Pekan ini paket peti mati yang ternyata viral marketing sempat menghebohkan dunia persilatan. Ratusan peti mati yang dikirim ke berbagai media dan perusahaan ternyata merupakan bagian dari promosi buku “Rest In Peace Advertising”. Konon peti mati melambangkan matinya dunia periklanan konvensional. Apa betul begitu? Tidak ada jawaban yang pasti.
Periklanan memang peri yang penuh dinamika. Ia selalu seru dan tak pernah habis dibahas dan dieksplor. Maka, pada Salamatahari edisi ini, Dea menanggap Nia Dahlan, freelance line producer periklanan yang bekerja di Jakarta.
Simak obrolan seputar dunia peri yang klanan ini …
Nia, kamu kan line producer, ya? Kerjanya apa aja, sih?
Aku pekerjaannya ngurus produksi yang sedang berlangsung dari A-Z. Aku lebih banyak ngerjain TVC (iklan TV), jadi lumayan banyak yang diurusin.
Sistem kerjanya gimana?
Sistem kerja untuk TVC biasanya Agency advertising mengundang PH untuk pitching dan juga propose director. Setelah client dan agency approve untuk angka, treatment, dan juga director-nya, barulah ada job confirmation yang ditandai dengan PO Release dari agency yg akan di kirim ke PH.
Setelah itu kita ngumpulin team untuk ngerjain project ini. Setelah timnya kekumpul, director akan brief treatment and requirement kepada team, dari situ team mulai mengerjakan bagiannya masing-masing. Selanjutnya PH akan presentasi materi kepada client and agency.
Setelah semua dipresentasiin dan di-approve, sebelum FPPM (final pre production meeting), biasanya ada workshop talent atau workshop art, tergantung dari board yg sedang dikerjakan. Ada juga wardrobe fitting dari talent yg terpilih. Setelah semuanya ok kita sudah mulai shooting deh …
Eeeeaaa … panjang juga prosedurnya, ya. Biasanya ada tim apa aja, sih, di satu produksi iklan?
Ada Location Manager, Casting Director, Assistant Director, Unit Manager, Production Assistant, Wardrobe Stylist, Art Director, DOP (Director of Photography), Make Up, Visualizer.
Apa yang paling seru dari kerja di dunia periklanan?
Yang seru kalo dapet board yang menantang, contohnya harus pake equipment yg blom pernah aku pake, kerja sama sama director besar dengan treatment dan eksekusi yang gak biasa, pokoknya sesuatu yang baru, yang menciptakan imajinasi baru, dan bikin kita belajar lagi, lagi, dan lagi. Kita banyak belajar hal baru di setiap project yang dikerjakan. Believe me, setiap job nggak ada yang sama treatment pengerjaannya. Selain itu, penghasilannya lumayan dan cukup menjanjikan. As long kita menjaga value dari pekerjaan kita, pasti ke depannya akan ada kesempatan untuk menjabat lebih tinggi predikat yang diinginkan.
Client itu apa menurut kamu?
Client adalah raja hahahhahha. Tapi saya rasa kita semua equal dalam industri ini. Client - agency - PH adalah simbiosa mutualisme dimana masing-masing pihak diuntungkan. Client yang mau product-nya laku di pasaran, pasti membutuhkan konsep dari agency. Supaya konsep tersebut bisa tereksekusi dengan baik, PH yang mengerjakannya.
Betul juga. PH kamu udah ngerjain berapa iklan dan apa aja, Ni?
Wahh lupa. Kayaknya seratus sebih deh. TVC yang aku inget antara lain Gudang Garam, Rexona, SGM, Kirin, dan Mandiri yang akan tayang sebentar lagi
Ini passion kamu bukan?
I really like my job. Ada passion di dalamnya. Ada greget-greget baru kalo ketemu dengan team and board yg menantang. Ya ini passion saya. Tapi suatu hari nanti, saya juga mau jadi director. Gak harus TVC, sih, mungkin dokumenter tapi dokumenter yang dibuat dengan gaya baru yang lebih asik, jadi orang yang nonton nggak jadi ngantuk. Saya mau meng-explore indahnya Indonesia yang kaya banget di perut bumi dan budayanya. Ohhh I love Indonesia.
Jahhhh … nasionalis bener, dah, Mbak, hahahaha. Btw, kemaren-kemaren ini kan sempet ada ribut-ribut karena paket peti mati yang ternyata iklan itu. Apa pendapat kamu tentang cara beriklan yang kayak gitu?
Bos saya juga dapet, loh, namanya Ipang Wahid. Dia director TVC dan punya agency advertising. Menurut saya cara itu hanya ingin merebut perhatian publik tanpa keluar banyak uang. Seperti yg kita tau, biaya iklan dan advertising itu cukup mahal. Saya jadi pengen tau setelah peti mati itu dikirim, gebrakan selanjutnya apa. Apakah akan mengeluarakan hal baru yg lebih mengedukasi yang membuat masyarakat kita lebih melek lagi, atau akan hilang begitu saja seperti yg sudah-sudah. Kalo tujuannya membuat masyarakat lebih kritis and aware mengenai iklan, it was good. Tapi jangan hanya berkoar di depannya saja terus kesandung . We need action !!!
Merdeka! Hehehe … Ni, dari tadi kan kita ngobrolnya agak-agak serius, ya. Sekarang pertanyaan lucu-lucuan. Kalau periklanan itu kayak peri di dongeng-dongeng, menurut kamu dia punya karakter yang kayak gimana?
Kalo kamu suka baca Bobo jaman dulu, kan ada Nirmala dengan tongkat ajaibnya, tuh. Nah, mungkin dunia periklanan seperti itu. Jadi apa yg diinginkan bisa ada dengan tongkat tersebut. Makanya PH itu sering dibilang tukang sulap, karena semuanya minta cepat.
Wahahahaha. Sip. Thank you, ya, Ni, semoga sukses dan beneran jadi director film dokumenter ke depannya. Hidup dunia peri!
Dunia periklanan terus bergerak dan bertumbuh. Ia membangun mimpi-mimpi di kepala konsumen, dan menerjemahkan mimpi-mimpi yang diciptakan para produsen. Insan periklanan di dalamnya adalah peri-peri hebat yang bersemangat dan tak kenal lelah mendayung impian.
Dunia peri melingkupi kita. Bermimpilah bersama mereka tanpa jatuh tertidur …
Sundea
Komentar