Psst … ini adalah beberapa penyalamatahari yang secara random berkenalan dengan Salamatahari …
Pak Heru
Beliau bergerak di dunia marketing, mengaku kurang menyukai facebook dan blog karena membuat orang jadi terlalu personal dan anak-anak dewasa sebelum waktunya. “Tapi ini saya suka,” katanya setelah melihat Salamatahari. “Saya suka anak muda yang mencari lapangan pekerjaan sendiri. Kuncinya, kita harus menjadi mutiara. Berbeda di antara yang sudah ada,” nasehat Pak Heru. Obrolan Dea dan Pak Heru berakhir bahagia saat akhrinya Pak Heru membeli Salamatahari # 2
= D
Pak Supir Trans Jakarta
Entah siapa namanya, yang pasti dia tampak bahagia saat Em dan Dea duduk di tangga busway sambil mendongeng tentang Salamatahari. Ia pun semakin sumringah saat Em dan Dea memberinya pembatas buku Salamatahari.
Bram
Mahasiswa Sekolah Tinggi Bahasa Asing ini sungguh serius sekali. Saat bertemu Dea, dia terus membicarakan buku-buku sosial, filsafat dan politik yang berat-berat.
Untuk menceriakan harinya, Dea menyarankan Bram membeli Salamatahari. Tak lupa Dea menitipkan pembatas buku Salamatahari untuk dibagikan di kampus Bram.
Psst … usut punya usut, ternyata Bram adalah kakak dari Margareth Nita, lho, public relation pada launching Salamatahari # 2 November lalu.
Penyalamatahari adalah teman-teman yang men-salamatahari dan menyalakan matahari.
Psst … siapa tahu minggu-minggu mendatang kamu pun hadir di halaman ini ^_^
Komentar
psti Penyalamatahari itu bahagia ya bs kenal sm salamatahari........(kaya aq gtu deh)
slalu mrasa hangat dngn senyum lebar yg slalu mengembabg di bibirku........
^_^ *keliatan ngga de......????????*
yesssssssss aq jd yg prtama bc edisi 10 ini,skaligus yg prtama komen......... huhu.....
^_^ what a wndrfull world........
*bernyanyi lgi tuh si gadis kecil*
Keliatan-keliatan-keliatan, Widi lagi senyum.
Makasih, ya, selalu setia main ke sini. Itu energi, lho, buat Dea ... ^_^
(Dea juga senyum lebar, Wid. Keliatan, nggak ?)
@Ndit : Iya. Hari itu seneng, deh, bisa ngobrol2 sama Si Pak Supir ... ^_^