How We Pay the Bad Days

Di penghujung tahun biasanya kita me-review kembali hari-hari yang telah lalu. Tak jarang kita menemukan bad days: sejumlah kegagalan dan saat-saat tak menyenangkan. 

Sebagai manusia biasa, kita tak selalu berhasil menghadapinya dengan kalimat “yang sudah ya sudah”. Bad days seperti hutang. Ia dapat muncul sewaktu-waktu dan menagih kita dengan penyesalan dan rasa kecewa. Satu-satunya cara membebaskan diri adalah melunasinya. 

Bagaimana melunasi bad days ? Berjalanlah terus ke depan to make new days. Menimbun hari-hari yang baik di atas bad days seperti membunuh hama wereng. Hari-hari yang baik akan tumbuh menjadi harapan, harapan akan tumbuh menjadi kita dengan pandangan baru, dan kita yang berpandangan baru akan tumbuh menjadi good days dan buah-buahnya. 

Butuh upaya untuk making a day. Tapi butuh upaya yang lebih besar lagi untuk bertahan melawan laju waktu. Di penghujung tahun ini, ada posting-posting yang mengingatkan kita untuk terus bergerak maju karena jika tidak, hutang akan terus berbunga. Kalender papertoy “The Beetle Song” hasil kolaborasi Dadik Triadi dan Sundea menjadi bonus istimewa tutup tahun Salamatahari.

Teman-teman, doa dan optimisme menjaga langkah kita senantiasa. 

Jika suatu saat keadaan kembali tak menyenangkan, nyanyikanlah lagu Eros Djarot ini sambil terus bergerak maju: “Bad daaaaay pasti berlaluuuu, bad day pasti berlaluuuuu ….” 

Selamat menutup 2011 dan menjelang 2012
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea



Komentar