Ambisi adalah motor yang menggerakkan kita. Tetapi kita memiliki segalanya justru saat tahu kapan harus berkata cukup. Karena setiap kita mempunyai kapasitas, kita perlu memahami sebatas mana kita terpenuhi, dan sejauh mana penuh itu justru terlampaui. Ketika makna “penuh” sampai terlewat, kita malah berpotensi kehilangan segalanya.
Di edisi ini ada posting-posting seputar “berkata cukup”. Ada adik-adik di Kampung Kolase yang akan segera berkata “cukup sampai di sini” pada wilayah tempat tinggalnya, ada Pak Yeri yang berkata cukup pada pekerjaan lamanya, ada Sarita Rahmi Listya yang cukup mengejar mimpi yang di depan mata dahulu, dan ada Kutak Pandura – teman Anak Beruang – yang justru harus membagikan nada-nadanya agar dapat berkata cukup.
Rasa syukur adalah kekayaan yang tidak mempunyai batas kapasitas. Ia adalah esensi “cukup” yang sungguh-sungguh terpahami.
Saat ini, kita sedang mengejar apa?
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea
Komentar