Demam gelang Power Balance membusa dan terbilas seperti shampo. Hanya sekejap ia populer sebagai gelang keseimbangan yang prestisius, setelah itu ia dicerca karena ternyata tak mengandung khasiat apa-apa. Selasa sepekan lalu (04/01), pihak manajemen Power Balance Australia mengakui bahwa tak ada penelitian ilmiah yang mendukung pernyataan mereka seputar manfaat gelang berhologram ini.
Lalu tepat di hari keseimbangan satu minggu yang lalu (06/01), penjual resmi gelang Power Balance di Indonesia, Point Break, menarik gelang yang diisukan menjaga keseimbangan ini dari seluruh gerainya. Berita pun riuh bertiup. Gelang ini segera menjadi bahan tertawaan dan ditinggalkan. Purnalah masa jaya Power Balance yang konon dikenakan para olahragawan terkenal manca negara. Seperti shampo sisa keramas, buihnya mengalir menuju keentahan melalui lubang kamar mandi.
Tetapi ternyata kesaktian sejati justru terkandung dalam gelang Power Balance yang katanya palsu. Dengan caranya sendiri si palsu memiliki “a power to make balance”. Setelah yang asli kehilangan kekuatannya, si palsu tetap berkeliaran tanpa gentar di pasar dan pinggir jalan. Kehadirannya mengandung peran, turut menjaga keseimbangan sistem ekonomi bagi sebagian masyarakat. Tidak ada sugesti, yang ada hanyalah kesepakatan.
Di salah satu kios Pasar Lembang, sebuah gelang Power Balance terpajang penuh percaya diri di antara asesoris gemerlap imitasi. “Silakan, Neng, yang mana,” penjaga kios segera tanggap melihat saya yang berdiri lama-lama di depan etalasenya.
“Yang itu, Pak, yang merah, harganya berapa?”
“Dua lima, Neng.”
“Mahal amat?”
“Yah … Neng tau sendirilah gelang itu harganya berapa,” kata pemilik kios dengan bangga dan yakin.
Masihkah kamu percaya pada kekuatan Power Balance? Sebagian kisahnya mungkin membusa dan terbilas seperti shampo. Tetapi menurutmu, mengapa rambutmu harum dan berkilau?
Sundea
Komentar