Lala Bohang dan Cinta Tanpa Syaratnya

215477_10150162554662485_538917484_6736006_3527458_n Nama lengkapnya Marla Marchiana Vandalia Bohang. Tapi ia lebih dikenal sebagai “Lala Bohang”. Karya lulusan arsitektur ini sudah wira-wiri di berbagai majalah, buku, bahkan sempat dibajak oleh beberapa penjual kaos di ibu kota. 

Hidup dan mencari nafkah sebagai stylist majalah interior di Jakarta yang serba praktis tak menanggalkan passion berkarya Lala. Bukan hanya itu, ia bahkan mengisi tanggal-tangal di jadwalnya tahun ini dengan rangkaian personal project yang passionate. Seru bukan? 

Ayo kita tanya-tanyai dirinya =D





La, menurut kamu passion itu apa?
Passion kalo menurut kamus adalah bentuk gairah dan antusiasme. Kalau menurut kamusku, passion itu adalah bentuk cinta tanpa syarat akan satu hal yang membuat seseorang mau terus menerus melakukan hal tersebut walaupun tanpa imbalan dan kepastian.

Wooow. Ada hubungannya sama apa yang pernah kamu bilang, ya, “personal project keeps you alive”. Cerita, dong, La, tentang quote ini …
You need money to make a living, but you need personal projects to keep you alive. Buat aku, bekerja yang untuk mengeksekusi personal project (semoga mamaku nggak menemukan artikel ini). Personal project itu tidak punya pakem, dan batasan. Saya ini memang pecinta kebebasan terutama dalam hal berkarya, tapi tidak bisa dipungkiri proyek komersil yang penuh batasan juga diperlukan untuk mempublikasi nama dan tentu saja uang. Makanya biar tetap waras dan 'hidup', sesibuk apapun dengan ini dan itu, personal project harus tetap ada (dengan resiko kurang tidur).

Nah, katanya taun ini kamu lagi bikin personal project kolaborasi, ya?
Aku mau mengajak colage artist, penulis puisi, penulis cerita fiktif, crafter, pembuat video, fotografer. 1 bidang untuk 1 bulan.

Seru, ya. Awal kepikiran bikin proyek ini gimana, La?
Pertama kali kepikiran di akhir 2011, gara-garanya tahun kemarin aku berkolaborasi dengan temanku Dmaz Brodjonegoro untuk membuat video klip Imela Kei feat. The Trees & The Wild yang berjudul "White Lilies". Di situ Dmaz jadi sutradara, dan aku art directornya. Menurut aku proyek itu adalah bentuk proyek kolaborasi yang seutuhnya, karena dua orang memadukan ide dan konsepnya ke dalam satu mangkok yang sama, diaduk untuk dijadikan satu adonan, dan tidak ada yang jadi tempelan. Dan aku sungguh takjub dengan hasilnya (tapi klip single ini belum di-launching). Setelahnya aku seakan 'haus' dengan proyek kolaborasi dari bidang kreatif lain, dengan catatan proyek kolaborasi ini tidak terkait dengan komersialisme sehingga sangat pure ide dua orang dijadikan satu. Tadinya sempat ragu dengan ketersediaan waktu dan apakah orang-orang mau menyanggupi, ternyata sambutannya sangat positif.

Proyek kolaborasi begini ini rencananya mau kamu bikin tiap taun?
Soal itu belum tahu pasti, yang jelas tahun ini itu salah satu gol aku. Kalau lancar mungkin tahun depan mau bikin lagi tapi dengan konsep yang berbeda. Atau malah nggak sama sekali, kepastian itu membuat hidup berasa datar.Yang dadakan itu justru yang paling menarik, hahaha.

Hahahaha … asik. Btw, biasanya kamu tuh nggambar di mana aja, sih, La?
Aku selalu membawa buku sketsa kemanapun aku pergi, tapi pada prakteknya aku kurang bisa konsentrasi kalau menggambar di tengah keramaian. Biasanya kalau ada yang sangat menginspirasi dan menghasilkan ide ilustrasi aku catat di smartphone dengan sangat detil. Aneh ya ilustrator kok malah menuliskan ilustrasinya … hahahaha …

Kalo Gendhis itu siapa, La?
Gendhis itu teman baik aku. Sama dia aku bisa cerita apapun nggak peduli cerita itu memalukan atau nggak masuk akal. Dia nggak pernah menjudge cerita-ceritaku, tapi hanya mendengarkan sambil senyum-senyum lalu malah mengajak aku bermain-main ke dunianya yang super seru dan
aneh. Tapi akhir-akhir ini jarang bisa cerita berduaan dengan Gendhis …

4 Gendhis. Gambar dirampok dari sini

Yaaah … kenapa?
Karena aku terlalu sibuk mengurusi dunia nyata dan segala isinya. Pola pikir Gendhis berbeda banget sama aku, makanya dia adalah salah satu yang menjadi sumber inspirasi aku dalam berkarya, my prime muse. Mungkin long weekend ini bisa quality time lagi dengannya.

Karena salamatahari edisi ini temanya “Tanggal”, kalo denger kata “tanggal” apa yang ada di pikiran kamu?
Tanggal itu adalah perpindahan jarum kehidupan.

Punya pesen-pesen untuk pemirsa Salamatahari?
Tetaplah membaca Salamatahari yang selalu mendatangkan senyum. Tersenyum setiap Kamis berkat zine Salamatahari adalah salah satu langkah mudah menjaga kesehatan jiwa. Percayalah!

Waaah … jadi terharuuuu … terimakasih, ya …

Lala kemudian merespon Salamatahari sebuah gambar personal yang manis ini. Dan Salamatahari semakin terharu:

 

Teman-teman, mampirlah ke http://lalabohang.wordpress.com atau follow twitternya di @lalabohang. Di sana kamu akan berkenalan dengan Gendhis dan segala wujud cinta Lala yang tak bersyarat.

Karena lalalala adalah nyanyian, cinta tak bersyarat Lala pun pastinya sebuah nyanyian. Di manapun kamu, ia akan menginspirasimu untuk terus menari dan menyanyi tanpa lelah ;)

Sundea

foto Lala Bohang dirampok dari facebooknya

Komentar