Dalam Rahim Ayu Oktariani, Ibu dengan HIV



Di dalam rahim Ayu Oktariani, tersimpan kasih sayang dan harapan. Saat ini Ayu sedang menantikan kelahirannya. Istimewanya, Ayu adalah ibu yang hidup dengan HIV. Tahukah kamu bahwa ibu dengan HIV dapat melahirkan anak yang tidak terinfeksi? Tahukah kamu bawa Orang-orang dengan HIV (ODHA) tak harus mentransfer virus ini pada pasangannya? Apa itu HIV dan bagaimana sebetulnya penularannya?

Jangan sampai salah informasi! Baca wawancara ini untuk memahami lebih jelas. Keseharian ODHA tidak jauh berbeda dengan kehidupan kita yang tidak hidup dengan HIV…


  
Halo, Yu, pertama-tama selamat untuk kehamilannya, ya…
Terimakasih, kehamilan ini sangat kami nantikan dan memang direncanakan dengan sangat baik.

Cerita sedikit dong tentang keluarga kecil kamu…
Febby, suami saya, saat ini sedang sibuk dengan kegiatan terbarunya. Dia baru saja mendirikan sebuah akademi Futsal untuk anak-anak usia 2-14 tahun dan remaja 15th keatas. Nama akademinya Vamos Futsal Academy, bekerja sama dengan Timnas Futsal Nasional Mataram bernama Vamos. Selain itu, Febby juga masih aktif di Industri Kreatif Bandung dan giat bekerja sebagai wiraswasta untuk usahanya sendiri, yakni TWOC Clothing.

Kalau Malika, anak pertama saya, sekarang sudah kelas 4 SD. Sekarang ini lagi senang-senangnya melakukan begitu banyak aktivitas olahraga seperti sepak bola atau futsal yang otomatis ikut club bersama sang Ayah. Ia juga suka bermain badminton di sekolah, serta yang pasti rutin dijalaninya sih renang bersama club ESG di Hotel Horison 1 minggu 3 kali latihan. Dia bilang sih cita-citanya mau jadi atlet Renang.



Waahhh… semoga tercapai cita-cita Malikha. Keluarga sporty sekali hahaha. Kalau kamu sendiri kegiatannya apa, Yu, olahragaan juga?
Saat ini saya kebetulan lebih banyak beraktivitas di rumah. Menikmati waktu berharga bersama keluarga di Bandung. Tapi selain itu, saya juga aktif sebagai salah satu dewan di Organisasi bernama IPPI (Ikatan Perempuan Positif Indonesia), Jaringan Nasional untuk kelompok perempuan yang hidup dengan HIV dan juga terdampak HIV di Indonesia. Jadi suka bolak balik ke Jakarta yah sebulan beberapa kali. Selain itu, saya juga aktif nge-blog, sambil kampanye tentang HIV AIDS baik dari sisi personal, maupun kampanye secara luas kepada masyarakat Indonesia yang belum memahami HIV, ataupun mereka yang sudah ada di Circle Hiv tersebut.

Ok. Tadi kamu bilang kehamilan kamu sudah direncanakan dengan sangat baik. Kenapa harus direncanakan dengan sangat baik?
Itu semua karena saya kan HIV, sedangkan suami tidak. Sehingga untuk perencanaan kehamilan juga harus dilakukan dengan matang, supaya sang ayah dan jabang bayinya gak ketularan HIV.

Gimana cara pencegahannya dan apa saja yang musti direncanakan?
Ada banyak faktor penting yang harus benar -benar diperhatikan saat “perempuan dengan HIV” mau punya anak. Gak boleh sembarangan mengambil keputusan karena akan berpengaruh ke semua hal, bukan hanya si bayi tapi juga dirinya dan pasangannya.

Yang paling utama yang saya lakukan adalah mengkonsumsi Anti Retroviral (ARV) Terapi . ARV juga dikonsumsi oleh semua orang yang terinfeksi HIV. Fungsinya menekan jumlah pertumbuhan virus HIV, dan meminimalisir penularan baik kepada pasangan ataupun kepada bayi yang akan dikandung nanti. Setelah minum ARV, kondisi kekebalan tubuh saya kembali membaik, kondisi kesehatan saya dinyatakan memenuhi syarat menjalani program kehamilan oleh tim dokter HIV saya. Dan selama kehamilan berlangsung, saya terus melanjutkan terapi ARV, ditambah dengan vitamin-vitamin yang diberikan oleh dokter kandungan, sama persis dengan ibu hamil lainnya. Gak ada bedanya.

Nah. Kalau begitu, apa pengalaman ibu-ibu hamil pada umumnya yang sekarang kamu alami?
Yang pasti sih lagi seru-serunya muntah-muntah, efek umum di trimester awal kehamilan. Terus yang agak beda sama kehamilan sebelumnya, jadi lebih males, lebih jorok, lebih mellow dan gampang nangis. Hahaha, tapi semuanya tetap disyukuri, karena berkah yang tak terhingga dari Tuhan.

