Darso dan Ali Mau ke Mana

Toweweweweng !

Tiba-tiba saja sepasang manusia kartun muncul di balik layar laptop saya. Mata mereka bulat besar. Bibir mereka manyun. Tubuh mereka kurus kering. Dengan semena-mena mereka mengetuk-ngetuk layar laptop saya.

“Permisi, permisi, apakah kami boleh numpang ngemsi?” tanya salah satu dari mereka.
“Hah? Ngemsi gimana? Nggak ada hajatan di sini,” sahut saya.
“Kalau begitu numpang cerita boleh, ya. Buka dong jendelanya …”
“Jendela apa? Ini layar laptop, Bro, bukan jendela,” sahut saya lagi.
“Tapi programnya kan Windows,” sahut mereka berdua barengan.
“Oh, iya, ya … hahahaha …”



Ternyata makhluk-makhluk itu adalah dua sahabat bernama Darso dan Ali. Mereka berdua sangat mirip. Bedanya, rambut Ali berjambul sedikit. 

“Kami punya pengalaman seru, Dea, mau kami ceritakan sama kamu,” ujar Darso.
“Monggo,” saya mempersilakan.

Maka mulailah Darso dan Ali bercerita:

Darso sangat suka menggemari nonton Yutub. Paling seneng nonton di bath tub. Padahal rumahnya di kutub.

(…)

Tiap bangun tidur Darso selalu bergegas alias tergesa-gesa, nongkrong depan rumah nungguin tukang rubub …

Saya tertawa. Apaan, sih, nih? Kisah Darso dan Ali betul-betul petualangan tanpa batasan apa-apa. Baik secara logika, maupun tata bahasa. Sebentar mereka ada di Singapur, sebentar kemudian di Kanada. Tiba-tiba mereka bertemu Rambo, lalu bertemu Bebi Romeo yang ternyata ayah dari Deby (atau Derby kan harusnya?) Romero. Petualangan mereka ditutup dengan adegan ketinggalan kereta yang menggantung. Selanjutnya, keabsurdan dilemparkan kepada kita pembaca:

Setelah itu terserah Anda dan gudbaiy …

*DRADANG*

Saya bingung. Tapi tidak keberatan dibawa menempuh keabsurdan bersama mereka. Saya menyukai kejutan-kejutan di tiap penggalan kisah mereka. Penggalan-penggalan kisah yang ditampilkan di halaman-halaman shocking (yea! Shocking!) pink dan tanpa nomor halaman itu. Di dunia mereka, langit berwarna kuning. Semuanya selamanya cerah ceria. Mereka berhasil menghibur di hari-hari yang belakangan ini sedang mendung dan berangin kencang.

“Sebetulnya kalian ini mau ke mana, sih?” tanya saya.
“Ke mana-mana saja karena di mana-mana hatiku senang,” kata Darso.
“Iyalah. Aku percaya,” tanggap saya sambil tersenyum.

Sekejap kemudian Darso dan Ali hilang dari layar laptop saya. Mungkin mereka sudah berangkat dengan kereta selanjutnya, atau mungkin mereka pergi dengan kendaraan lain. Entahlah. Tapi hidup mereka yang tak berbeban tinggal di tuts-tuts keyeboard laptop saya. Maka melompat-lompatlah jari saya di atas tuts untuk meneruskan kegembiraan mereka yang tanpa beban kepadamu.

Ingin tahu seperti apa Petualangan Darso dan Ali ? Jangan ragu unduh sekarang juga di sini  ;)

Sundea

posterdarsoali Petualangan Darso dan Ali adalah sebuah ebook. Kisahnya ditulis oleh Krisna Pratama Putra (@krisna1986) dan digambar-gambar oleh Sakti Ardika (@abandonsakti). Untuk tahu lebih banyak tentang kedua pemuda ini, follow twitternya dan silakan tanya-tanya secara langsung. Oke, oke ? =D

Komentar

dani mengatakan…
link unduh nya gak bisa dibuka, dea.. :)
salamatahari mengatakan…
Link-nya udah aku benerin. Coba, deh, diunduh lagi =)