Dari(s) Mana datangnya Angin, Dari(s) Jalan Masuk ke Becak

“Ke mana, Neng ?”
“Ke mana, ya, Pak ? Ke D.U aja, deh …”
“Temen-temennya mana, Neng ?”
“Di mana-mana selain di sini … hehehe …. kalau Bapak temen-temennya mana ?”
“Udah pada pulang kampung ke Kebumen, ada tiga orang …”
“Ooo … Bapak orang Kebumen. Saya Dea. Bapak namanya siapa ?”
“Daris.”

Sepanjang perjalanan, kami yang sedang tak punya teman pun jadi berteman. “Dulu saya jual handphone di daerah Kebon Kelapa,” cerita Pak Daris. “Oh, ya ?” tanya saya sambil melirik topi berbordir Samsung yang dikenakan Pak Daris. “Iya, tapi yang beli handphone jarang, jadi kurang mencukupi,” ujar Pak Daris. 

Sudah setahun ini Pak Daris menarik becak di seputar Dago-Dipati Ukur. “Selama narik becak, ada pengalaman seru apa, Pak ?” tanya saya. “Biasa-biasa aja. Paling suka ada yang bayarnya kurang,” sahut Pak Daris setengah bersungut. Meski demikian, penghasilannya yang empat puluh sampai lima puluh ribu per hari masih lebih besar ketimbang menjual handphone. “Kalau jual handphone, dapatnya paling seperempatnya itu,” ujar Pak Daris.

Ketika menyebrang di daerah Cisangkuy, Pak Daris turun dari sadel dan mendorong becaknya. Sementara itu, saya masih menanya-nanyainya, “Pak, Pak, blog saya besok kan temanya angin. Kalau disuruh ngehubungin becak sama angin, menurut Bapak hubungannya apa ?” Agak terengah Pak Daris menjawab, “Kalau ada angin enak. Kalau nanjak begini napasnya nggak terlalu capek, gitu …”

Kami tiba di daerah Dipati Ukur. Saya yang masih ingin mengobrol mengajaknya berjalan lebih jauh lagi, 

“Mau, nggak, Pak, saya tambahin lima ribu sampe Dago ?”
“Naik angkot aja. Dua ribu.”
“Hehehe … iya, deh. Makasih,ya, Pak …”

Setelah memotret-motret Pak Daris , saya melanjutkan perjalanan ; berjalan kaki dari Dipati Ukur sampai Dago. Matahari membakar angin, membuatnya terasa panas di kulit. Dengan membiarkannya mencengkram, saya mengenalinya baik-baik.

… ia adalah angin yang sempat bertiup dingin ke dalam becak Pak Daris …

Sundea

Komentar

Grace Dwitiya Amianti mengatakan…
Hehehe Dea, kalo ke Dago ya nanjak dong...capek Pak Becaknya :D
Sundea mengatakan…
Hehehe ... iya ...tadinya kirain kali2 mau ... =p