahu cuplikan lirik lagu apa ini? Betul sekali. Ini adalah penggalan lirik Harus Terpisah yang dipopulerkan oleh Cakra Khan.
Tetapi siapa yang tahu siapa pencipta lagu ini, cerita di balik penciptaannya, dan bagaimana lagu ini akhirnya mingle di belantara musik Indonesia? Nah. Pada www.salamatahari.com edisi “Utara”, sang pencipta lagu, Aldi Nada Permana, akan mengutarakan kisahnya. Marikitasimak ;)
Halo Mas Aldi, Mas Aldi asli mana sih benernya?
Asli Sunda, lahir di Sukabumi tapi sekarang domisili di Jakarta soalnya ngantor di sini.
Hooo … di mana ngantornya?
Kantorku itu sebuah Production House lama bernama "Broadcast Design Indonesia" dikenal sebagai BDI yang seumur hidupnya bergerak dalam bidang broadcasting, design, video, multimedia gitu deh pokoknya. Nah sekarang ini jadi banyak divisinya, dari Event Organizer sampai record label. Aku di BDI ini sampai sekarang bertugas sebagai music director, menangani berbagai urusan yang berkenaan dengan musik. Dari mulai ilustrasi musik untuk video, sampai penggarapan arrangement lagu dan songwriting.
Wooow … seru. Emang passion-nya di musik, ya? Dari kapan udah mencemplungkan diri ke musik?
Mundur ke masa kecil, dalam bidang musik aku dibimbing oleh almarhum bapakku semenjak kelas 2 SD. Belum serius memang sampe akhirnya aku ikutan lomba-lomba nyanyi, gitar, dll. Setelah itu, SMP aku udah mulai belajar nulis lagu. Sejak SMP sampe SMA aku ngeband-ngeband sama temen-temen sekolah sebagai vokalis.
Belajar musik secara formal, nggak?
Lulus SMA aku tadinya mau masuk jurusan Kimia di ITB, tapi apa daya daftarnya mahal banget sementara anggaran sangat minim. Akhirnya aku pilih masuk Jurusan Pendidikan Seni Musik di UPI Bandung karna emang minat banget sama musik. Waktu itu juga biaya kuliah di UPI termasuk paling murah di kawasan Bandung. Di sinilah aku belajar piano dan komposisi dalam berbagai format seperti big band, strings quartet, sampai full orkestra dan dalam berbagai jenis musik. Karena dari SMP aku udah mulai belajar nulis lagu, semenjak kuliah jurusan musik aku jadi tambah semangat nulis lagu sekalian sama arrangement musiknya. Jadi selama kuliah aku banyak nulis lagu, tapi ya cuma untuk dinanyiin sendiri aja, gak untuk keperluan komersil.
Setelah lulus kuliah, kerjanya langsung di bidang musik juga?
Setelah lulus kuliah, aku kerja sebagai pengajar piano di Elfa Music School Kopo Bandung sebagai freelance arranger untuk beberapa penyanyi. Selama itu juga aku masih aja bikin lagu, sampai akhirnya aku ingin coba rilis album. Semenjak keinginan itu muncul aku jadi makin sering lagi nulis lagu.
Terus kalo lagu Harus Terpisah kapan diciptainnya?
Tepat bulan November 2010.
Lagu itu kan nyawanya kuat banget. Itu pengalaman pribadi atau gimana?
Mungkin kedengerannya aneh, tapi dari dulu memang aku selalu memperlakukan sebuah lagu itu seperti sebuah "roh". Dia akan menunjukan kepada penulisnya syair apa yang dia inginkan. Banyak orang nyangka lagu itu adalah sebuah cerita pengalaman seseorang atau pengalaman saya. Nyatanya memang bukan cerita siapapun. Lagu Harus Terpisah itu terdiri dari sejumlah konsep musikal dan konsep penulisan. Letak dramatisasinya itu ada pada kombinasi dari semua konsep tersebut.
