Dua belas tahun yang lalu, Mei diberondong berbagai peristiwa berdarah. Mulai dari tragedi Trisakti, penjarahan besar-besaran, hingga turunnya Suharto dari tampuk kepresidenan yang telah panas oleh pantatnya selama lebih dari tiga puluh tahun.
Setelah dua belas tahun berlalu, luka-luka itu ternyata belum kunjung kering. Ketika berbagai media kembali menyentuhnya, jejaknya melekat di jari seperti cat yang masih basah.
Psst … teman-teman, jangan tertipu oleh paragraf awal “inti matahari” yang tampak agak kekoran-koranan di atas. Pada edisi minggu ini, Salamatahari.blogspot justru mengajak teman-teman menyentuh “luka” dan “dua belas” dengan cara berbeda. Lima posting mengenai dua belas yang celaka sekaligus jenaka dan personal hadir di hari Kebangkitan Nasional ini. Semoga membangkitkan semangat juga.
Dua belas tahun berlalu setelah berbagai tragedi membuat Indonesia berdarah-darah. Jangan sampai lumpuh, ayo bangkit dan belajar menapak lagi.
Lari, larilah yang jauh menuju sinar matahari, kakiku adalah kakimu …
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea
Komentar