Sejak masih anak-anak, kekiri-kirian Gembira Putra Agam alias Gembi sesungguhnya sudah terendus. Ia pun dibiarkan tumbuh apa adanya, semakin kekiri-kirian, meski kadang agak ke kanan sebagai bentuk diplomasi.
Inilah kisah pemuda kekiri-kirian yang juga personil band kontemporer yang berprestasi, Sungsang Lebam Telak …
Denger-denger elu pemuda yang kekiri-kirian. Dari kapan lu mulai kekiri-kirian?
Denger-denger? Lo nggak sadar apa selama ini kita sekelas waktu kuliah?! Wah, parah lo, De! Waktu TK, gue selalu mengangkat tangan kiri saat ibu guru menyuruh, "Angkat tangan kanan!" Kesalahan itu belum membuat gue sadar bahwa gue kidal sampai gue belajar menulis dan menyadari gue lebih nyaman menulis pakai tangan kiri.
Terus orangtua lo nyuruh-nyuruh lo belajar nulis make tangan kanan nggak?
Untung orang tua nggak pernah complain soal ini kecuali kalau gue menggunakan tangan kiri untuk hal yang bersifat interaksi dengan orang lain (apalagi society). Masih banyak value yang gue "patuhi" seperti memberi barang dengan tangan kanan, karena di sini memberi barang dengan tangan kiri itu buruk. Gue bermain bilyar, bowling, badminton, menulis, dan banyak hal lainnya dengan menggunakan tangan kiri. Kalau lo memaksa gue menulis atau menggambar pakai tangan kanan saat ini, ya buruknya nggak jauh beda sama gambar-gambarnya Jean-Michel Basquiat deh. *ini maksudnya ngeledek diri sendiri atau narsis ya?* Mungkin orang tua gue sudah mengerti kalau memaksakan penggunaan tangan kanan di diri gue bisa berdampak buruk secara psikologis, jadi excuse mereka di hal-hal personal. Kalau interaksi dengan orang lain (selama di Indonesia dan negeri-negeri yang menganggap tangan kanan itu baik), harus pakai tangan kanan.
Susah, nggak, ngelakuin hal-hal tertentu yang emang harus pake tangan kanan padahal lu kidal?
Kesulitan pasti ada, tapi menyangkut nilai saja kok. Seperti gue harus bilang maaf kalau tidak sengaja memberikan barang dengan tangan kiri. Ada "tangan bagus" dan "tangan ga bagus". Kadang gue merasa itu big deal karena tuhan menciptakan kedua tangan dengan teknologi yang sangat sempurna, tapi mengapa gue dibuat kidal? Memaksakan pakai tangan kanan untuk beberapa hal itu siksaan bagi gue. Fakta yang lainnya adalah seorang kidal punya umur lebih pendek beberapa tahun dari orang yang nggak kidal. Lumayan buat garuk-garuk kepala juga saat tahu fakta itu. Logika sederhana gue cuma bisa berkata, "Kalau tangan kirinya digunakan untuk meletakkan granat di kantong celana jelas bisa mati lebih dulu." Menjadi kidal, sadar atau tidak, mesti berhadapan dengan value yang berlaku di tempat itu.
Wahahaha … tapi untungnya kidal juga ada kan?
Keuntungannya, suka dianggap "berbeda" dan "smart" walau mereka belum tahu seperti apa gue sebenarnya. Padahal belum tentu begitu juga. Selera gue cenderung massal, otak gue rada lambat. Nggak ada yang breakthrough di diri gue kecuali bisa menangkap nyamuk dengan tangan kiri.
Kalo cebok lo pake tangan kanan ato kiri?
Nah cebok itu pengecualian. Itu hal personal yang masih gue lakukan konvensional, pakai tangan kiri. Saat makan pakai tangan, gue makan pakai tangan kanan. Salaman pakai tangan kanan juga karena mayoritas penduduk bumi menggunakan tangan kanan untuk salaman. Aturan ini adalah salah satu yang bisa gue "toleransi" sejak kecil walau gue kidal dan nyaman menggunakan tangan kiri. Mungkin karena memang terlalu kuat menghegemoni dan terlihat sangat tidak pantas di society.
Apa pendapat lo tentang “kiri” ?
Di otak saya, kiri itu diterjemahkan jadi yang "berbeda", "menentang arus", dan lain sebagainya. Menjadi kiri saat muda menentukan bagaimana dia ke depannya. Saat mulai dewasa, banyak bertemu dengan hal-hal baru dan value yang saklek, di situ pula ada kompromi yang membuatnya nyaman tanpa melepaskan kekiriannya. Asal tahu di mana dan bagaimana menempatkannya, menjadi kiri itu selalu asyik. Tapi untuk saya personal, terlalu kiri atau terlalu kanan sudah nggak cool. Pilih jalan lurus dengan kritik yang berdasar saja sudah menyenangkan.
Kalo tentang “kidal”?
Kekidalan secara teknis konon karena otak kanan dianggap lebih aktif. CMIIW. Dan itu memengaruhi psikologi orang tersebut. Bagi gue yang kidal, menjadi kidal sama saja dengan bukan kidal. Perkara sudut pandang saja dan siap atau tidaknya dengan value di society sekelilingnya.
Ada pengaruhnya nggak kekiri-kirian sama kerjaan lo di For Him Magazine?
Kebetulan gue baru resign dari FHM Indonesia dan baru saja memulai bekerja di sebuah perusahaan search engine multinasional yang CEO-nya baru saja dipecat.
Wow. Sebagai apa di sana, Gem?
Gue jadi media development producer. Mengonsep micro site berdasarkan jenis kliennya, lalu mengisinya dengan artikel-artikel pendek. Sederhananya penulis juga, cuma kalau dulu pekerja media, sekarang sudah memikirkan konsepnya. Lumayan menguras otak.
Website Wasted Rockers lu masih jalan?
Gue dan Dede juga lagi membangun website Wasted Rockers bersama Dede. Sudah saatnya pindah dari layanan gratis jadi hosting dan domain sendiri dengan konsep yang lebih profesional. Wasted Rockers pengen dibuat lebih serius dari sebelumnya walau content-nya dengan style yang "kami banget". Masih belum beres jadi belum bisa di-announce.
Kalo sekarang ini, cita-cita lu apa?
Punya pengaruh besar lewat tulisan. Kemampuan komunikasi berbicara gue buruk, gue rada gagap dan gugup. Jadi alat komunikasi yang bisa diharapkan cuma tulisan. Mempengaruhi orang banyak dengan tulisan sepertinya seru.
Begitulah ceritanya. Seru, bukan? Gembi adalah pemuda yang berprestasi, aktif, dan kreatif. Segala hal bagus tersebut dilakukannya dengan tangan kiri yang sering dianggap “tangan ga bagus”.
Sesungguhnya, tangan kiri pun tangan yang bagus. Apa yang dilakukan tangan kanan atau kirilah yang menentukan bagus atau tidaknya sebuah tangan …
Sundea
Komentar