Widih seru … coba diceritain selengkapnya …
Kalo orang Sunda pasti ada yang tau frase nyanyian ini: "dolewak nincak waduk, duka waduk saha, haneut keneh pisan, santri nu gareulis, dst. Nyanyian khas itulah yang paling kuat menginspirasi aku untuk nulis lirik dengan kata-kata yang berulang dan bersambung: "sendiri, sendiri ku diam, diam dan merenung, merenungkan jalan yang kan membawaku pergi, pergi tuk menjauh, dst.". Berawal dari pembuatan notasi lagunya dulu, aku menggunakan konsep sequence ritmik yang cukup beraturan meskipun memang naik turun. Tapi dari pelajaran-pelajaran yang aku dapet selama kuliah itu, banyak banget ilmu yang aku terapkan dalam konsep lagu Harus Terpisah ini. Dari mulai ritmik notasi lagunya, sampai chord progression-nya. Akhirnya setelah notasi selesai dan musik sudah digarap dengan lengkap, dengan berbekal konsep lirik nyanyian ala sunda itu aku mulai menulis kata "sendiri".
Abis nulis kata “sendiri” terus gimana? Lagunya ngomong sendiri mau dibikin jadi lagu kayak apa?
Iya. Berhenti di kata pertama, aku putar berulang-ulang musik yang belum ada nyanyiannya itu sampai aku rasakan kalo lagu ini seperti meminta untuk diisi dengan cerita kesedihan. Dari kata pertama itu, setelah aku yakin untuk mengisinya dengan syair kesedihan, kata-kata berikutnya mudah ketemu dan gak butuh waktu lama untuk jadi satu bait dan bait berikutnya. Berhenti di reff, satu konsep yang memang udah kepikiran dari sebelumnya, lawan kata itu sangat cukup untuk menyampaikan betapa suatu hal itu bertolak belakang, atau gak nyambung, atau dalam hal ini gak jodoh. Jadi aku tulis beberapa kata beserta pasangannya yang bertolak belakang itu: berlari-terdiam, menangis-tersenyum, berduka-bahagia, pergi-kembali, dst. Gak lama setelah selesai nulis reff, kelanjutannya hanya butuh waktu 5 menit sampai kata terakhir ditemukan. So, it's all about concept.
Hooo … begitu toooh. Keren sekaliii. Terus perilisannya gimana?
Sebulan setelah lagu itu dibuat, aku bikin cd kompilasi berisi 10 lagu terbaik yang pernah aku tulis termasuk Harus Terpisah untuk dijadikan demo menemani profilku dalam misinya menjajal nasib ke beberapa record label terkemuka di Indonesia. Sekitar 5 label besar yang terima demo dari aku, dan semuanya gak ada respon sama sekali. Dari situ aku nekat pengen rilis sendiri albumku secara independent. Tapi budget minim dan koneksi kurang, jadi yaa batal lagi. Dari situ aku mulai mengganti rencana masa depanku untuk tidak menjadi seorang penyanyi pop solo. Aku kembali mempelajari bidang yang aku inginkan semenjak SMP, yaitu menjadi seorang film music composer. Kembali berlatih, belajar, dan berkarya. Nah, sekitar pertengahan tahun 2011 aku ditawari masuk Sony Music Indonesia sebagai penyanyi pop solo untuk menyanyikan salah satu lagu yang ada di demo compilation aku yaitu lagu Harus Terpisah.
Terus jadi?
Kontan aku tolak, karena orientasi aku dalam musik sudah beda. Dan aku juga pengen coba kerja sebagai ilustrator musik. Beberapa kali pihak Sony menghubungi dan mereka tetap gak berhasil ngajak aku untuk gabung, akhirnya mereka meminta lagu tersebut dipublish sama mereka alias dikontrak. Aku gak nolak, karena aku percaya sama mereka kalo lagu ini akan dinyanyikan oleh orang yang tepat.
