Menteng’s Lights

-SDN Menteng 03, 29 April 2010-

Bahasa Inggris menggunakan kata yang sama untuk ringan dan cahaya : “light”. Pagi itu cahaya-cahaya kecil melompat-lompat ringan di SD Menteng 03. Meski kelas terlalu sesak untuk menampung murid kelas 1-5 SD di sekolah tersebut, mereka tak kehabisan ruang untuk berbahagia. “Ayo kereta api, jalaaaan !” seru seorang gadis kecil yang kebagian duduk berderet di luar kelas.


Qonita, duta Kecil-kecil Punya Karya yang datang untuk berbagi pengalaman hari itu memiliki cahaya dan keringanannya tersendiri. Ia yang menulis sejak kelas 1 SD mempunyai suara seringan dan sehalus kapas serta cahaya yang teduh seperti dian. “Dulu buatku nulis sekedar hobi. Sekarang dijadikan bagian hidup karena setiap hari aku nulis,” ujar murid SLTP Muhmmadiyah Cileungsi itu.

Di tengah segala kehirukpikukkan yang terjadi, acara berlangsung seru dan secara menakjubkan tetap efektif. Sambil berdiri di atas kursi, mundar-mandir di sela teman-temannya, bahkan mengelilingi meja pembicara sambil bertanya ini-itu, teman-teman kecil kita menyimak dengan baik seluruh materi yang disampaikan. Diam-diam ada pula seorang teman yang telah menulis lebih dari 100 halaman, namanya Qorano. “Tokoh utamanya Robot yang menyelamatkan dunia dari kejahatan,” ujar Qorano ketika diminta menceritakan isi karyanya.

“Light” lainnya datang dari seorang siswa yang diam-diam mengamati, Moses Putra. Banyaknya murid membuat suara dari speaker tertelan, karena itu Moses dengan ringan tangan memegang mikrofon ke arah speker untuk membantu kemaksimalan fungsi kotak hitam tersebut. Seperti bias cahaya lilin, ia pun sempat menyapa Kak Boy dari WBD Goes to School yang agak kurang tidur, “Kak, Kak, matanya, kok mendung … ?”


Pagi tak mengisyaratkan apapun. Namun siang itu, setelah World Book Day Goes to School edisi SDN Menteng 03 usai, hujan tahu-tahu turun deras. Cahaya matahari luruh oleh air hujan yang jatuh karena lelah menjadi awan ringan …

Sundea
Artikel ini juga ada di sini

Komentar