Serial Tuhan

Tuhan ada di mana-mana, saya merasa dikelilingi dan dijaga.

Tuhan 1
Tuhan melompat ke dalam selokan
Ia mungkin mencari yang hilang
atau menghilang dari yang mencari
“Kresek nggak bisa dicerna,”kata seorang teman
“Kadang Tuhan juga susah dicerna,” sahut saya
Dalam selokan, Tuhan menghilang
Berenang-renang

Tuhan 2
Tuhan tersangkut di pucuk daun
“Plastik nggak ramah lingkungan,” kata teman saya
“Dia ramah dengan caranya sendiri,” saya membela
Siang itu Tuhan melindungi pucuk daun dari terik
Daun jadi kemilau
Bersalut cahaya matahari dan aura Tuhan

Tuhan 3
Tuhan tergeletak di bebatuan
Tertindih tutup es krim dan styrofoam
Saya membebaskan Tuhan dari beban-beban,
“Sekarang Kamu boleh pergi ke manapun Kau mau, Tuhan …”
Angin bertiup menerpa Tuhan,
“Aku hanya ingin terbang ke arahmu, Dea … hanya ke arahmu …”

Tuhan 4
Tuhan terjepit
di sisi tas Ndit
“Kamu sedang apa, Tuhan ?” tanya Dea
Tuhan tidak menjawab
Mungkin kesempitan membuatnya lelah dan lelap

Tuhan 5
Berkresek-kresek Tuhan kuning
menyapa dari balik jendela bening
“Aku menggendong onde-onde,” kata para Tuhan ceria
Lampu kuning berubah hijau
Mobil teman saya melaju meninggalkan Tuhan
dan sang pedagang asongan

Tuhan 0
Tuhan,
aku merasa tetap sendiri
meski Engkau ada di mana-mana
mengelilingi dan menjaga
Sundea,

Jakarta, 14 Maret 2010, sepulang dari acara Go Green di Pondok Indah

tuhan

Komentar

M. Lim mengatakan…
:)
http://penabuluangsa.blogspot.com/2010/03/tuhan-mendengarkan-pikiran-saya.html
benar-benar tuhan di mana-mana
salamatahari mengatakan…
Gua udah baca, Mir ... posting lu nice banget ...
Anonim mengatakan…
keren de...
Sundea mengatakan…
Makasih, Nim.
blueismycolour mengatakan…
penomorannya uniq ya!
tp gw suka yg terakhir tuh..
interpretasinya bebas bgt!
menyentuhhhh bgt Dea!! kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn...
Sundea mengatakan…
Penomorannya ada maksudnya, Li ...

Btw, thank's, lho ... =D