Berlayar di Laut Improvisasi


-Kantin Barat Laut ITB, Minggu, 27 Maret 2011-

Sunday Kroyokeanjes dan Launching Album “Dig This”

Mari kita bermain-main. Jika Kantin Barat Laut ITB adalah sebuah kapal pesiar, ia berlayar di laut improvisasi. Sunday Kroyokeanjes yang sebelumnya bernama  hari itu digelar untuk menggantikan Sunday Jazz dan yang rutin dilangsungkan di Potluck Kitchen, digelar di sana. Lantai dua kantin menjelma menjadi semacam ruang kuliah dan panggung pertunjukkan. Isi kos Tesla Manaf Effendi sang gitaris bertebaran mendukung sound system. Album “Dig This” yang digarap dengan peralatan seadanya di kamar Ivan Jonathan sang keyboardist diluncurkan. Dan jazz yang kaya improvisasi bertiup dengan berani. 





Unit Jazz ITB dan Klab Jazz bekerja sama menyelenggarakan program khusus pertemuan mingguan bernama Sunday Kroyokeanjaes. Selain menghadirkan para musisi berbakat, pekan itu Oom Dwi Cahya Yuniman, founder Klab Jazz, juga berbagi pengetahuan seputar sejarah dan perkembangan musik jazz. Teman-teman yang datang diajak mendengarkan dan menulis review atas acara yang berlangsung. “Kita nggak cuma belajar dari teori, tapi juga dari prakteknya,” ungkap Oom Niman. Itu sebabnya keempat pemuda yang baru saja melahirkan album “Dig This” ini diminta berbagi spirit musik jazz di tengah acara Sunday Kroyokeanjes tersebut.

“Dig This” terdiri dari empat buah lagu. Intro dan Unborn (karya Ivan Jonathan) serta Willy Nilly dan After Her (karya Tesla Manaf Effendi). Bersama Gega Nesywara (bas) dan Dani Irjayana (drum) mereka mengemas lagu tersebut dan memainkannya di Kantin Barat Laut dengan semangat jazz yang berombak. Tak hanya itu, mereka pun sempat membawakan sebuah komposisi free jazz yang diciptakan langsung di panggung dan diberi judul kemudian. Saling respon membawa lagu tersebut berlayar ke mana saja. Mulai dari melodi pentatonis Jawa, melodi timur tengah, hingga nada-nada pop yang kekinian. Sungguh seru sekali. Penonton menyerap kegembiraan berlayar tanpa mabuk laut.


Hari itu mini album “Dig This” yang berharga dua puluh lima ribu rupiah saja tersebut dijual juga. “Kalau menurut kamu kita mainnya bagus, ditambahin juga nggak apa-apa,” seloroh Tesla alias Echa. Album dengan cover penuh warna yang dibuat ilustrasinya Grace Sahertian tersebut laris manis tanjung kimpul. Hadirin sepertinya ingin membawa pulang kegembiraan yang dibagi Ivan, Tesla, Gega, dan Dani di panggung sore itu.

“Kenapa, sih, judulnya ‘Dig This’?” tanya Dea kepada Ivan.
“Sebetulnya kita main-main dari nama personilnya. Dani, Ivan, Gega, dan Tesla,” sahut Ivan. Tak hanya itu, mereka pun ingin mengajak para pendengar untuk menggali (to dig) musik-musik yang mereka ciptakan secara lebih dalam. “Jadi, ‘Hey, lihat, dong album kita’,” kata Ivan.

Keserbaadaan yang lahir dari keterampilan berimprovisasi membuat Sunday Kroyokeanjes berhasil terlaksana. Kantin yang berimprovisasi menjadi ruang serba guna. Alat seadanya yang berimprovisasi merekam komposisi musik. Sound system personal yang berimprovisasi hingga dapat berjaya di panggung. Nada berusia ratusan tahun yang berimprovisasi menjadi sebuah komposisi baru. Semuanya selalu punya ruang improvisasi yang cukup dalam untuk digali lagi dan lagi.


Teman-teman, jika kamu ingin ikut menggali album ini, silakan pesan langsung album ini ke:
e.echa_tesla@yahoo.co.id atau telpon ke 085659031760

Untuk mendengar lagu-lagu mereka, langsung kunjungi:


Tesla dan Ivan

Selamat menggali … ^_^

Sundea

Komentar

Dwi Cahya Yuniman mengatakan…
Terima-kasih liputannya, Om Niman senang sekali... :D
Tapi ada beberapa koreksi nikh; 1. Sunday Kroyokeanjes HARI ITU memang pengganti Sunday Jazz di Potluck Kitchen HARI ITU yang urung penyelenggaraannya, tapi BUKAN pengganti Sunday Jazz di Potluck seterusnya. 2. Kroyokeanjes temen-temen di ITB memang diselenggarakan tiap Minggu, tetapi Sunday Kroyokeanjes TIDAK diselenggarakan tiap Minggu. Kapan diselenggarakannya, ya "improvisasi" ITB Jazz dan Klab Jazz aja itu maaah ... hehehe
Sundea mengatakan…
Oh, gitu, toh ... iya maaf-maaf, segera dikoreksi ... =)

Sama-sama, Oom ...