Akhir-akhir ini, seperti angin gelebug, berita kematian menerpa tak henti-henti. Hampir setiap hari saya berpapasan dengan kabar duka, atau dihampiri cerita perkabungan. Seperti angin gelebug, peristiwa-peristiwa itu menggigitkan dingin yang membuat “meriang”. Namun, ketika saya mengambil waktu untuk menyimak, desau “angin gelebug” menjelma nyanyian lirih yang meniupkan pertanyaan:
Ke mana sukma setelah tubuh mengucapkan selamat tinggal?
Surga-neraka, alam baka, nirwana, afterlife, dan banyak lagi sebutannya, adalah konsep yang dikenal oleh berbagai iman kepercayaan maupun sains. Ketika bercerai dengan tubuh, ke sanalah sukma diyakini membawa siuh. Mengenai ini, setiap orang mempunyai pandangan masing-masing terkait keyakinan dan budaya. Saya sendiri percaya, afterlife adalah suatu tempat yang baik. Kesadaran saya tak dapat memastikan wujudnya, namun entah bagaimana, hati kecil saya mengenalnya seperti hidung mengenal aroma kampung halaman.
Di pertemuan daring cswritersclub 18 Februari 2021 (yang ternyata bertepatan dengan satu tahun wafatnya Ashraf Sinclair), saya yang kebetulan bertugas sebagai host, mengangkat tema “Afterlife”.
Tiga belas peserta memeluk erat dengan tulisan masing-masing. Ada yang membuat cerita fiksi, melemparkan pertanyaan balik, menggali secara filosofis, pun bersandar pada pengalaman pribadi dan kenangan akan orang-orang terkasih yang telah berpulang.
Tulisan Yoga Palwaguna, yang mengisahkan kenangannya dengan sang kakek, terpilih sebagai cerita terfavorit malam itu. Sebelum akhirnya berkalang tanah, perlahan-lahan kakek Yoga kehilangan ingatan. Namun, afterlife adalah tempat yang dipercaya Yoga mengembalikan segala yang hilang:
Namaku telah pulang pada ingatannya, dan mataku kembali mengenali warna bajunya.
Supaya teman-teman dapat ikut membacanya, di zine-zine-an online edisi ini saya mengunggah tulisan Yoga sekalian mewawancarai Yoga sebagai penyalamatahari.
Secara singkat, saya juga mengulas kedua belas tulisan lain yang lahir dari Cswritersclub edisi “Afterlife”. Saya pun menautkan akun media sosial mereka. Siapa tahu teman-teman ingin berkenalan lebih jauh dengan teman-teman ini.
Biarkan imajinasimu berkelana melampaui hidup, melampaui hidup…
Kami mengirim doa untuk sukma yang dipercaya bertolak menyongsong afterlife…
Pun untuk abu yang dilarung,
untuk jasad yang dikubur di dalam tanah lantas menumbuhkan tanaman,
petilasan nyawa yang memberi hidup bagi life after it…
Selamat Hari Keseimbangan, Teman-teman
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea
Cswritersclub adalah komunitas menulis kesayangan Dea. Anggotanya terdiri dari latar belakang yang sangat beragam. Lewat menulis kami berlatih membuka diri, berkenalan dengan berbagai sudut pandang, menepis kecurigaan yang muncul karena kita tidak cukup saling mengenal, dan membiasakan diri menerima setiap perbedaan dengan hati selapang-lapangnya.
Komentar