Gimana ceritanya sampe Cakra Khan yang akhirnya kepilih nyanyiin Harus Terpisah?
Beberapa bulan kemudian, pihak Sony membuat live audition untuk menyanyikan lagu itu. Katanya sih ada sekitar 20 kandidat yang diaudisi untuk nyanyi lagu itu. Aku sendiri gak dateng pas audisinya. Akhirnya 1 minggu setelah audisi, aku dikasih tau kalo orang yang akan nyanyiin lagu itu sudah ditentukan. Beberapa minggu kemudian tau-tau master rekamannya sudah jadi, dan aku diminta datang ke Sony untuk dengerin hasilnya. Aku kaget pas denger karakter suara Cakra Khan, dia nyanyi sangat powerfull sementara lagunya sedih gitu kan.
Tapi nggak apa-apa?
Aku bisa rasain ada nuansa lain dari aransemen yang memang bukan aku yang garap, dan nuansa lain yang dihadirkan sama Cakra ini. Setelah hearing session aku langsung bilang ke pihak Sony kalo lagu ini bakalan jalan dan bisa masuk ke semua segmen dengan suara Cakra Khan itu. Setelah akhirnya terbukti jalan dan responnya bagus, aku sih senyum-senyum aja karna emang udah ada prediksi sebelumnya. Ya aku sangat bersyukur dan berterima kasih sama semua pihak yang terlibat. Mengenai penciptanya siapa, ntar juga orang-orang pada nyariin, hehehe.
Beda nggak lagu Harus Terpisah ini sama lagu lain pada umumnya yang beredar di industri musik?
Percaya gak percaya, lagu itu sama sekali gak ada "hook-nya". Sesuatu yang selalu diagung-agungkan oleh orang-orang industri musik, frase tertentu yang dibuat seenak mungkin dan sesederhana mungkin supaya mudah masuk di kuping pendengar dan langsung bisa diingat, dan itu gak ada sama sekali di lagu Harus Terpisah. Tapi pada kenyataannya terbukti tetap bisa masuk di kuping pendengar dan bisa dihafal oleh masyarakat Indonesia. Memang dalam penulisan lagu ini ada satu misi untuk membuktikan dan menyampaikan bahwa "hook" itu bukan segalanya, dan konsep itu sangat penting.
Setujuuu. Jadi sekarang apa karya Mas Aldi berikutnya?
Di kantorku itu kan ada record label namanya Orion Records. Nah, aku juga jadi salah satu artisnya. Aku bikin project duo bareng sahabat dan partner bermusik aku Lafa Green, mengusung musik Crossover Jazz. Nama project kami ini adalah "SUAVE" (dibaca: su-a-ve). Di Suave ini aku nyanyi sambil main piano atau gitar. Kalo pengen tau, coba liat video ini dan ini. Suave ini akan launch album perdana bertajuk "Hope Is A Dangerous Thing" tanggal 5 Desember ini di Only One Cafe FX Mall Senayan.
Buat Mas Aldi apa sih arti musik?
Cuma satu kata sih yang aku bisa sampaikan: "life".
Nah. Terus www.salamatahari.com edisi ini kan temanya “Utara”. Kalo denger kata “Berjalan ke utara”, apa yang muncul di pikiran Mas Aldi?
Yang ada di pikiran aku itu cuma satu hal: "topi". Bingung kan, hahaha.
Hahaha … iya. Bingung. Ya udin. Sukses karya selanjutnya, yaaaa … semoga bisa ngasih energi baik buat blantika musik Indonesia …
Teman-teman, ada yang ingin tahu lagu Harus Terpisah versi Aldi Nada Permana? Silakan dengarkan ini:
Setelah Harus Terpisah, harus ada karya lain Aldi Nada yang akan menyambung kesuksesannya. Setuju?
Selamat berkarya, ya, utarakan passion bermusikmu pada dunia yang selamanya butuh diwarnai nada-nada =)
Sundea
Komentar