Supaya orang-orang punya gambaran, boleh cerita sedikit tentang HIV?
HIV itu singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, atau kalau dibahasaindonesiakan, “virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia”.  Saat kekebalan tubuh manusia terserang virus HIV, pada umunya manusia kondisinya akan melemah, dan lebih mudah terserang berbagai macam jenis kuman, penyakit, bakteri virus, dan lain lain.

Jadi bukan mereka yang berbahaya bagi orang-orang, tapi lingkungan sekitar yang banyak kuman penyakitnya, yang bahaya bagi ODHA seperti kami ini.

Ok. Point terakhir itu perlu kita catet, ya. Kalau begitu sebetulnya gimana penularan HIV?
Penularan HIV ada beberapa cara, yang pertama melalui hubungan seksual tanpa pengaman, yang kedua melalui penggunaan jarum suntik yang mengandung virus HIV secara bergantian, yang ketiga melalui transfusi darah yang mengandung virus HIV, dan yang keempat melalui ibu HIV positif kepada bayinya tanpa intervensi pengobatan/perencanaan kehamilan yang tepat. Kalau yang tadi caranya, kalau medianya hanya ada di 4 caitan tubuh yakni darah, Air Susu Ibu, cairan mani, dan cairan vagina.

Jadi nggak akan menular lewat interaksi sosial seperti bersentuhan, makan bersama, minum bersama, dan lain-lain…?
Enggak. Selain keempat cairan tubuh tersebut, HIV tidak akan menular kepada manusia. HIV tidak akan menular melalui interaksi sosial seperti berenang satu kolam bersama, bergantian menggunakan toilet, alat makan atau pakaian.

Selain mengonsumsi ARV, apa yang membuat orang-orang dengan HIV dapat tetap bugar?
Membiasakan untuk selalu bahagia dan menjauhkan energi negatif dalam kehidupan. Menjalani hobi dan kesukaan, beraktivitas dengan masyarakat, traveling dan lain sebagainya sangat membantu untuk meningkatkan hormon endorphin yang manfaatnya sangat banyak bagi tubuh. Selain itu dukungan dan kasih sayang dari orang disekitar saya juga sangat membantu, pemulihan kondisi baik fisik ataupun mental. Sehingga, meskipun sudah hidup dengan virus HIV selama 7 tahun, tetap sehat dan bisa aktif bekerja sama seperti masyarakat indonesia lainnya yang gak hidup dengan HIV.

Ok. Karena salamatahari edisi ini temanya “simpan”, apa yang ada di pikiran kamu waktu mendengar kata “simpan”?
Hmm, apa yaaa.. hahahaha... bingung. Simpan, menyimpan.. mmm yang kebayang adalah bagaimana menjaga sesuatu dalam kehidupan kali ya, karena kadangkala seringkali kita lalai, atau cuek sama apa yang udah kita punya, cenderung abai, malah sibuk mencari yang gak ada, yang ada malah gak dijaga baik - baik.

Apa tiga hal di hidup kamu yang menurut kamu perlu kamu simpan?
Kepercayaan, kesehatan, dan cinta kasih keluarga.

Kalau diajak menggali, menurut kamu apa kekuatan terbesar yang tersimpan di dalam diri kamu sebagai calon ibu?
Pertanyannya rada bikin mellow nih … hahaha… :’)
Saya nih orangnya penyayang dan perhatian sekali sama orang lain ataupun benda. Kalau sudah sayang pasti dijaga dengan sangat baik, diperhatikan, dan dirawat dengan benar. Akan rela melakukan apapun untuk menjaga mereka agar tetap terpelihara, sehat, terawat dan bahagia. Jadi, mudah-mudahan sih itu bisa jadi modal yang sangat baik, supaya menjalani 7 bulan kehamilan ini (sekarang kehamilan Ayu sudah berusia 8 minggu-red) ke depannya tetap dengan penuh syukur, juga sampai si bayi lahir nanti.

Sippp…makasih, ya, Yu, semoga lancar proses kehamilannya dan sehat terus…
Makasih, Deaaa …aminn…

Apa yang tersimpan dalam diri Ayu menentukan segala hal yang kemudian dibagikannya. Semangat, kasih sayang, rasa syukur, optimisme, dan kebahagiaan. Nutrisi itu jugalah yang tengah diserap si kecil di dalam rahimnya, semoga kelak menjadi modal jabang bayi tersebut menghadapi dunia. Doa saya menyertai Ayu dan seluruh keluarganya.

Ingin mengenal Ayu lebih jauh dan tahu lebih banyak mengenai hal-hal yang disimpannya? Silakan mampir ke http://www.sukamakancokelat.com/.

Mandala. Ayu's pregnancy diary


Sundea

foto dok. Ayu

Komentar